PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Aksi balap liar saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang marak di Stadion Utama mendapat respon dari pihak kepolisian. Terlebih aksi balap liar sering jadi tontonan gratis yang seyogianya tidak dibenarkan.
Aksi tersebut akhirnya ditelusuri Satlantas Polresta Pekanbaru dengan melakukan patroli. Petugas pun menyusuri lokasi yang dijadikan arena balap liar, yakni Stadion Utama Riau.
Namun, saat itu petugas tidak mendapati aktivitas balap liar tersebut, diduga informasi kedatangan petugas sudah diketahui terlebih dahulu oleh para pebalap jalanan itu.
Riau Pos yang berada di lapangan pun hanya melihat sekelompok remaja yang sedang duduk santai. Meski terbilang kejar-kejaran dengan petugas, ternyata remaja tersebut hanya nongkrong bukan balapan.
"Laporan dari masyarakat terkait balap liar kita tindaklanjuti. Namun, saat ke lapangan tidak kami jumpai. Hanya saja kita temukan beberapa remaja yang sedang duduk di jalan stadion ini," ungkap Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Nandang Mu’min Wijaya melalui Kasat Lantas Kompol Emil Eka Putra yang diwakili oleh Kanit Turjawali Iptu Fandri.
Katanya, pada saat didatangi petugas, empat remaja tersebut sontak kaget dan mencoba melarikan diri. Namun, usaha tersebut gagal karena sudah dikepung petugas.
"Kami kumpulkan dan interogasi. Empat remaja itu, semuanya berasal dari dua sekolah pesantren yang berbeda. Mereka hanya sedang jalan-jalan saja," ucapnya.
Katanya anak pesantren, mereka di sini lagi jalan sore sambil foto-foto. Bagaimana pun juga, mereka telah menyalahi aturan yang diberlakukan dalam PSBB. "Karena sedang ada PSBB mereka kita berikan teguran untuk mengulangi hal yang serupa. Sementara jika kita mendapati balap liar akan kami tindak tegas dan diproses sebagaimana mestinya," tutupnya.
Sementara itu, Pantauan Riau Pos, Rabu (29/4) terlihat berbagai macam jenis sepeda motor tersebut sudah dimodifikasi. Suara digembar-gemborkan. Melaju dengan kecepatan penuh lalu mengerem dadakan jika ada tikungan ataupun u-turn.
Mereka yang tergabung balap liar itu sudah ada sejak pukul 16.00 WIB. Aksi yang meresahkan warga itu akan selesai menjelang Maghrib, jika tidak ketahuan oleh aparat kepolisian.
Meski tak hentinya diuber-uber polisi, mereka masih nekat balapan. Mencari lokasi yang tidak ada polisi. Artinya, kerap terjadi kucing-kucingan.
Salah seorang warga bernama Lestari yang tinggal di Jalan Tengku Bey II, mengaku kesal dengan adanya balap liar. Bising dan risih katanya.
"Di sekitar komplek perumahan saya masih banyak remaja yang balap liar. Mereka sering lari menghindari polisi. Nampaknya kalau dikejar dari MTQ. Terus melanjutkan balapan di sini," ungkapnya.
Menanggapi balap liar, Kasat Lantas Polresta Pekanbaru Kompol Emil Eka Putra mengatakan,
pihaknya telah melakukan patroli baik saat akan berbuka puasa maupun sahur.
"Sejak awal puasa hingha sekarang sudah ada 16 sepeda motor yang kami amankan. Dan dapat diambil setelah sidang enam bulan ke depan. Meski demikian kami tidak henti-hentinya untuk menindak yang masih balap liar," ucapnya.
Ia pun tak menampik sering kucing-kucingan. "Kalau ada polisi mereka tidak balapan. Begitu sebaliknya," terangnya. Pihaknya pun selalu memantau lokasi yang sering dijadikan balap liar di antaranya di Bandar Serai, Stadion Utama Riau, dan Stadion Kaharudin Nasution.(s)