Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Belajar Tak Boleh Terhenti di Tengah Pandemi

Sudah lebih delapan bulan proses belajar mengajar secara tatap muka di Riau harus terhenti akibat pandemi Covid-19. Meskipun para siswa tidak datang ke sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19, namun belajar tak boleh terhenti di tengah pandemi.

Laporan: SOLEH SAPUTRA (Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pandemi Covid-19 membuat sekolah tak bisa lagi secara tatap muka. Pemerintah melalui dinas pendidikan melaksanakan proses belajar mengajar secara dalam jaringan (daring) atau kerap disebut sistem online.

"Pandemi Covid-19 sudah delapan bulan lebih terjadi, karena itu mulai 20 Maret para siswa sekolah di rumah. Tapi kita tidak boleh menjadikan hal tersebut sehingga proses belajar terhenti. Belajar tetap bisa dilakukan acara dengan sistem daring," kata Kepala SMAN 7 Pekanbaru Dr Nurhafni MPd pada kegiatan Riau Pos Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan yang dilaksanakan di Graha Pena Riau, Selasa (3/11).

Dalam kesempatan itu, Nurhafni menyampaikan, pada awal-awal dilaksanakan belajar dengan sistem daring terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Baik dari majelis guru dan juga para siswa. Namun kendala tersebut saat ini perlahan sudah bisa diatasi.

"Kendala awal penerapan sistem belajar daring kuota internet, kemudian ada kebijakan dana internet boleh menggunakan dana BOS. Setelah itu juga ada bantuan dari kementerian," ujarnya.

Baca Juga:  PPKM Level 2 Berakhir di Dumai

Selain kendala kuota internet, juga sempat menjadi kendala tidak semua siswa memiliki handphone android yang bisa digunakan untuk penerapan belajar daring. Terkait hal ini, pihaknya juga sudah memberikan solusi.

"Bagi anak yang tidak memiliki handphone, diberi dispensasi menggunakan sistem luar jaringan (luring)," sebutnya.

Agar para siswa tidak merasa bosan dengan sistem belajar daring, ujar Nurhafni,  pihaknya juga melakukan beberapa inovasi metode pembelajaran. Kemudian guru juga diingatkan agar tidak terlalu banyak memberikan tugas kepada siswa.

"Kami sudah ingatkan guru tidak memberikan tugas yang berlebihan kepada anak. Karena ada edaran baru, tidak perlu mengejar kurikulum. Jadi sekarang sistem guru memberikan pelajaran yang menarik sehingga tidak bosan," ujarnya.

Dengan sistem pembelajaran daring, pihaknya mengimbau kepada orangtua dapat bekerja sama dalam mengawasi dan memberikan dukungan kepada anak.

"Kami imbau orangtua bisa kerja sama. Karena kondisi ini tidak bisa dielakkan, kita hadapi bersama dengan gotong royong. Peserta didik jangan sampai lengah dan mundur, tetaplah berkarya," ajaknya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Riau Zul Ikram SPd MPd mengatakan, pembelajaran dengan sistem daring tersebut sudah diterapkan sejak tahun ajaran baru 2020-2021. Ada tiga pola pembelajaran, yakni daring, luring, dan menggabungkan keduanya. "Bagi daerah yang memiliki koneksi bagus, maka sistem daring bisa dilaksanakan. Namun bagi daerah pinggiran atau pesisir yang terkendala jaringan internet, maka tetap menjalankan sistem luring dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Baca Juga:  Imparsial Desak Pemerintah Cabut SKB Penanganan Radikalisme ASN

Terkait adanya kendala keterbatasan handphone android, Zul Ikram menyebut bahwa pihaknya telah memberikan bantuan berupa handphone android kepada para siswa yang memang dinilai tidak mampu.

"Memang awalnya ada kendala, yakni android, tapi sudah ada didistribusikan beberapa bantuan kepada siswa," ujarnya.

Zul Ikram mengakui, sistem pembelajaran daring memang masih belum familiar dan pastinya terdapat kendala. Untuk mengatasi itu, lagi-lagi pihaknya meminta bantuan orangtua.

"Mari atasi kendala yang ada dengan meningkatkan peran orangtua dan guru, karena proses ini tidak akan maksimal tanpa diawasi orangtua," ajaknya.

Di saat pandemi Covid-19 masih terjadi dan proses belajar tetap harus dilaksanakan, Zul Ikram juga berpesan kepada guru, siswa, dan orangtua untuk terus mawasdiri dan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari.

"Kita harus disiplin dan taat asas. Jangan takabur, mawasdiri. Mengikuti imbauan Gubernur Riau dalam protokol kesehatan. Istiqomah dan tawakkal kepada Allah. In sya Allah pandemi ini dapat kita antisipasi dan segera hilang," imbuhnya.***

Sudah lebih delapan bulan proses belajar mengajar secara tatap muka di Riau harus terhenti akibat pandemi Covid-19. Meskipun para siswa tidak datang ke sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19, namun belajar tak boleh terhenti di tengah pandemi.

Laporan: SOLEH SAPUTRA (Pekanbaru)

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pandemi Covid-19 membuat sekolah tak bisa lagi secara tatap muka. Pemerintah melalui dinas pendidikan melaksanakan proses belajar mengajar secara dalam jaringan (daring) atau kerap disebut sistem online.

"Pandemi Covid-19 sudah delapan bulan lebih terjadi, karena itu mulai 20 Maret para siswa sekolah di rumah. Tapi kita tidak boleh menjadikan hal tersebut sehingga proses belajar terhenti. Belajar tetap bisa dilakukan acara dengan sistem daring," kata Kepala SMAN 7 Pekanbaru Dr Nurhafni MPd pada kegiatan Riau Pos Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Dunia Pendidikan yang dilaksanakan di Graha Pena Riau, Selasa (3/11).

- Advertisement -

Dalam kesempatan itu, Nurhafni menyampaikan, pada awal-awal dilaksanakan belajar dengan sistem daring terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Baik dari majelis guru dan juga para siswa. Namun kendala tersebut saat ini perlahan sudah bisa diatasi.

"Kendala awal penerapan sistem belajar daring kuota internet, kemudian ada kebijakan dana internet boleh menggunakan dana BOS. Setelah itu juga ada bantuan dari kementerian," ujarnya.

Baca Juga:  Warga Pekanbaru Ditangkap Bawa 1 Kg Sabu 

Selain kendala kuota internet, juga sempat menjadi kendala tidak semua siswa memiliki handphone android yang bisa digunakan untuk penerapan belajar daring. Terkait hal ini, pihaknya juga sudah memberikan solusi.

"Bagi anak yang tidak memiliki handphone, diberi dispensasi menggunakan sistem luar jaringan (luring)," sebutnya.

Agar para siswa tidak merasa bosan dengan sistem belajar daring, ujar Nurhafni,  pihaknya juga melakukan beberapa inovasi metode pembelajaran. Kemudian guru juga diingatkan agar tidak terlalu banyak memberikan tugas kepada siswa.

"Kami sudah ingatkan guru tidak memberikan tugas yang berlebihan kepada anak. Karena ada edaran baru, tidak perlu mengejar kurikulum. Jadi sekarang sistem guru memberikan pelajaran yang menarik sehingga tidak bosan," ujarnya.

Dengan sistem pembelajaran daring, pihaknya mengimbau kepada orangtua dapat bekerja sama dalam mengawasi dan memberikan dukungan kepada anak.

"Kami imbau orangtua bisa kerja sama. Karena kondisi ini tidak bisa dielakkan, kita hadapi bersama dengan gotong royong. Peserta didik jangan sampai lengah dan mundur, tetaplah berkarya," ajaknya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Riau Zul Ikram SPd MPd mengatakan, pembelajaran dengan sistem daring tersebut sudah diterapkan sejak tahun ajaran baru 2020-2021. Ada tiga pola pembelajaran, yakni daring, luring, dan menggabungkan keduanya. "Bagi daerah yang memiliki koneksi bagus, maka sistem daring bisa dilaksanakan. Namun bagi daerah pinggiran atau pesisir yang terkendala jaringan internet, maka tetap menjalankan sistem luring dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Baca Juga:  Dukungan Bertambah, Syarudin Husin Teratas

Terkait adanya kendala keterbatasan handphone android, Zul Ikram menyebut bahwa pihaknya telah memberikan bantuan berupa handphone android kepada para siswa yang memang dinilai tidak mampu.

"Memang awalnya ada kendala, yakni android, tapi sudah ada didistribusikan beberapa bantuan kepada siswa," ujarnya.

Zul Ikram mengakui, sistem pembelajaran daring memang masih belum familiar dan pastinya terdapat kendala. Untuk mengatasi itu, lagi-lagi pihaknya meminta bantuan orangtua.

"Mari atasi kendala yang ada dengan meningkatkan peran orangtua dan guru, karena proses ini tidak akan maksimal tanpa diawasi orangtua," ajaknya.

Di saat pandemi Covid-19 masih terjadi dan proses belajar tetap harus dilaksanakan, Zul Ikram juga berpesan kepada guru, siswa, dan orangtua untuk terus mawasdiri dan menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari.

"Kita harus disiplin dan taat asas. Jangan takabur, mawasdiri. Mengikuti imbauan Gubernur Riau dalam protokol kesehatan. Istiqomah dan tawakkal kepada Allah. In sya Allah pandemi ini dapat kita antisipasi dan segera hilang," imbuhnya.***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari