(RIAUPOS.CO) – PERMASALAHAN sampah di Kota Pekanbaru tak ada habis-habisnya. Di mana ada manusia, di situ ada sampah. Sungai pun tak luput dari sampah-sampah. Namun, sampah tersebut tak hanya sampah plastik, sampah kayu atau pohon kerap terlihat hanyut di sungai.
Beberapa warga Kota Pekanbaru yang tinggal tak jauh dari tepi Sungai Siak berinisiatif untuk memanfaatkan kayu-kayu yang hanyut tersebut, untuk dijadikan suatu kerajinan. Kayu yang ditarik ke daratan, atau menyewa sampan atau speed boat dan menyisihkan waktu untuk menyisir sungai guna mencari kayu-kayu tersebut. "Kami tak pilih-pilih, sekiranya masih bisa dipakai ya diambil. Karena nanti yang dipakai serbuknya," kata salah satu anggota Cemara Angler Community Rahmad, Sabtu (2/10).
Kayu-kayu tersebut kemudian diambil serbuknya untuk membuat kerajinan, seperti patung, kursi, dan lain-lain. Dijelaskan Rahmad, kayu ini selanjutnya diketam atau diserut agar menjadi serbuk. Setelah itu diayak, dan digunakan serbuk yang benar-benar halus. "Serbuk yang dipakai ini harus sangat kering," katanya.
Rahmad dan teman-temannya memanfaatkan kayu utuh untuk didesain dengan bentuk tertentu, contohnya kursi, kemudian diberikan pelitur agar mengkilap. Agar semakin menarik, ditambah motif-motif seperti naga dan lain-lain. Selain hiasan untuk kursi, juga dibuat patung-patung dari serbuk kayu.
Diungkapkan Rahmad, membuat kerajinan tersebut baru sekadar hobi baginya dan anggota Cemara Angler Community. Namun, ia tak menutup peluang jika ada yang berminat dengan kerajinan dari serbuk kayu ini. Untuk harga, pihaknya membanderol mulai dari Rp300 ribu hingga Rp30 juta. "Seperti miniatur itu, Rp300 ribu. Kalau paling mahal itu kursi dengan hiasan naga. Ada yang beli, kemarin dari Jawa dan Kalimantan, kita pasarkan melalui Facebook atau dari teman-teman yang di luar kota membantu promosikan," ucapnya.
Kendala-kendala yang dihadapi oleh Cemara Angler Community dalam lembuatan hiasan atau patung tersebut di antaranya adalah, musim hujan yang tak menentu. Hal ini menyebabkan banyak serbuk terbuang sia-sia. Selain itu, pengeringan juga akan semakin lama, karena produk ini memanfaatkan cahaya matahari.
"Kendala lainnya itu nomor satu biaya. Kami beli bahan kain lumayan juga, seperti resin, tepung beras, lem kayu, dan lain-lain. Kendaraan seperti sampan dan speed, kadang kita juga sewa Rp150 hingga Rp300 ribu," tukasnya.
Ia berharap, jika memungkinkan ada induk yang bisa membimbing dan memfasilitasi Cemara Community agar bisa berkembang dan menciptakan peluang ekonomi. Kendati demikian, Rahmad dan teman-temannya cukup senang bisa mengerjakan hal yang juga menjadi hobi tersebut. Selain menyalurkan hobi, ia juga bisa menjaga lingkungan, salah satunya dengan mengurangi jumlah sampah kayu yang hanyut di sungai.
Untuk melihat karya-karya Cemara Angler Community bisa dilihat melalui Facebook Sutan Mudo Adzyura Matt atau menghubungi Wa 081365340212, dan hp 085278591396. "Secara tak langsung kami juga mebersihkan sungai. Selain itu, komunitas kami, tujuannya selain para penghobi mancing juga melakukan kegiatan pembersihan sungai setiap satu bulan sekali yang gunanya sebagai pelestarian Sungai Siak," jelasnya.(ali)
Laporan MUJAWAROH ANNAFI, Pekanbaru