Minggu, 10 November 2024

Ibrahimovic dan Perseteruannya dengan CEO AC Milan

- Advertisement -

Hubungan Zlatan Ibrahimovic dengan AC Milan, kini berada di ambang "bahaya". Solanya, terang-terangan pemain veteran ini melawan sang bos Milan, Ivan Gazidis. Ada apa?

PERSETERUAN antara  Zlatan Ibrahimovic dan CEO AC Milan, Ivan Gazidis, terjadi pada akhir Juni lalu. Kejadian tersebut bermula saat Gazidis mengunjung kompleks latihan klub di Milanello untuk mengumumkan keputusan pemotongan gaji para pemain akibat pandemi corona (Covid-19). Namun komentar tajam keluar dari mulut Ibra kepada Gazidis yang kabarnya tak terlihat di dalam tim sejak 4 Mei.

- Advertisement -

“Ke mana saja Anda selama ini dan baru kelihatan 48 jam sebelum semifinal (semifinal Copa Italia melawan Juventus, red)? Ini bukanlah Milan. Terlalu banyak ketidakpastian,” ujar Ibra seperti dilansir Corriere dello Sport.

Kritik pedas Ibra bukanlah hal baru. Penyerang asal Swedia ini memang dikenal sosok yang temperamen baik di dalam maupun di luar lapangan, layaknya petinju yang menghujamkan pukulan demi pukulan kepada lawannya dan tak berhenti hingga sang lawan tersungkur KO.

Jika menengok sejarah Ibra dan sifat bengalnya tentu tidaklah heran. Namun pilihan “lawan” yang kali ini dipilih oleh penyerang jangkung ini agaknya merupakan sebuah kejutan: CEO klub.

- Advertisement -

Dirangkum dari berbagai sumber, termasuk dari La Gazzetta dello Sport, Ibra sampai mengatakan bahwa: “Ini bukan Milan-ku lagi, tidak ada proyek lagi. Jika aku bertahan di sini, itu karena aku ingin melampiaskan gairah (sepakbola, red)-ku.”

Pernyataan tersebut merupakan luapan amarah yang memuncak dibarengi rentetan hasil negatif Il Diavolo sejak kedatangannya kembali ke kota mode. Frustasi dan kekecewaan Ibra dimulai sejak Zvonimir Boban mengundurkan diri dari direksi AC Milan. 

Ibra juga mengancam pergi dari San Siro di musim panas ini, pun memang kontraknya hanya berdurasi singkat dan belum terlihat kesepakatan perpanjang kontrak antara kedua belah pihak.

Menariknya friksi di antara Ibra dan Gazidis ini bahkan akan membuat salah satu dari keduanya pergi, entah sang penyerang atau bisa saja eks CEO Arsenal tersebut yang harus mencari pelabuhan baru. Terlebih Ibra merupakan sosok yang memiliki karakter dan kepemimpinan yang kuat di dalam ruang ganti.

Meski Gazidis telah meminta maaf secara personal terhadap penyerang tersebut belum tentu juga direksi Milan akan melunak dan menganggap “pukulan” Ibra hanyalah gertak sambal agar kontraknya diperpanjang AC Milan.

Ribut dengan Kawan dan Lawan

Zlatan Ibrahimovic memang tak mau jauh-jauh dari sensasi dan keributan. Bukan pertama kali ia mengeluarkan pernyataan kontroversial atau bahkan terlibat adu mulut serta kontak fisik dengan orang-orang di sekitarnya, entah lawan maupun kawan. Menariknya yang menjadi “lawan” Ibra tak hanya pemain, tetapi juga pelatih dan kini CEO AC Milan, Ivan Gazidis.

Baca Juga:  Ditjen PAS Akan Cabut Hak Asimilasi dan Integrasi Napi

Sebelum pertarungan Ibra vs Gazidis tersaji, mantan bek Milan dan timnas Amerika Serikat, Oguchi Onyewu, sudah lebih dulu bertarung dengan Ibra (dalam artian sebenarnya) di Milanello. Keduanya memulai pertarung dengan adu mulut sebelum akhirnya Onyewu mencekik leher Ibra. Nahas bagi eks pemain Twente dan Malaga tersebut. Tulang rusuknya dipatahkan Ibra yang juga memiliki sabuk hitam taekwondo tersebut.

Dalam autobiografinya Ibra bahkan menulis: “Aku menanduknya, lalu kami bertarung hebat. Kami sama-sama ingin menghabisi lawan saat itu. Sungguh brutal! Kami berguling-guling, memukul dan saling menekel. Itu sungguh gila, seperti di antara hidup dan mati.” 

Bukan hanya pelatih Milan kala itu, Massimiliano Allegri, yang melerai keduanya, tapi juga Wakil Presiden Adriano Galliani pun turun tangan mengatasi konflik internal tim.

Bakat “bertinju” Ibra sebenarnya sudah dimulai saat dia merantau ke Ajax Amsterdam. Tak tanggung-tanggung, Rafael van der Vaart langsung jadi lawan pertama pemain keturunan Bosnia-Herzegovina tersebut. Ibra secara tidak sengaja mencederai van der Vaart dalam sebuah sesi latihan di 2004. Kemarahan eks pemain Real Madrid tersebut memuncak hingga ia mengatakan kepada awak media bahwa Ibra sengaja melakukannya.

Ibra sendiri sudah meminta maaf, namun hubungan keduanya kurang baik hingga Ronald Koeman harus turun tangan. Saat keduanya dipertemukan Koeman dan van der Vaart sekali lagi merajuk dengan yang dilakukan Ibra, Ibra secara mengejutkan memberikan respon: “Jika kau terus menghinaku, akan kupatahkan kedua kakimu kali ini dengan sengaja!”

Namun nasib van der Vaart sedikit lebih beruntung dibanding yang didapatkan mantan bek Toulouse, Jonathan Zebina, saat menjadi rekan setim Ibra di Juventus. Kali ini Zebina yang menjadi pesakitan karena menekel Ibra di dalam sesi latihan. Tanpa panjang lebar Ibra langsung memukul wajah Zebina hingga sang pemain tersungkur KO. 

Menariknya nasib mempertemukan mereka kembali saat Ibra hijrah ke Ligue 1 (membela Paris St Germain) dan hubungan keduanya tak pernah membaik.

Satu yang menarik adalah momen balas dendam Ibra kepada Marco Materazzi yang pernah menekelnya dulu kala bermain di Juventus. Keduanya sempat menjadi rekan setim kala membela Inter Milan, namun momen tersebut datang di Derby Milan pada November 2010 saat Ibra sudah hijrah ke AC Milan.

Pada menit ke-55 Ibra yang berhadapan satu lawan satu dengan Materazzi dengan mengangkat tinggi kakinya di udara sembari memperagakan jurus taekwondo. Sontak Materazzi, yang juga pernah konflik dengan Zinedine Zidane,  terjatuh dengan memegangi badannya. 

Ya, kali kedua ia tersungkur setelah insiden di Piala Dunia 2006 di Jerman. Menariknya, usai pertandingan Ibra berkelakar bahwa ia menantikan momen ini empat tahun yang lalu.

Baca Juga:  Lapas Kelas II A Bagansiapiapi Canangkan Zona Integritas

Ibrahimovic pernah berkelakar soal perseteruannya dengan bek Italia, Giorgio Chiellini, pada laga Grup E Piala Eropa 2016 di Stade de Toulouse, Jumat (17/6/2016). Italia sukses mengalahkan Swedia berkat gol tunggal yang dicetak oleh Eder pada menit ke-88. 

Hasil itu pun meloloskan Italia ke babak 16 besar. Selain gol Eder, pertandingan tersebut juga menyajikan hal yang cukup menarik perhatian, yakni rivalitas antara Ibrahimovic dan Chiellini.

Kontak fisik keduanya beberapa kali terlihat sepanjang pertandingan. Ibrahimovic juga sempat kesal setelah Chiellini melakukan pelanggaran terhadap pemain Swedia lainnya, John Guidetti. Namun, seusai laga, Ibrahimovic mengaku bahwa perseteruannya dengan Chiellini tak berlanjut hingga ke luar lapangan. 

"Semuanya baik-baik saja. Jika terjadi pertengkaran sungguhan, dia (Chiellini, red) akan berada di rumah sakit," ujar Ibrahimovic berseloroh, seperti dilansir Football Italia.

Penjagaan Chiellini dan para bek Italia terhadap Ibrahimovic memang tergolong ketat. Situasi itu dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat Swedia sama sekali tak bisa mencatatkan tendangan tepat sasaran.

Bukan kali itu saja Ibrahimovic "bergesekan" dengan Chiellini. Saat Ibrahimovic masih membela Inter Milan dan AC Milan, Chiellini sering meladeninya secara sengit. Setiap kali bertemu, Chiellini dan Ibrahimovic kerap terlibat friksi dan adu fisik. Kisah mereka pun sempat menjadi sorotan. 

Chiellini dan Ibrahimovic sebenarnya pernah sama-sama tergabung di Juventus. Namun, saat Juventus tersangkut kasus Calciopoli dan terdegradasi ke Serie B pada 2006, kedua pemain berpisah.

Naik "Kelas"

Seperti petinju yang naik kelas, “lawan” Ibra pun bertambah berat dari pemain menuju pelatih. Beberapa nama sempat cekcok mulut dengan penyerang jangkung ini, namun salah satu yang diingat mungkin perseteruannya dengan Pep Guardiola. Satu pernyataan yang menghancurkan kariernya di Barcelona saat ia berkata, “Anda pengecut. Anda tak akan bisa menyamai Mourinho.”  

Itu kata dia di depan Pep saat laga Barcelona melawan Villarreal. Latar belakang masalahnya adalah Ibra kecewa dengan keputusan-keputusan Pep yang semua harus lewat "persetujuan" Lionel Messi. Di klub lain Ibra selalu menjadi bintang utama dan diutamakan. Namun di Barcelona dia harus mau menjadi orang kedua setelah Messi yang, tentu, lebih disayangi Pep.

Sontak hal itu membuat hubungan keduanya memburuk, Pep bahkan tak berbicara kepada Zlatan setelah itu. Keduanya kembali bertemu di Liga Inggris saat Zlatan membela Manchester United yang dilatih oleh Jose Mourinho.

Kini yang teranyar CEO Milan yang menjadi lawan terbaru Ibra. Posisinya jelas di atas pemain dan pelatih, namun kali ini akankah Zlatan memenangkan “pertarungan” tersebut dengan memukul KO pria kelahiran Afrika Selatan tersebut?

Kita tunggu "pertarungan" menarik ini.

Sumber: Football Tribe/Soccerway/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Hubungan Zlatan Ibrahimovic dengan AC Milan, kini berada di ambang "bahaya". Solanya, terang-terangan pemain veteran ini melawan sang bos Milan, Ivan Gazidis. Ada apa?

PERSETERUAN antara  Zlatan Ibrahimovic dan CEO AC Milan, Ivan Gazidis, terjadi pada akhir Juni lalu. Kejadian tersebut bermula saat Gazidis mengunjung kompleks latihan klub di Milanello untuk mengumumkan keputusan pemotongan gaji para pemain akibat pandemi corona (Covid-19). Namun komentar tajam keluar dari mulut Ibra kepada Gazidis yang kabarnya tak terlihat di dalam tim sejak 4 Mei.

- Advertisement -

“Ke mana saja Anda selama ini dan baru kelihatan 48 jam sebelum semifinal (semifinal Copa Italia melawan Juventus, red)? Ini bukanlah Milan. Terlalu banyak ketidakpastian,” ujar Ibra seperti dilansir Corriere dello Sport.

Kritik pedas Ibra bukanlah hal baru. Penyerang asal Swedia ini memang dikenal sosok yang temperamen baik di dalam maupun di luar lapangan, layaknya petinju yang menghujamkan pukulan demi pukulan kepada lawannya dan tak berhenti hingga sang lawan tersungkur KO.

- Advertisement -

Jika menengok sejarah Ibra dan sifat bengalnya tentu tidaklah heran. Namun pilihan “lawan” yang kali ini dipilih oleh penyerang jangkung ini agaknya merupakan sebuah kejutan: CEO klub.

Dirangkum dari berbagai sumber, termasuk dari La Gazzetta dello Sport, Ibra sampai mengatakan bahwa: “Ini bukan Milan-ku lagi, tidak ada proyek lagi. Jika aku bertahan di sini, itu karena aku ingin melampiaskan gairah (sepakbola, red)-ku.”

Pernyataan tersebut merupakan luapan amarah yang memuncak dibarengi rentetan hasil negatif Il Diavolo sejak kedatangannya kembali ke kota mode. Frustasi dan kekecewaan Ibra dimulai sejak Zvonimir Boban mengundurkan diri dari direksi AC Milan. 

Ibra juga mengancam pergi dari San Siro di musim panas ini, pun memang kontraknya hanya berdurasi singkat dan belum terlihat kesepakatan perpanjang kontrak antara kedua belah pihak.

Menariknya friksi di antara Ibra dan Gazidis ini bahkan akan membuat salah satu dari keduanya pergi, entah sang penyerang atau bisa saja eks CEO Arsenal tersebut yang harus mencari pelabuhan baru. Terlebih Ibra merupakan sosok yang memiliki karakter dan kepemimpinan yang kuat di dalam ruang ganti.

Meski Gazidis telah meminta maaf secara personal terhadap penyerang tersebut belum tentu juga direksi Milan akan melunak dan menganggap “pukulan” Ibra hanyalah gertak sambal agar kontraknya diperpanjang AC Milan.

Ribut dengan Kawan dan Lawan

Zlatan Ibrahimovic memang tak mau jauh-jauh dari sensasi dan keributan. Bukan pertama kali ia mengeluarkan pernyataan kontroversial atau bahkan terlibat adu mulut serta kontak fisik dengan orang-orang di sekitarnya, entah lawan maupun kawan. Menariknya yang menjadi “lawan” Ibra tak hanya pemain, tetapi juga pelatih dan kini CEO AC Milan, Ivan Gazidis.

Baca Juga:  Jaksa Masih Lakukan Pemeriksaan Saksi

Sebelum pertarungan Ibra vs Gazidis tersaji, mantan bek Milan dan timnas Amerika Serikat, Oguchi Onyewu, sudah lebih dulu bertarung dengan Ibra (dalam artian sebenarnya) di Milanello. Keduanya memulai pertarung dengan adu mulut sebelum akhirnya Onyewu mencekik leher Ibra. Nahas bagi eks pemain Twente dan Malaga tersebut. Tulang rusuknya dipatahkan Ibra yang juga memiliki sabuk hitam taekwondo tersebut.

Dalam autobiografinya Ibra bahkan menulis: “Aku menanduknya, lalu kami bertarung hebat. Kami sama-sama ingin menghabisi lawan saat itu. Sungguh brutal! Kami berguling-guling, memukul dan saling menekel. Itu sungguh gila, seperti di antara hidup dan mati.” 

Bukan hanya pelatih Milan kala itu, Massimiliano Allegri, yang melerai keduanya, tapi juga Wakil Presiden Adriano Galliani pun turun tangan mengatasi konflik internal tim.

Bakat “bertinju” Ibra sebenarnya sudah dimulai saat dia merantau ke Ajax Amsterdam. Tak tanggung-tanggung, Rafael van der Vaart langsung jadi lawan pertama pemain keturunan Bosnia-Herzegovina tersebut. Ibra secara tidak sengaja mencederai van der Vaart dalam sebuah sesi latihan di 2004. Kemarahan eks pemain Real Madrid tersebut memuncak hingga ia mengatakan kepada awak media bahwa Ibra sengaja melakukannya.

Ibra sendiri sudah meminta maaf, namun hubungan keduanya kurang baik hingga Ronald Koeman harus turun tangan. Saat keduanya dipertemukan Koeman dan van der Vaart sekali lagi merajuk dengan yang dilakukan Ibra, Ibra secara mengejutkan memberikan respon: “Jika kau terus menghinaku, akan kupatahkan kedua kakimu kali ini dengan sengaja!”

Namun nasib van der Vaart sedikit lebih beruntung dibanding yang didapatkan mantan bek Toulouse, Jonathan Zebina, saat menjadi rekan setim Ibra di Juventus. Kali ini Zebina yang menjadi pesakitan karena menekel Ibra di dalam sesi latihan. Tanpa panjang lebar Ibra langsung memukul wajah Zebina hingga sang pemain tersungkur KO. 

Menariknya nasib mempertemukan mereka kembali saat Ibra hijrah ke Ligue 1 (membela Paris St Germain) dan hubungan keduanya tak pernah membaik.

Satu yang menarik adalah momen balas dendam Ibra kepada Marco Materazzi yang pernah menekelnya dulu kala bermain di Juventus. Keduanya sempat menjadi rekan setim kala membela Inter Milan, namun momen tersebut datang di Derby Milan pada November 2010 saat Ibra sudah hijrah ke AC Milan.

Pada menit ke-55 Ibra yang berhadapan satu lawan satu dengan Materazzi dengan mengangkat tinggi kakinya di udara sembari memperagakan jurus taekwondo. Sontak Materazzi, yang juga pernah konflik dengan Zinedine Zidane,  terjatuh dengan memegangi badannya. 

Ya, kali kedua ia tersungkur setelah insiden di Piala Dunia 2006 di Jerman. Menariknya, usai pertandingan Ibra berkelakar bahwa ia menantikan momen ini empat tahun yang lalu.

Baca Juga:  Menikmati Kue Kering Nggak Harus Dimomen Lebaran

Ibrahimovic pernah berkelakar soal perseteruannya dengan bek Italia, Giorgio Chiellini, pada laga Grup E Piala Eropa 2016 di Stade de Toulouse, Jumat (17/6/2016). Italia sukses mengalahkan Swedia berkat gol tunggal yang dicetak oleh Eder pada menit ke-88. 

Hasil itu pun meloloskan Italia ke babak 16 besar. Selain gol Eder, pertandingan tersebut juga menyajikan hal yang cukup menarik perhatian, yakni rivalitas antara Ibrahimovic dan Chiellini.

Kontak fisik keduanya beberapa kali terlihat sepanjang pertandingan. Ibrahimovic juga sempat kesal setelah Chiellini melakukan pelanggaran terhadap pemain Swedia lainnya, John Guidetti. Namun, seusai laga, Ibrahimovic mengaku bahwa perseteruannya dengan Chiellini tak berlanjut hingga ke luar lapangan. 

"Semuanya baik-baik saja. Jika terjadi pertengkaran sungguhan, dia (Chiellini, red) akan berada di rumah sakit," ujar Ibrahimovic berseloroh, seperti dilansir Football Italia.

Penjagaan Chiellini dan para bek Italia terhadap Ibrahimovic memang tergolong ketat. Situasi itu dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat Swedia sama sekali tak bisa mencatatkan tendangan tepat sasaran.

Bukan kali itu saja Ibrahimovic "bergesekan" dengan Chiellini. Saat Ibrahimovic masih membela Inter Milan dan AC Milan, Chiellini sering meladeninya secara sengit. Setiap kali bertemu, Chiellini dan Ibrahimovic kerap terlibat friksi dan adu fisik. Kisah mereka pun sempat menjadi sorotan. 

Chiellini dan Ibrahimovic sebenarnya pernah sama-sama tergabung di Juventus. Namun, saat Juventus tersangkut kasus Calciopoli dan terdegradasi ke Serie B pada 2006, kedua pemain berpisah.

Naik "Kelas"

Seperti petinju yang naik kelas, “lawan” Ibra pun bertambah berat dari pemain menuju pelatih. Beberapa nama sempat cekcok mulut dengan penyerang jangkung ini, namun salah satu yang diingat mungkin perseteruannya dengan Pep Guardiola. Satu pernyataan yang menghancurkan kariernya di Barcelona saat ia berkata, “Anda pengecut. Anda tak akan bisa menyamai Mourinho.”  

Itu kata dia di depan Pep saat laga Barcelona melawan Villarreal. Latar belakang masalahnya adalah Ibra kecewa dengan keputusan-keputusan Pep yang semua harus lewat "persetujuan" Lionel Messi. Di klub lain Ibra selalu menjadi bintang utama dan diutamakan. Namun di Barcelona dia harus mau menjadi orang kedua setelah Messi yang, tentu, lebih disayangi Pep.

Sontak hal itu membuat hubungan keduanya memburuk, Pep bahkan tak berbicara kepada Zlatan setelah itu. Keduanya kembali bertemu di Liga Inggris saat Zlatan membela Manchester United yang dilatih oleh Jose Mourinho.

Kini yang teranyar CEO Milan yang menjadi lawan terbaru Ibra. Posisinya jelas di atas pemain dan pelatih, namun kali ini akankah Zlatan memenangkan “pertarungan” tersebut dengan memukul KO pria kelahiran Afrika Selatan tersebut?

Kita tunggu "pertarungan" menarik ini.

Sumber: Football Tribe/Soccerway/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari