PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pasien diabetes tipe 2 harus menjaga pola makan agar gula darahnya tetap stabil. Tambahan beberapa menu makanan super diyakini bisa membantu gula darah tetap stabil. Salah satunya dengan kacang-kacangan.
Dilansir dari Express.co.uk, Jumat (1/5), risiko gula darah tinggi bisa dikurangi dengan secara teratur mengonsumsi kacang-kacangan. Diabetes tipe 2 disebabkan karena tubuh tidak memproduksi cukup hormon insulin atau tubuh tidak bereaksi terhadap insulin. Tanpa cukup hormon, tubuh berjuang untuk mengubah gula dalam darah menjadi energi yang dapat digunakan.
Kacang-kacangan dapat membantu melindungi tubuh terhadap gejala diabetes karena seratnya mudah larut, seperti disebut dalam laman Diabetes.co.uk. Serat larut membantu untuk menyingkirkan kolesterol LDL ‘jahat’ dalam tubuh dan menurunkan kadar glukosa darah.
Lalu, jenis kacang apa saja yang baik untuk menstabilkan gula darah?
Jika sudah menderita diabetes, makan kacang polong dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung. Beberapa jenis kacang lainnya untuk pasien diabetes termasuk kacang kedelai dan kacang merah.
Kacang adalah sumber protein yang bagus untuk penderita diabetes, serta penuh dengan vitamin A. Memasukkan kacang ke dalam diet rendah GI (Glilemik Indeks) dapat meningkatkan kontrol glikemik dan risiko penyakit jantung, terutama pada orang dengan diabetes tipe 2. hal ini harus diimbangi dengan mengurangi karbohidrat dalam makanan.
Sebab, karbohidrat memiliki pengaruh langsung pada kadar gula darah. Jika mengikuti diet rendah karbohidrat, jumlahnya harus disesuaikan dengan saran dokter atau ahli gizi.
Bicaralah dengan dokter sebelum melakukan perubahan apa pun pada diet diabetes. Jangan sepelekan gula darah. Sebab banyak pasien diabetes tak sadar gula darahnya sudah tinggi.
Gejala diabetes yang umum misalnya sering merasa sangat lelah, sering merasa haus dan terlalu sering buang air kecil. Mendiagnosis kondisi dini sangat penting, karena pasien diabetes bisa berisiko mengalami beberapa komplikasi mematikan, termasuk penyakit jantung dan stroke.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman