PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pandemi virus corona (Covid-19) terus terjadi di Indonesia, juga Riau. Tiap hari selalu muncul hitungan statistik berisi tentang berapa yang positif, meninggal, sembuh dan sebagainya. Catatan kematian kian menakutkan.
Karena cepatnya virus ini menular dan membunuh, banyak negara sudah melakukan menutup wilayah (lockdown) maupun kebijakan lain yang intinya adalalah upaya untuk memutus rantai penularan. Untuk itu masyarakat diminta tinggal di rumah. Jika ada yang bekerja, diupayakan bekerja di rumah.
Kondisi ini sangat berdampak secara sosial ekonomi. Banyak pekerja di-PHK, dirumahkan, atau dipotong gajinya secara signifikan. Selain itu, banyak orang yang selama ini bergantung pada pekerjaan tak tetap, akhirnya benar-benar tak bisa bekerja. Imbasnya, secara ekonomi, mereka berada dalam masalah besar. Kalangan seniman, sastrawan, atau budayawan yang tak memiliki pekerjaan tetap lainnya, sangat merasakan kondisi ini.
Salah seorang musisi Riau, Rino Dezapati, merasakan betul kondisi ini. Pendiri dan pentolan Riau Rhythm ini mengaku, karena corona lounching album kedelapan grup musik tersebut berjudul Awang Gelombang harus ditunda.
"Dengan berbesar hati kami harus mengatur strategi agar tetap bisa dipublis lewat digital platform beberapa karya terbaru versi latihan online," jelas lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini kepada Riaupos.co, Sabtu (2/5/2020).
Menurutnya, peran penting pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten harus menanggapi keadaan ini dengan cepat, yakni memberi bantuan kepada seniman, budayawan, maupun pekerja entertainment meliputi event organizer, rental sound system, panggung, lighting, tenda dan lain lainnya yang bergerak di bidang seni. Rata-rata mereka tak bisa bekerja dalam kondisi sekarang.
Dijelaskan Rino, keadaan berat ini membuat jadwal dan program-program konser grup musiknya batal, termasuk di luar negeri. Tersebab beberapa negara yang masuk dalam jadwal konser tour sudah lockdown. Bahkan, katanya, pertunjukan yang kecil-kecil saja sudah tidak memungkinkan manggung hingga akhir tahun.
"Dampaknya pendapatan kami secara ekonomi setahun ini bisa di katakan nol," katanya Rino lagi.
Kondisi ini secara ekonomi memang memukul dirinya dan teman-temannya di Riau Rhythm. Dia mengaku ada beberapa alat musiknya yang sudah dijual. Yang menjadi masalah, kondisi sekarang membuat susah menjualnya karena daya beli masyarakat juga lemah sekali. Untuk bertahan hidup saat ini masih seperti itu jalan yang bisa dilakukannya.
"Tidak bisa berbuat apa-apa karena mesti di rumah saja, dan ibarat naskah drama Waiting for Godot, bantuan-bantuan seperti isu yang tidak jelas kapan datangnya," jelas lelaki yang banyak mendapatkan penghargaan musik, baik pribadi maupun bersama grup musiknya tersebut.
Dijelaskannya, di awal sebelum PSBB di Pekanbaru lewat Dewan Kesenian Riau (DKR), Pemerintah Riau memberikan bantuan sembako kepada seniman. Menurutnya ini lumayan membantu meringankan beban para seniman. Dia mengaku bersyukur dengan bantuan itu. Namun, masalahnya, corona ini berdampak panjang, dan bantuan itu sudah pasti tidak mencukupi.
Dikatakan Rino, di dua dinas di bawah Pemprov Riau, ada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang memiliki bidang yang membawahi jenis seni kreatif, pekerja iven, pariwisata, organizer. Lalu ada Dinas Kebudayaan yang juga memiliki bidang yang membawahi kesenian, sastra, kebudayaan, film dan lain lain. Mestinya ada program stimulan yang mereka buat yang melibatkan para seniman, sastrawan, dan budayawan di bidangnya masing-masing.
"Rasanya cukup lengkap. Tapi kenapa seperti tidak ada pergerakan atau pun inisiatif dari pihak dinas terkait itu untuk memikirkan bantuan di masa sulit sekarang ini kepada seniman?" kata penerima Anugerah Seni Tradisi Provinsi Riau Tahun 2012 tersebut.
Menurutnya, dinas-dinas itu dibentuk karena efek dari tumbuh berkembangnya antusiasme masyarakat terhadap seni, budaya, dan ekonomi kreatif, hingga seni budaya ini menjadi pekerjaan dan profesi dengan manusia-manusia pilihan dengan keahlian masing-masing.
Dia merasa, database sudah berulang-ulang didata, baik di kota, kabupaten, juga provinsi. Kalau mau di data kembali, katanya, disegerakan karena siapa pun seniman di daerah, apalagi kondisi saat ini sudah tidak tahu mau berbuat apa. Bahkan, katanya, seniman yang mencari makan setiap hari dengan mengamen juga tidak bisa bekerja lagi karena ada aturan PSBB dan phsycal distancing untuk tetap di rumah.
Jadi, kata Penata Musik Terbaik beberapa ajang daerah dan nasional 2001 hingga 2007 ini, bukan seberapa besar bantuan tersebut, tapi cepat tanggap karena ini sudah darurat.