JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Aksi penyerangan menimpa para penambang emas di kabupaten Yahukimo, Papua. Akibatnya korban jiwa tak terhindarkan. Informasi awal, penyerangan diduga dilakukan oleh warga lokal. Namun, belum diketahui penyebab insiden ini terjadi.
“Diserang sama warga lokal, menyerang begitu saja,” ujar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/9).
Penyerangan ini terjadi cukup brutal. Kelompok penyerang menggunakan senjata tajam berupa tombak, anak panah dan parang. Total 5 orang dilaporkan tewas, dan lainnya melarikan diri ke dalam hutan.
“Informasi awal diketahui sekitar 5 orang meninggal karena kena parang dan anak panah. Sedangkan sisanya masih melarikan diri ke dalam hutan,” jelas Dedi.
Dedi membantah bahwa penyerangan ini akibat bentrok antar warga. Melainkan terjadi spontan. Saat ini petugas telah diturunkan menuju lokasi untuk melakukan evakuasi. Lokasi kejadian sendiri terbilang cukup sulit dijangkau. Untuk komunikasi saja harus melalui telepon satelit.
Kondisi diperparah dengan rute perjalanan ke lokasi penyerangan. Sebab, petugas keamanan harus melewati wilayah-wilayah yang juga dikuasi oleh para kelompok penyerang.
“Soalnya sekarang susah juga, mau keluar harus melalui kabupaten Boven Digul, kampung distrik Gustrik, itu dikuasai juga sama kelompok penyerang. Saat ini aparat sedang mau menuju ke sana,” pungkas Dedi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Aksi penyerangan menimpa para penambang emas di kabupaten Yahukimo, Papua. Akibatnya korban jiwa tak terhindarkan. Informasi awal, penyerangan diduga dilakukan oleh warga lokal. Namun, belum diketahui penyebab insiden ini terjadi.
“Diserang sama warga lokal, menyerang begitu saja,” ujar Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/9).
- Advertisement -
Penyerangan ini terjadi cukup brutal. Kelompok penyerang menggunakan senjata tajam berupa tombak, anak panah dan parang. Total 5 orang dilaporkan tewas, dan lainnya melarikan diri ke dalam hutan.
“Informasi awal diketahui sekitar 5 orang meninggal karena kena parang dan anak panah. Sedangkan sisanya masih melarikan diri ke dalam hutan,” jelas Dedi.
- Advertisement -
Dedi membantah bahwa penyerangan ini akibat bentrok antar warga. Melainkan terjadi spontan. Saat ini petugas telah diturunkan menuju lokasi untuk melakukan evakuasi. Lokasi kejadian sendiri terbilang cukup sulit dijangkau. Untuk komunikasi saja harus melalui telepon satelit.
Kondisi diperparah dengan rute perjalanan ke lokasi penyerangan. Sebab, petugas keamanan harus melewati wilayah-wilayah yang juga dikuasi oleh para kelompok penyerang.
“Soalnya sekarang susah juga, mau keluar harus melalui kabupaten Boven Digul, kampung distrik Gustrik, itu dikuasai juga sama kelompok penyerang. Saat ini aparat sedang mau menuju ke sana,” pungkas Dedi.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal