Kamis, 19 September 2024

Kevin Terjang Banjir Demi Mengantar Makanan untuk Teman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Video Kevin Prasetyo yang sedang mengantarkan makanan untuk teman-temannya di lokasi banjir Kemang Selatan, Jakarta, Rabu (1/1) viral. Aksi berani Kevin untuk teman-teman kerjanya itu mendapat respon positif netizen. Tak hanya membuat tujuh temannya yang kelaparan menanti bantuan menjadi kenyang, juga menginspirasi agar mereka berani menerjang banjir untuk mengungsi.

Bagaimana Kevin sampai berani bertindak cepat untuk tujuh teman perempuannya itu? JawaPos.com berkesempatan untuk berbincang dengannya. Rabu (1/1) pagi, pria 23 tahun itu bergegas untuk bangun. Dia ingat, pada malam pergantian tahun hujan deras mengguyur sampai pagi. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di Pamulang. Tempat tinggalnya.

Kevin buru-buru bangun, dan lega. Sebab, rumahnya tidak banjir meski hujan mengguyur semalaman. Namun, dia kaget begitu membuka Instagram. Banyak informasi terkait banjir di Jakarta. "Aku buka WhatsApp. Aku lihat grup kantor. Di situ beberapa teman aku lapor kalau mereka bertujuh terjebak di kosan karena banjir," kata Kevin, Kamis (2/1).

Yang bikin Kevin makin sedih, ternyata tujuh temannya yang berada dalam satu kos itu hanya sempat makan dua bungkus mi instan. Info dari grup WhatsApp, mereka bilang tak lagi punya persediaan makanan sama sekali. "Situasinya juga nggak memungkinkan untuk keluar dari sana (kosan)," imbuhnya.

- Advertisement -

Kevin ingat betul, teman-temannya mengirim foto sisa makanan saat itu. Hanya ada satu bungkus keripik untuk dicemilin bertujuh demi menahan lapar di siang hari. "Aku nggak tega banget. Sedih, membayangkan kalau aku ada di posisi mereka," kata Kevin.

Saat itu, Kevin kepikiran untuk membantu tujuh temannya. Langkah awal, dia mencoba untuk menghubungi tim evakuasi yang sekiranya bisa bantu membawakan makanan lewat perahu karet. Namun, semua nomor yang dihubungi Kevin sibuk. Hasilnya nihil untuk meminta bantuan. Kevin mengaku gelisah dan kepikiran.

- Advertisement -

"Mereka sudah aku anggap seperti keluarga sendiri. Ditambah mereka semua perempuan, gimana cara mereka keluar cari makanan?" terang Kevin.

Dia makin tidak tega saat membayangkan teman-temannya terjebak sampai malam tanpa persediaan makanan. "Pasti bakal kelaparan benget," tuturnya.

Baca Juga:  ST Burhanuddin, Pernah Bertugas di Jambi, Kini Jadi Jaksa Agung

Lantas, ide berani itu muncul. Bagaimana kalau dia sendiri yang mengantar makanan ke sana? Kevin makin mantab untuk berangkat setelah melihat update status teman-temannya di media sosial. Mereka sudah menghubungi bala bantuan, tapi hasilnya nihil.

Kevin langsung menghubungi Neng dan Qadar, dua temannya di kosan Kemang Selatan itu. Dia langsung meminta lokasi pastinya. Kevin juga bertanya seberapa dalam banjir yang mengadang. Saat itu, diberitahu bahwa banjir sudah sekitar 120 cm. Itu berarti, sekitar dada orang dewasa.

Meski sempat berpikir bahwa banjirnya cukup dalam, Kevin akhirnya tetap berangkat. Dia bilang, banjir setinggi itu justru bikin tidak tega. Setelah mengumpulkan keyakinan untuk pergi, Kevin langsung menyiapkan plastik besar, dompet, dan hp. Dengan sepeda motor, dia berangkat ke Kemang Selatan.

"Sempat berpikir, gimana nanti di sana. Apa aku langsung bawa makanan atau survey kondisi mereka dulu. Aku putuskan untuk survey dulu. Supaya tahu situasi dan kondisi," ungkapnya. Dia berangkat tanpa izin orang tuanya.

Lebih lanjut dia bercerita, sampai Kemang Selatan siang itu ternyata tidak mudah. Jalanan sudah banyak yang ditutup karena dampak banjir. Seperti saat dia melewati Kawasan Universitas Terbuka yang jalannya ditutup karena banjir cukup tinggi. Begitu juga saat sampai Kemang, akses yang dia tahu ditutup semua.

Kevin sempat hopeless karena tidak menemukan jalan. Apalagi, dia bukan anak Jakarta. Selain itu, kondisi juga sedang gerimis. "Aku isi bensin sebentar dan memutuskan untuk lewat jalan utama lagi yang perempatan sebelum Ragunan. Alhamdulillah aku bisa lewat dan jalannya lancar. Aku ngebut!" kenangnya.

Akhirnya Kevin sampai di Kemang Selatan. Masuk gang kecil yang cuma bisa dilewati motor dan pejalan kaki. Setibanya di sana, Kevin langsung menelpon Neng. Sebab, dia yang paling fast response saat itu. Dia bilang kalau sudah di dekat kosan mereka. "Mereka kaget, dan aku langsung dengar riuh di telepon. Mereka sesenang itu dapat kabar dari aku," ucapnya.

Setelah bertanya warga, Kevin sampai di kosan mereka. Dari yang dilihatnya saat itu, kondisi jalanan berbelok dan sangat sepi. Benar bahwa banjir sudah setinggi dada orang dewasa. Dari telepon, Neng bertanya apakah Kevin berani lewat. Mereka khawatir ada binatang seperti ular di dalam air.

Baca Juga:  Perhelatan Festival Equator di Lokomotif Peninggalan Jepang

"Nggak apa-apa, yang penting kalian bisa makan. Mau gue beliin apa? Di sini banyak yang mati lampu dan nggak pada jualan," kata Kevin mengulang ucapannya siang itu. Teman-temannya langsung titip berbagai makanan. Yakni, mi instan, telur, biskuit, roti dan meses.

Kevin bergegas mencari makanan di minimarket yang buka. Setelah kembali ke lokasi banjir, dia bilang ke bapak-bapak yang ada di sana untuk mau menyebrang. Dia langsung menitipkan barang, melepas alas kaki dan celana panjang. Kevin menyebrang dengan kaos dan celana pendek.

"Semua makanan-makanan itu aku masukin ke dalam plastik merah beserta handphoneku. Aku telefon Zulfa, untuk kasih tahu kalau aku mau nyebrang ke gang itu. Make sure kalau mereka pantau aku dari sana," katanya.

Begitu melangkah ke dalam air, Kevin merasakan betapa dinginnya air saat itu. Gang gelap dan berbelok harus dia lewati. "Baru masuk ke air, langsung se-dada aku dong tinggi airnya," kata Kevin.

Dia berjalan perlahan sambil menenteng plastik dan tongkat. Di tengah-tengah gang, adalah titik paling dalam. Sebab, sudah mencapai lehernya. Ketika kelihatan kos, teman-teman lansung berteriak menyambut. "Sebenarnya aku malu banget. Mereka begitu girangnya pas aku ke sana. Neng langsung videoin aku dari jauh," ingatnya.

Begitu sampai, Kevin langsung naik ke atas untuk beristirahat. Mereka lantas berkumpul, ngobrol, bercanda, dan tentu saja makan. Mission accomplished. Kevin memutuskan untuk balik. Ketika mau menyebrang lagi, ada teman yang ternyata mau ikut juga.

"Setelah pulang, aku dikabari kalau teman-temanku berani untuk nyebrang sendiri dan mereka nyebrang secara bergiliran," tuturnya. Menurut Kevin, ternyata seru juga perjalanannya ke sana. Namun, dia bilang kalau ada yang mau meniru harus hati-hati. Sebab, tidak ada yang tahu ada apa di dalam air. Saat ini, ketujuh teman-teman Kevin dalam kondisi sehat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Video Kevin Prasetyo yang sedang mengantarkan makanan untuk teman-temannya di lokasi banjir Kemang Selatan, Jakarta, Rabu (1/1) viral. Aksi berani Kevin untuk teman-teman kerjanya itu mendapat respon positif netizen. Tak hanya membuat tujuh temannya yang kelaparan menanti bantuan menjadi kenyang, juga menginspirasi agar mereka berani menerjang banjir untuk mengungsi.

Bagaimana Kevin sampai berani bertindak cepat untuk tujuh teman perempuannya itu? JawaPos.com berkesempatan untuk berbincang dengannya. Rabu (1/1) pagi, pria 23 tahun itu bergegas untuk bangun. Dia ingat, pada malam pergantian tahun hujan deras mengguyur sampai pagi. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di Pamulang. Tempat tinggalnya.

Kevin buru-buru bangun, dan lega. Sebab, rumahnya tidak banjir meski hujan mengguyur semalaman. Namun, dia kaget begitu membuka Instagram. Banyak informasi terkait banjir di Jakarta. "Aku buka WhatsApp. Aku lihat grup kantor. Di situ beberapa teman aku lapor kalau mereka bertujuh terjebak di kosan karena banjir," kata Kevin, Kamis (2/1).

Yang bikin Kevin makin sedih, ternyata tujuh temannya yang berada dalam satu kos itu hanya sempat makan dua bungkus mi instan. Info dari grup WhatsApp, mereka bilang tak lagi punya persediaan makanan sama sekali. "Situasinya juga nggak memungkinkan untuk keluar dari sana (kosan)," imbuhnya.

Kevin ingat betul, teman-temannya mengirim foto sisa makanan saat itu. Hanya ada satu bungkus keripik untuk dicemilin bertujuh demi menahan lapar di siang hari. "Aku nggak tega banget. Sedih, membayangkan kalau aku ada di posisi mereka," kata Kevin.

Saat itu, Kevin kepikiran untuk membantu tujuh temannya. Langkah awal, dia mencoba untuk menghubungi tim evakuasi yang sekiranya bisa bantu membawakan makanan lewat perahu karet. Namun, semua nomor yang dihubungi Kevin sibuk. Hasilnya nihil untuk meminta bantuan. Kevin mengaku gelisah dan kepikiran.

"Mereka sudah aku anggap seperti keluarga sendiri. Ditambah mereka semua perempuan, gimana cara mereka keluar cari makanan?" terang Kevin.

Dia makin tidak tega saat membayangkan teman-temannya terjebak sampai malam tanpa persediaan makanan. "Pasti bakal kelaparan benget," tuturnya.

Baca Juga:  Pancasila yang Nilai-nilainya Kini Sudah Memudar

Lantas, ide berani itu muncul. Bagaimana kalau dia sendiri yang mengantar makanan ke sana? Kevin makin mantab untuk berangkat setelah melihat update status teman-temannya di media sosial. Mereka sudah menghubungi bala bantuan, tapi hasilnya nihil.

Kevin langsung menghubungi Neng dan Qadar, dua temannya di kosan Kemang Selatan itu. Dia langsung meminta lokasi pastinya. Kevin juga bertanya seberapa dalam banjir yang mengadang. Saat itu, diberitahu bahwa banjir sudah sekitar 120 cm. Itu berarti, sekitar dada orang dewasa.

Meski sempat berpikir bahwa banjirnya cukup dalam, Kevin akhirnya tetap berangkat. Dia bilang, banjir setinggi itu justru bikin tidak tega. Setelah mengumpulkan keyakinan untuk pergi, Kevin langsung menyiapkan plastik besar, dompet, dan hp. Dengan sepeda motor, dia berangkat ke Kemang Selatan.

"Sempat berpikir, gimana nanti di sana. Apa aku langsung bawa makanan atau survey kondisi mereka dulu. Aku putuskan untuk survey dulu. Supaya tahu situasi dan kondisi," ungkapnya. Dia berangkat tanpa izin orang tuanya.

Lebih lanjut dia bercerita, sampai Kemang Selatan siang itu ternyata tidak mudah. Jalanan sudah banyak yang ditutup karena dampak banjir. Seperti saat dia melewati Kawasan Universitas Terbuka yang jalannya ditutup karena banjir cukup tinggi. Begitu juga saat sampai Kemang, akses yang dia tahu ditutup semua.

Kevin sempat hopeless karena tidak menemukan jalan. Apalagi, dia bukan anak Jakarta. Selain itu, kondisi juga sedang gerimis. "Aku isi bensin sebentar dan memutuskan untuk lewat jalan utama lagi yang perempatan sebelum Ragunan. Alhamdulillah aku bisa lewat dan jalannya lancar. Aku ngebut!" kenangnya.

Akhirnya Kevin sampai di Kemang Selatan. Masuk gang kecil yang cuma bisa dilewati motor dan pejalan kaki. Setibanya di sana, Kevin langsung menelpon Neng. Sebab, dia yang paling fast response saat itu. Dia bilang kalau sudah di dekat kosan mereka. "Mereka kaget, dan aku langsung dengar riuh di telepon. Mereka sesenang itu dapat kabar dari aku," ucapnya.

Setelah bertanya warga, Kevin sampai di kosan mereka. Dari yang dilihatnya saat itu, kondisi jalanan berbelok dan sangat sepi. Benar bahwa banjir sudah setinggi dada orang dewasa. Dari telepon, Neng bertanya apakah Kevin berani lewat. Mereka khawatir ada binatang seperti ular di dalam air.

Baca Juga:  Hubungan Memanas, Warga Iran Dipersulit Masuk AS

"Nggak apa-apa, yang penting kalian bisa makan. Mau gue beliin apa? Di sini banyak yang mati lampu dan nggak pada jualan," kata Kevin mengulang ucapannya siang itu. Teman-temannya langsung titip berbagai makanan. Yakni, mi instan, telur, biskuit, roti dan meses.

Kevin bergegas mencari makanan di minimarket yang buka. Setelah kembali ke lokasi banjir, dia bilang ke bapak-bapak yang ada di sana untuk mau menyebrang. Dia langsung menitipkan barang, melepas alas kaki dan celana panjang. Kevin menyebrang dengan kaos dan celana pendek.

"Semua makanan-makanan itu aku masukin ke dalam plastik merah beserta handphoneku. Aku telefon Zulfa, untuk kasih tahu kalau aku mau nyebrang ke gang itu. Make sure kalau mereka pantau aku dari sana," katanya.

Begitu melangkah ke dalam air, Kevin merasakan betapa dinginnya air saat itu. Gang gelap dan berbelok harus dia lewati. "Baru masuk ke air, langsung se-dada aku dong tinggi airnya," kata Kevin.

Dia berjalan perlahan sambil menenteng plastik dan tongkat. Di tengah-tengah gang, adalah titik paling dalam. Sebab, sudah mencapai lehernya. Ketika kelihatan kos, teman-teman lansung berteriak menyambut. "Sebenarnya aku malu banget. Mereka begitu girangnya pas aku ke sana. Neng langsung videoin aku dari jauh," ingatnya.

Begitu sampai, Kevin langsung naik ke atas untuk beristirahat. Mereka lantas berkumpul, ngobrol, bercanda, dan tentu saja makan. Mission accomplished. Kevin memutuskan untuk balik. Ketika mau menyebrang lagi, ada teman yang ternyata mau ikut juga.

"Setelah pulang, aku dikabari kalau teman-temanku berani untuk nyebrang sendiri dan mereka nyebrang secara bergiliran," tuturnya. Menurut Kevin, ternyata seru juga perjalanannya ke sana. Namun, dia bilang kalau ada yang mau meniru harus hati-hati. Sebab, tidak ada yang tahu ada apa di dalam air. Saat ini, ketujuh teman-teman Kevin dalam kondisi sehat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari