PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir yang merendam badan Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera Km 76-83 Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan surut drastis, Senin (29/1). Pengendara roda dua pun diizinkan melintasi jalan antarprovinsi ini.
“Alhamdulillah, tinggi genangan air yang merendam badan jalintim di Desa Kemang, Kecamatan Pangkalan Kuras kembali mengalami surut,’’ terang Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto SH SIK didampingi Kasatlantas AKP Akira Ceria SIK MM kepada Riau Pos, Senin (29/1).
‘’Di Km 83 sebagai titik lokasi banjir terdalam yang sebelumnya mencapai 50 sentimeter (cm) saat ini hanya 35 sentimeter. Dengan kondisi penurunan ini, maka kami telah mengizinkan pengendara sepeda motor atau kendaraan roda dua untuk melintas,’’ tambahnya.Namun demikian, lanjut Suwinto, kendaraan roda dua yang diizinkan melintas adalah sepeda motor berbodi tinggi seperti jenis trail atau kendaraan yang knalpotnya berada di atas. “Jadi, kalau kendaraan roda dua yang knalpotnya di bawah atau yang berbodi rendah masih belum kami izinkan melintas,’’ ujarnya.
‘’Pasalnya, kondisi banjir masih cukup riskan dilalui sepeda motor berbodi rendah, karena bisa mati mesin atau mogok. Jika terjadi mati mesin maka tentu akan menghambat kelancaran arus lalu lintas,” tambahnya.
Namun, petugas gabungan di lapangan masih menerapkan pola buka tutup jalan atau pembukaan jalan satu jalur. Hal ini dilakukan untuk mengurai kemacetan dan penumpukan kendaraan agar tidak terjadi kemacetan panjang.
“Alhamdulillah, dengan pola buka tutup jalan ini, antrean kendaraan yang sebelumnya mencapai 7 kilometer, kini hanya 2 kilometer. Artinya, saat ini arus lalu lintas moda transportasi telah mulai bergerak lancar menuju normal atau tidak lagi padat merayap,” paparnya.
Kapolres tetap berharap kerja sama yang baik dari seluruh pengguna jalan dengan petugas di lokasi banjir demi kepentingan bersama. Pengendara kendaraan pribadi, khususnya mobil kecil dan sepeda motor diminta tetap mengikuti jalur antrean dan sabar menuggu buka tutup arus lalu lintas serta tidak mendahului dengan menerobos jalur berlawanan arah. “Mari hargai upaya petugas gabungan di lapangan demi kelancaran aktivitas lalu lintas bersama,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Pelalawan Zulfan mengatakan, meski banjir surut, masyarakat yang tinggal di bantaran sungai tetap harus mewaspadai banjir susulan.
Pasalnya, dampak dibukannya lima pintu pelimpahan air Waduk PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar setinggi 140 cm Sabtu (27/1) lalu, akan menyebabkan tinggi permukaan air akan kembali meningkat. “Diprediksi akan mulai terasa di Pelalawan pada Rabu (31/1) mendatang,’’ ujarnya.
Di sisi lain, Gubernur Riau (Gubri) Edy Natar Nasution mengusulkan peningkatan kualitas jalintim di Pelalawan yang saat ini masih tergenang banjir. Ini agar ke depannya, terutama jika memasuki musim hujan, jalan lintas tersebut tidak lagi digenangi banjir dan tidak mengganggu arus lalu lintas.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Gubri Edy Natar Nasution saat melakukan pertemuan dengan pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Riau dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Riau di kediaman Gubri, Senin (29/1).
“Kami sengaja mengundang pihak PUPR Riau dan BPJN untuk membuat perencanaan peningkatan jalan lintas timur dan diusulkan ke pusat melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bapenas (Bapenas),” ujar Gubri.
Usulan peningkatan jalan tersebut bisa dilakukan dengan dua metode. Pertama, dengan meninggikan jalan lintas timur agar saat banjir tidak menggenang ke jalan. Kedua, dengan membangun bendungan di sisi jalan agar air juga tidak menggenangi jalan ketika banjir.
“Pola peningkatan jalan lintas timur yang diusulkan seperti itu. Tapi nanti pihak BPJN yang akan menyusun teknis usulannya termasuk dalam membuat Detail Engineering Design (DED),” ujarnya.
Gubri kembali menyampaikan, gubernur merupakan perpanjangan tangan kabupaten/kota pada tingkat pusat. Untuk itu, apa yang diperlukan bisa disampaikan dan ditindaklanjuti dengan cepat. Ia akan mendorong program-program tersebut, seperti dampak setelah musibah banjir ini.
“Yang pasti, jika ini kita lakukan dengan cepat permasalahan-permasalahan di daerah ini bisa teratasi. Maka itu harus bisa lansung dijalankan ketika menghadapi permasalahan,” tutur Gubri.
Di tempat yang sama, Kepala BPJN Riau Yohanis Tulak Todingrara menanggapi langsung apa yang direncanakan Gubri. Sebagai yang bertugas di wilayah Riau, dirinya akan menindaklanjuti langsung dengan mengusulkan ke pemerintah pusat. “Ini akan segera kita tindaklanjuti, apa yang disampaikan Gubri ini cukup bagus dan anggarannya juga ada di BPJN,” katanya.
Hal senada juga disampaikan perwakilan PUPR Riau, Fery. Dikatakannya dalam waktu dekat, PUPR bersama pihak terkait akan langsung melakukan pembahasan dan membuat pengajuan ke berbagai pihak terkait di pusat. Termasuk anggota DPR RI asal Riau yang membidangi hal ini.
“Kami akan lansung kumpul dan membuat usulan pengajuan. Kita gerak sesuai yang dibahas dan sesuai yang diinstruksikan Pak Gubernur termasuk bersama pihak BPJN wilayah Riau,” tuturnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, terkait bencana banjir di Riau pihaknya saat ini sedang membahas untuk perpanjangan Status Siaga Banjir. Pasalnya status tersebut akan berakhir pada 31 Januari besok. “Saat ini intensitas curah hujan di Riau masih tinggi,” sebutnya.
Berdasarkan analisis pihaknya, status tersebut akan diperpanjang hingga akhir Februari mendatang. Namun jika nantinya memasuki pertengahan Februari, curah hujan sudah berkurang dan memasuki musim panas maka bisa saja status tersebut dicabut.
“Rencananya diperpanjang hingga akhir Februari, tapi kalau nantinya pertengahan Februari sudah memasuki musim panas, maka bisa saja statusnya diakhiri dan diganti dengan Status Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan. Kita lihat saja bagaimana kondisi nanti,” ujarnya.
Surut, 1.000 KK Lebih Masih Mengungsi
Bencana banjir yang melanda sebagian besar kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) juga terjadi penurunan. Namun hujan masih sempat terjadi, meskipun dengan intensitas yang tidak begitu tinggi seperti sebelumnya.
Kalaksa BPBD Rohil Hari Dharma Putra didampingi Sekretaris Edo Rendra melalui Fungsional Penata Penanggulangan Bencana Devita Trimaily menyebutkan, korban terdampak banjir di Rohil telah mencapai 23 kepenghuluan/kelurahan yang terdiri dari 4.112 Kepala Keluarga (KK).
Sedangkan yang mengungsi mencapai 1.358 KK. “Untuk jumlah tersebut tersebar di beberapa kecamatan,” kata Devita, Senin (29/1).
Ia menerangkan di Kecamatan Tanah Putih terdapat empat desa dengan terdampak total 655 KK dan mengungsi 277 KK. Selanjutnya Kecamatan Pujud sebanyak dua desa dengan total terdampak 119 KK.
Berikutnya Rantau Kopar sebanyak empat desa dengan total 1.482 KK dan yang mengungsi 529 KK. Di Kubu Babussalam satu desa dengan total 800 KK dan mengungsi 70 KK. Di Bangko Pusako terdampak lima desa dengan total 221 KK, di Tanah Putih Tanjung Melawan sebanyak lima desa total 596 KK dan mengungsi 326 KK. Di Rimba Melintang sebanyak dua desa total terdampak 239 KK dan yang mengungsi 156 KK.
Terkait dengan bencana banjir terangnya BPBD Rohil dan satgas terkait telah melakukan kajian cepat dan pendataan di lokasi kejadian, begitu juga menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana, melakukan monitoring dan pendataan dampak bencana banjir.
BPBD Rohil dan satgas terkait tambah Devita telah melakukan kajian cepat dan pendataan di lokasi kejadian, menyalurkan bantuan kepada korban terdampak bencana, dan melakukan monitoring serta pendataan dampak bencana banjir. “Di sejumlah tempat seperti di Tanah Putih, air surut lebih kurang 10 sentimeter dari sebelumnya,” katanya.
300 Rumah Terendam, 3 Sekolah Lumpuh Total
Sebanyak 300 rumah teredam banjir di Desa Sendayan, Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kampar. Banjir yang melanda Desa Sendayan sudah tiga hari semenjak dibuka pintu pelimpahan Waduk PLTA Kota Panjang ditambah curah hujan yang cukup tinggi.
Kepala Desa Sendayan Marlis menjelaskan, banjir merendan lebih kurang 300 rumah warga Sendayan Kecamatan Kampar Utara setinggi 40 cm sampai 50 cm. Kalau di luar rumah banjir mencapai satu meter.
‘’Yang lumpuh total dua dusun, yakni dusun satu dan dusun tiga. Banjir melanda Desa Sendayan ini sudah tiga hari semenjak dibuka pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang setinggi 1,4 meter ini. Ditambah lagi curah hujan yang cukup tinggi,’’ jelas Marlis, Senin (29/1).
Marlis menambahkan, saat ini banjir di Desa Sendayan belum surut. Warga yang terdampak banjir masih bertahan di rumah masing-masing. ‘’Untuk fasilitas sekolah ada yang lumpuh total yakni Pondok Pesantren Al Fatah di Dusun III dan PDTA Dusun II Kapur dan SDN 009 Sendayan,’’ jelas Marlis.
Marlis berharap kepada Pemkab Kampar untuk menyalurkan bantuan bagi warda Desa Sendayan yang terdampak banjir. Soalnya warga tidak lagi bekerja mencari napkah baik ke kebun karet maupun ke kebun sawit.(amn/sol/fad/kom/das)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru