Sabtu, 9 November 2024

Terinfeksi Covid-19, Obat dan Alkes Ini Wajib Disiapkan di Rumah

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lonjakan kebutuhan obat terapi Covid-19 meningkat seiring peningakatan kasus. Sayangnya, masih banyak pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah tidak mengerti harus mengonsumsi obat dan vitamin apa. Bahkan sebagian dari mereka tidak diawasi dokter atau tenaga kesehatan, maka tak heran sebagian meninggal di rumah saat isoman.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lonjakan tersebut mencapai sekitar 12 kali lipat. Sehingga perlu peningkatan kapasitas produksi obat.

- Advertisement -

“Kami menyadari ini terjadi lonjakan kebutuhan obat. Kami sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi dan sudah mempersiapkan dengan mengimpor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, serta mempersiapkan juga distribusinya,” katanya secara virtual baru-baru ini.

Ia berharap obat-obatan terapi pasien Covid-19 digunakan sesuai dengan prosedur. Masalahnya, kata dia, banyak masyarakat yang membeli obat-obat tersebut untuk dijadikan stok di rumah. Padahal, obat-obat itu seharusnya dipakai sebagai resep untuk orang yang sakit.

Baca Juga:  Enam Kali Dipanggil Hearing, Kadis DLHK Mangkir

“Jadi kami minta tolong agar biarkan obat ini benar-benar dibeli oleh orang yang membutuhkan bukan dibeli untuk kita sebagai stok. Kasihan teman-teman kita yang membutuhkan,” kata Menkes Budi.

- Advertisement -

Hal senada diungkapkan Founder Apotek K-24, dr. Gideon Hartono. Menurutnya sebagai penyedia obat-obatan, saat ini terjadi kelangkaan berbagai produk terapi Covid-19 baik di rumah sakit maupun di apotek. Gelombang dua ini didominasi oleh SARS Cov-2 varian Delta yang lebih parah gejalanya, sehingga banyak penderita yang harus dirawat di rumah sakit yang menyebabkan antrean pasien di UGD menumpuk.

Akibatnya, banyak penderita yang harus menjalani isolasi mandiri di rumah, menjadi kesulitan mendapatkan obat-obatan terapi Covid-19 seperti antivirus, antibiotik, obat batuk, pengencer dahak, maupun multivitamin yang dapat menunjang imun pasien. Maka kehadiran apotek tentu dibutuhkan untuk tetap buka selama 24 jam.

Paket Obat dan Alkes Harus Ada di Rumah

Baca Juga:  PP Bersama Warga Tuntut Naker dan CSR ke PT SIR

Dengan kampanye Sikat Covid (K-24 Siap Kebutuhan Obat Covid) ia menjelaskan beberapa jenis obat yang wajib dimiliki pasien di rumah sesuai petunjuk dokter. Ada pula alat kesehatan dasar yang harus disiapkan.

Misalnya seperti antivirus, antibiotik, vitamin, obat penurun panas, pereda nyeri, suplemen herbal, masker, hand sanitizer. Lalu alat kesehatan yang wajib dimiliki saat sekarang adalah oksimeter dan termometer.

Menurut dr. Gideon, masyarakat kesulitan mengakses obat. Hal ini dialami banyak penderita yang terpaksa harus isolasi mandiri bersama keluarga di rumah karena klaster keluarga.

“Maka saat ini memang dengan semangat telemedicine, pasien disarankan memesan obat lewat aplikasi,” katanya.

“Yang menarik, setiap paket pasien Covid-19 disesuaikan dengan gejala yang dialami oleh pasien. Sehingga, pasien yang satu bisa mendapatkan paket yang berbeda dari pasien lainnya,” jelasnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Lonjakan kebutuhan obat terapi Covid-19 meningkat seiring peningakatan kasus. Sayangnya, masih banyak pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah tidak mengerti harus mengonsumsi obat dan vitamin apa. Bahkan sebagian dari mereka tidak diawasi dokter atau tenaga kesehatan, maka tak heran sebagian meninggal di rumah saat isoman.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan lonjakan tersebut mencapai sekitar 12 kali lipat. Sehingga perlu peningkatan kapasitas produksi obat.

“Kami menyadari ini terjadi lonjakan kebutuhan obat. Kami sudah melakukan komunikasi dengan teman-teman di Gabungan Pengusaha Farmasi dan sudah mempersiapkan dengan mengimpor bahan baku obat, memperbesar kapasitas produksi, serta mempersiapkan juga distribusinya,” katanya secara virtual baru-baru ini.

- Advertisement -

Ia berharap obat-obatan terapi pasien Covid-19 digunakan sesuai dengan prosedur. Masalahnya, kata dia, banyak masyarakat yang membeli obat-obat tersebut untuk dijadikan stok di rumah. Padahal, obat-obat itu seharusnya dipakai sebagai resep untuk orang yang sakit.

Baca Juga:  RUU PDP Dikembalikan, Menkominfo Perlu Koordinasi dan Harmonisasi

“Jadi kami minta tolong agar biarkan obat ini benar-benar dibeli oleh orang yang membutuhkan bukan dibeli untuk kita sebagai stok. Kasihan teman-teman kita yang membutuhkan,” kata Menkes Budi.

Hal senada diungkapkan Founder Apotek K-24, dr. Gideon Hartono. Menurutnya sebagai penyedia obat-obatan, saat ini terjadi kelangkaan berbagai produk terapi Covid-19 baik di rumah sakit maupun di apotek. Gelombang dua ini didominasi oleh SARS Cov-2 varian Delta yang lebih parah gejalanya, sehingga banyak penderita yang harus dirawat di rumah sakit yang menyebabkan antrean pasien di UGD menumpuk.

Akibatnya, banyak penderita yang harus menjalani isolasi mandiri di rumah, menjadi kesulitan mendapatkan obat-obatan terapi Covid-19 seperti antivirus, antibiotik, obat batuk, pengencer dahak, maupun multivitamin yang dapat menunjang imun pasien. Maka kehadiran apotek tentu dibutuhkan untuk tetap buka selama 24 jam.

Paket Obat dan Alkes Harus Ada di Rumah

Baca Juga:  Miliki Senjata Api Rakitan, Petani Sawit di Rohul Ditangkap

Dengan kampanye Sikat Covid (K-24 Siap Kebutuhan Obat Covid) ia menjelaskan beberapa jenis obat yang wajib dimiliki pasien di rumah sesuai petunjuk dokter. Ada pula alat kesehatan dasar yang harus disiapkan.

Misalnya seperti antivirus, antibiotik, vitamin, obat penurun panas, pereda nyeri, suplemen herbal, masker, hand sanitizer. Lalu alat kesehatan yang wajib dimiliki saat sekarang adalah oksimeter dan termometer.

Menurut dr. Gideon, masyarakat kesulitan mengakses obat. Hal ini dialami banyak penderita yang terpaksa harus isolasi mandiri bersama keluarga di rumah karena klaster keluarga.

“Maka saat ini memang dengan semangat telemedicine, pasien disarankan memesan obat lewat aplikasi,” katanya.

“Yang menarik, setiap paket pasien Covid-19 disesuaikan dengan gejala yang dialami oleh pasien. Sehingga, pasien yang satu bisa mendapatkan paket yang berbeda dari pasien lainnya,” jelasnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari