PUASA Ramadan tahun 2020 ini memang agak luar biasa. Kalau pada tahun-tahun sebelumnya kita menyambut bulan suci Ramadan penuh dengan kegembiraan dengan berbagai macam kegiatan maka pada Ramadan tahun ini, kita sambut penuh dengan keprihatinan. Hampir tidak ada kegiatan yang bisa kita lakukan secara berjamaah. Salat wajib 5 waktu, Salat Tarawih, Salat Witir dan Salat Jumat pun kita ganti dengan Salat Zuhur di rumah.
Kita memang harus patuh dengan perintah pemerintah kita yang telah mengikuti fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sangat kita muliakan dan kita hargai, sebagai wujud dari kepatuhan kita terhadap perintah Allah, Rasul dan Ulil Amri yang ayatnya terdapat dalam kitab suci Alquran sebagai pedoman hidup kita.
Sebab musabab terjadinya keadaan seperti sekarang ini tidak lain adalah karena munculnya wabah penyakit virus corona, yang disebut juga dengan istilah Covid-19, yang sudah menjadi momok yang sangat menakutkan di seluruh penjuru dunia. Wabah ini telah menyebabkan kematian umat manusia yang tidak sedikit. Negara-negara superpower sepeti Amerika, Cina, Rusia, Ingris dan Prancis, serta negara-negara maju lainnya seperti Jepang, Jerman, Italia, Spanyol, Belanda, India termasuk juga negara-negara Islam seperti Arab Saudi, Turki, Pakistan, Iran dan lain sebagainya. Semuanya mengalami nasib yang sama. Mereka terpaksa melakukan tindakan mengisoloasi penduduknya untuk tetap tinggal di rumah demi menghentikan penyebaran wabah yang sangat menakutkan ini.
Bagi kita umat Islam, pasti yakin bahwa apa yang terjadi pada hari ini tidak lain adalah atas takdir dan kehendak Allah semata. Karena Allah yang menentukan segala apa yang terjadi di permukaan bumi ini. Tidak bergerak sebesar zarah, apa pun yang berada di langit ataupun di bumi kecuali atas izin dan kehendak Allah semata.
Hikmah apakah di balik Covid-19 ini ? Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu. Kita mendengar bahwa wabah corona ini bermula dari sebuah kota yang bernama Wuhan di negeri Cina. Kononnya, menurut pengakuan dari pihak penguasa Cina, wabah ini berasal dari binatang kelelawar yang menjadi santapan masyarakat di negeri tersebut. Bagi umat islam kelalawar termasuk binatang bertaring yang haram dimakan. Dari sini dapat menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua bahwa islam itu betul-betul rahmatan lilalamin, memberi rahmat bagi sekalian alam. Kalau ada sesuatu hukum yang dilarang dalam ajaran Islam, maka kita sangat yakin bahwa selain berdosa apabila dilakukan, juga berarti ada efek yang tidak baik bagi umat yang melanggarnya. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kepada semua mahluk ciptaan-Nya.
Pada hari ini kita memang merasakan adanya kezaliman yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh umat manusia. Mereka melakukan hal-hal yang melanggar perintah Allah dan sunnah Rasul. Apa yang disampaikan Allah dalam Alquran dan Sunnah Rasul banyak yang dilanggar bukan saja oleh umat yang berada di luar Islam, melainkan juga oleh umat Islam itu sendiri. Karena itu kehadiran virus corona, selain sebagai akibat dari kecerobohan umat manusia yang melanggar perintah Allah, dia juga dapat dikatakan sebagai peringatan Allah kepada seluruh umat mausia agar kembali ke ajaran Alquran dan Sunnah Rasul secara totalitas.
Sebelum Covid-19 ini muncul, para ilmuwan internasional memang sudah memperingatkan umat manusia bahwa sudah terjadi ketakseimbangan alam yang sudah mengancam kehidupan manuisa. Jumlah emisi karbon di udara sudah sangat mengkhawatirkan yang merusak lapisan ozon di ruang angkasa sana, sedangkan kandungan oksigen di udara yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan untuk bernapas, sudah semakin menipis. Dari yang seharusnya 21 %. Hal ini terutama disebabkan oleh karena pemakaian energi tidak terbarukan seperti minyak, batubara dan gas bumi terus semakin bertambah dari tahun ke tahun. Pada hal di lain pihak luas hutan sebagai penghasil oksigen dalam proses fotosintesis, semakin hari semkain berkurang, sebagai akibat dari penebangan pohon dan kebakaran hutan dan lain sebagainya.
Selain lapisan ozon yang semakin menipis di lapisan stratosfir yang menyebabkan terjadinya pemanasan global di bumi, gas karbon yang terlepas ke udara ini juga sudah membentuk kabut asap yang semakin lama semakin berat dan mengumpal di ruang angkasa sana yang diperkirakan kurang dari 10 tahun lagi (dari tahun 2015 yang lalu) kabut asap ini akan menyentuh permukaan bumi yang akan mematikan semua mahluk hidup yang dilandanya. Kabut asap ini tidak mengandung oksigen bebas yang diperlukan oleh manusia untuk bernapas, unsur karbon dioksida yang bisa menyebabkan manusia mati lemas. Hal ini telah disampaikan oleh seorang guru besar remote sensing dari Chiba University di Jepang dalam seminar internasional pada 2015 yang lalu.
Kekurangan kadar oksigen di udara dan meningkatnya kadar karbon dioksida sangat berdampak kepada pH darah manusia. Kita tahu kalau karbon dioksida jika bereaksi dengan air (CO2 + H2O) akan terjadi reaksi kimia menjadi asam karbonat (H2CO3) yang menyebabkan pH menjadi turun. Hal tersebut jugabisa terjadi di dalam tubuh manusia. Karena itulah seorang ahli kedokteran jantung Jerman menyebutkan bahwa kekebalan tubuh manusia di akhir zaman ini sangat rendah sebagai akibat dari manusia yang terlalu banyak menghirup karbon dioksida sehingga pH darahnya menjadi rendah. Penurunan pH darah akan menyebabkan meningkatkan kemungkinan terjadinya berbagai macam penyakit seperti kanker, jantung, tekanan darah tinggi, gula, ginjal asam urat dan lain sebagainya. Termasuk juga penyakit yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19 yang terjadi pada saat ini.
Kehadiran Covid-19, telah menyebabkan banyak negara di dunia yang menghentikan kegiatan penerbangannya. Termasuk di Indonesia. Selain itu kendaraan bermotor di darat juga sudah sebagian besar dihentikan, sehingga pemakaian minyak bumi sekarang benar-benar berada pada titik nadir terendah. Alhasil harga minyak turun drastis. Hal ini sebenarnya sangat berdampak positif terhadap ekosistem, karena emisi karbon yang terlepas ke alam sebagai akibat dari proses pembakaran benar-benar dapat dikurangi. Hal ini membuktikan bahwa Covid-19 bukan saja berdampak negatif bagi umat manusia, namun secara global dapat dikatakan bahwa pada saat sekarang, kerusakan ekosistem dunia dapat dikurangi sejenak karena adanya Covid-19. Dengan demikian diharapkan kabut asap yang akan turun ke bumi yang akan mematikan umat manusia yang dilandanya, berkemungkinan besar dapat diperlambat. Inilah agaknya salah satu hikmah dari Covid-19 bagi umat manusia sejagat. Wallahu alam bisawab. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan. Semoga Allah senantia memberi petunjuk dan hidayah, pertolongan dan perlindungan kepada kita semua. Amin ya Rabbal alamin.***
*Tokoh Masyarakat Riau