Selasa, 2 Juli 2024

Potensi Penularan Masih Tinggi, Segera Lakukan Tes Massal

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kasus positif Covid-19 di Bumi Lancang Kuning terus meningkat. Terakhir, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau mengumumkan ada penambahan 27 kasus baru pada Selasa (28/7). Sehingga total kasus positif di Riau menjadi 409 kasus.

Atas kondisi itu, ahli epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau (Unri) dr Suyanto mengatakan, potensi penambahan kasus masih bisa terus terjadi. Mengingat jumlah masyarakat yang dilakukan tes belum menyeluruh. Ia menyarankan agar dilakukan tes massal. Baik oleh pemerintah, swasta maupun organisasi ke masyarakatan.

- Advertisement -

"Karena sebenarnya kasus Covid-19 di Indonesia banyak. Misalkan secara nasional saat ini sudah 100-an ribu. Itu menurut perkiraan dokter FK UI bisa sampai dua juta. Dengan syarat semua diperiksa. Begitu juga Riau, seharusnya juga banyak. Dulu sebenarnya perkiraan saya juga banyak. Ribuan. Cuma kan kita tidak periksa semuanya," ungkap Suyanto kepada Riau Pos, Selasa (28/7).

Lebih jauh disampaikan Suyanto, hasil penghitungan pihaknya tingkat penularan kasus Covid-19 memiliki nilai 1,5. Artinya, 1 kasus bisa menularkan kepada 1-2 orang. Ia pun menyimpulkan bahwa angka penularan masih termasuk kategori tinggi. Walaupun sebetulnya nilai penularan yang masuk kategori mengkhawatirkan adalah 2,5.

"Dengan angka tersebut kasus di Riau masih tinggi. Masih ada potensi penularan kasus. Yang perlu dicari tahu adalah dari mana sumber kasusnya. Apakah berasal dari Provinsi Riau sendiri atau dari luar," sambungnya.

- Advertisement -

Suyanto sedikit mengulas soal grafik peningkatan penularan kasus Covid-19 di Riau. Bahkan pada saat Idulfitri lalu, terdapat penurunan angka penularan yang cukup baik. Namun beberapa waktu setelahnya kembali lagi mengalami kenaikan. Dengan pola kenaikan seperti itu, seharusnya seluruh masyarakat mewaspadai penyebaran. Namun yang terjadi justru masyarakat terlihat abai. Bahkan tidak jarang pelanggaran protokol kesehatan terjadi. Seperti tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak ketika berkumpul.

Ia pun memperkirakan masa pandemi Covid-19 ini masih akan berlangsung dalam rentang 6 bulan hingga 1 tahun mendatang. Itu karena vaksin untuk virus asal Kota Wuhan, Cina masih belum ada. Ia bahkan memprediksi vaksin baru ada pada akhir tahun mendatang. Maka dari itu diperlukan keseriusan semua pihak. Tidak hanya mengandalkan pemerintah, namun juga diperlukan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Seperti mencuci tangan bersih pakai sabun, meningkatkan imun tubuh.

"Karena vaksinnya belum ada. Makanya kita harus jaga diri sendiri. Yakni dengan meningkatkan imun tubuh. Rajin konsumsi vitamin, sayur mayur. Rutin olahraga dan berjemur di matahari pagi," ungkapnya.

Saat ditanya lagi apakah perlu diberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB)? Dia memastikan tidak perlu dilakukan. Karena yang terpenting adalah tetap menjaga jarak dan mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Dua poin di atas yang menurut dia harus ditekankan lagi oleh pemerintah. Terutama pada tempat-tempat keramaian seperti mal, pasar hingga rumah ibadah. Ditambah dengan keterlibatan masyarakat nonpemerintahan. Seperti swasta, dunia usaha, bahkan organisasi masyarakat di tingkat paling bawah.

Baca Juga:  E- Money

"Sejauh ini setahu saya pemprov tinggal penguatan supaya masyarakat patuh. Karena saya lihat masyarakat sudah merasa aman dan jenuh. Kasus Covid-19 ini tidak akan selesai 6 bulan bahkan sampai setahun ini. Sampai vaksin ada. Saya berkeyakinan baru akhir tahun depan baru ada vaksin," tuntasnya.

Belum Akan Terapkan WFH Menyeluruh
Jumlah pasien positif Covid-19 di Riau terus bertambah. Bahkan ada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, positif corona. Meski begitu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar belum akan menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi para ASN.

"Sampai saat ini, kami masih memberlakukan sistem bekerja dari rumah bagi ASN dengan kriteria tertentu. Seperti berusia di atas 55 tahun, sedang hamil dan sedang menyusui. Bagi ASN lainnya masih bekerja seperti biasa," kata Gubri, Selasa (28/7).

Namun demikian, lanjut Gubri, jika nantinya angka pasien positif Covid-19 terus bertambah lagi, bukan tidak mungkin pihaknya akan mengambil kebijakan melakukan pembatasan bagi ASN yang bekerja di kantor, seperti saat awal-awal penemuan kasus positif Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Andai kata bertambah terus penularannya, maka akan diberlakukan lagi pembatasan jumlah ASN masuk kantor. Termasuk apel pagi dan kegiatan olahraga juga akan ditinjau ulang jika terus terjadi penambahan kasus," sebutnya.

Dengan adanya satu ASN yang bertugas di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Riau yang dinyatakan positif corona, Gubri menyebut bukan sesuatu yang mustahil jika saat ini juga ada ASN lainnya yang sudah positif Covid-19 namun belum diketahui. Karena saat ini banyak ditemukan pasien positif yang tanpa gejala.

"Untuk itu, saya sudah minta agar pelaksanaan pengambilan sampel swab bisa terus ditingkatkan. Hari ini (kemarin, red) ada satu pegawai yang positif, bukan mustahil sudah ada pegawai lainnya yang positif tapi belum diketahui. Ini yang kita khawatirkan," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, ada penambahan 27 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (28/7). Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 409 dari sebelumnya 382.

"Pasien positif ke-383 yakni LA (69) yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya IH (30). Pasien 384 yakni MJ (40) warga Kota Pekanbaru yang belum diketahui riwayat penularan," katanya.

Pasien ke-385 yakni Z (49) warga Pekanbaru, belum diketahui riwayat penularan. Pasien 386 Fw (31) warga Pekanbaru, memiliki riwayat perjalanan dari Palembang. Pasien 387 yakni W (75) warga kota Pekanbaru yang belum diketahui riwayat penularan. Pasien 388 IM (53) warga kota Pekanbaru, belum diketahui riwayat penularan.

Baca Juga:  Tiga Terdakwa Divonis 4 dan 5 Tahun Penjara

"Pasien 389 yakni MDA (27) warga kota Pekanbaru yang memiliki riwayat perjalanan dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Pasien 390 yakni ES (58) warga DKI Jakarta yang sedang berkunjung ke Riau," jelasnya.

Pasien 391 Za (52) warga kota Pekanbaru yang belum diketahui riwayat penularan. Pasien 392 yakni HM (55) warga Kabupaten Kampar yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya K (59). Pasien 393 yakni MS (59) warga Kabupaten Kampar yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya K (59). Pasien 394 yakni AR (6) warga Rokan Hilir yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya WS (33). Pasien 395 yakni SS (27) warga Rokan Hilir yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya WS (33). Pasien ke-396 yakni B (41) warga Kabupaten Pelalawan.

"Pasien ke 397 yakni EC (18) warga Pelalawan yang memiliki riwayat perjalanan dari Sumatera Utara. Pasien ke-398 yakni HT (43) warga Pelalawan. Pasien 399 IA (30), keduanya juga memiliki riwayat perjalanan dari Sumatera Utara," sebutnya.

Pasien ke 400 yakni YS (16) warga Sumatera Utara yang sedang berkunjung ke kabupaten Rokan Hulu. Pasien ke401 R (47) warga Siak. Pasien 402 TN (52) warga Siak, pasien 403 yakni Z (11) warga Siak. Pasien 404 yakni AS (48) warga Siak. Pasien 405 yakni FA (25) warga Siak.

"Pasien 406 yakni M (48) warga Siak, pasien 407 yakni MP (21) warga Siak. Pasien 408 yakni RB (29) warga Siak. Pasien 409 yakni SR (25) warga Siak. Mereka ini rata-rata adalah hasil tracing kontak pasien positif sebelumnya," jelasnya.

Mayoritas dari PDP
Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 kembali terjadi di Kota Pekanbaru, Selasa (28/7) sebanyak sembilan orang. Mayoritas dari mereka adalah pasien dalam pengawasan (PDP).

Berdasarkan tambahan kasus hari ini, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru menjadi 158 orang."53 orang masih dirawat, 99 orang dinyatakan sembuh dan enam orang meninggal dunia," urainya.

Dia menyimpulkan, dari tambahan kasus tersebut, penambahan kasus berasal dari PDP. "Sebagian besar yang positif hari ini (kemarin, red) adalah PDP yang memiliki keluhan. Kalau sebelumnya banyak dari asimtomatik, sekarang pasien positif hampir ada keluhan semua," paparnya.

Di samping itu, Mulyadi juga mengabarkan satu pasien positif yang dinyatakan sembuh kemarin.

"Satu pasien sembuh yaitu ER (38/wanita), warga Kelurahan Sukamulia, Kecamatan Sail," tutupnya.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kasus positif Covid-19 di Bumi Lancang Kuning terus meningkat. Terakhir, Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Riau mengumumkan ada penambahan 27 kasus baru pada Selasa (28/7). Sehingga total kasus positif di Riau menjadi 409 kasus.

Atas kondisi itu, ahli epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau (Unri) dr Suyanto mengatakan, potensi penambahan kasus masih bisa terus terjadi. Mengingat jumlah masyarakat yang dilakukan tes belum menyeluruh. Ia menyarankan agar dilakukan tes massal. Baik oleh pemerintah, swasta maupun organisasi ke masyarakatan.

"Karena sebenarnya kasus Covid-19 di Indonesia banyak. Misalkan secara nasional saat ini sudah 100-an ribu. Itu menurut perkiraan dokter FK UI bisa sampai dua juta. Dengan syarat semua diperiksa. Begitu juga Riau, seharusnya juga banyak. Dulu sebenarnya perkiraan saya juga banyak. Ribuan. Cuma kan kita tidak periksa semuanya," ungkap Suyanto kepada Riau Pos, Selasa (28/7).

Lebih jauh disampaikan Suyanto, hasil penghitungan pihaknya tingkat penularan kasus Covid-19 memiliki nilai 1,5. Artinya, 1 kasus bisa menularkan kepada 1-2 orang. Ia pun menyimpulkan bahwa angka penularan masih termasuk kategori tinggi. Walaupun sebetulnya nilai penularan yang masuk kategori mengkhawatirkan adalah 2,5.

"Dengan angka tersebut kasus di Riau masih tinggi. Masih ada potensi penularan kasus. Yang perlu dicari tahu adalah dari mana sumber kasusnya. Apakah berasal dari Provinsi Riau sendiri atau dari luar," sambungnya.

Suyanto sedikit mengulas soal grafik peningkatan penularan kasus Covid-19 di Riau. Bahkan pada saat Idulfitri lalu, terdapat penurunan angka penularan yang cukup baik. Namun beberapa waktu setelahnya kembali lagi mengalami kenaikan. Dengan pola kenaikan seperti itu, seharusnya seluruh masyarakat mewaspadai penyebaran. Namun yang terjadi justru masyarakat terlihat abai. Bahkan tidak jarang pelanggaran protokol kesehatan terjadi. Seperti tidak mengenakan masker dan tidak menjaga jarak ketika berkumpul.

Ia pun memperkirakan masa pandemi Covid-19 ini masih akan berlangsung dalam rentang 6 bulan hingga 1 tahun mendatang. Itu karena vaksin untuk virus asal Kota Wuhan, Cina masih belum ada. Ia bahkan memprediksi vaksin baru ada pada akhir tahun mendatang. Maka dari itu diperlukan keseriusan semua pihak. Tidak hanya mengandalkan pemerintah, namun juga diperlukan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Seperti mencuci tangan bersih pakai sabun, meningkatkan imun tubuh.

"Karena vaksinnya belum ada. Makanya kita harus jaga diri sendiri. Yakni dengan meningkatkan imun tubuh. Rajin konsumsi vitamin, sayur mayur. Rutin olahraga dan berjemur di matahari pagi," ungkapnya.

Saat ditanya lagi apakah perlu diberlakukan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB)? Dia memastikan tidak perlu dilakukan. Karena yang terpenting adalah tetap menjaga jarak dan mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah. Dua poin di atas yang menurut dia harus ditekankan lagi oleh pemerintah. Terutama pada tempat-tempat keramaian seperti mal, pasar hingga rumah ibadah. Ditambah dengan keterlibatan masyarakat nonpemerintahan. Seperti swasta, dunia usaha, bahkan organisasi masyarakat di tingkat paling bawah.

Baca Juga:  Bumida Serahkan Klaim Asuransi Rp517 Juta

"Sejauh ini setahu saya pemprov tinggal penguatan supaya masyarakat patuh. Karena saya lihat masyarakat sudah merasa aman dan jenuh. Kasus Covid-19 ini tidak akan selesai 6 bulan bahkan sampai setahun ini. Sampai vaksin ada. Saya berkeyakinan baru akhir tahun depan baru ada vaksin," tuntasnya.

Belum Akan Terapkan WFH Menyeluruh
Jumlah pasien positif Covid-19 di Riau terus bertambah. Bahkan ada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, positif corona. Meski begitu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar belum akan menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi para ASN.

"Sampai saat ini, kami masih memberlakukan sistem bekerja dari rumah bagi ASN dengan kriteria tertentu. Seperti berusia di atas 55 tahun, sedang hamil dan sedang menyusui. Bagi ASN lainnya masih bekerja seperti biasa," kata Gubri, Selasa (28/7).

Namun demikian, lanjut Gubri, jika nantinya angka pasien positif Covid-19 terus bertambah lagi, bukan tidak mungkin pihaknya akan mengambil kebijakan melakukan pembatasan bagi ASN yang bekerja di kantor, seperti saat awal-awal penemuan kasus positif Covid-19 beberapa waktu lalu.

"Andai kata bertambah terus penularannya, maka akan diberlakukan lagi pembatasan jumlah ASN masuk kantor. Termasuk apel pagi dan kegiatan olahraga juga akan ditinjau ulang jika terus terjadi penambahan kasus," sebutnya.

Dengan adanya satu ASN yang bertugas di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Riau yang dinyatakan positif corona, Gubri menyebut bukan sesuatu yang mustahil jika saat ini juga ada ASN lainnya yang sudah positif Covid-19 namun belum diketahui. Karena saat ini banyak ditemukan pasien positif yang tanpa gejala.

"Untuk itu, saya sudah minta agar pelaksanaan pengambilan sampel swab bisa terus ditingkatkan. Hari ini (kemarin, red) ada satu pegawai yang positif, bukan mustahil sudah ada pegawai lainnya yang positif tapi belum diketahui. Ini yang kita khawatirkan," ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, ada penambahan 27 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (28/7). Dengan demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 409 dari sebelumnya 382.

"Pasien positif ke-383 yakni LA (69) yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya IH (30). Pasien 384 yakni MJ (40) warga Kota Pekanbaru yang belum diketahui riwayat penularan," katanya.

Pasien ke-385 yakni Z (49) warga Pekanbaru, belum diketahui riwayat penularan. Pasien 386 Fw (31) warga Pekanbaru, memiliki riwayat perjalanan dari Palembang. Pasien 387 yakni W (75) warga kota Pekanbaru yang belum diketahui riwayat penularan. Pasien 388 IM (53) warga kota Pekanbaru, belum diketahui riwayat penularan.

Baca Juga:  Distankan Awasi Ternak Betina Produktif

"Pasien 389 yakni MDA (27) warga kota Pekanbaru yang memiliki riwayat perjalanan dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Pasien 390 yakni ES (58) warga DKI Jakarta yang sedang berkunjung ke Riau," jelasnya.

Pasien 391 Za (52) warga kota Pekanbaru yang belum diketahui riwayat penularan. Pasien 392 yakni HM (55) warga Kabupaten Kampar yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya K (59). Pasien 393 yakni MS (59) warga Kabupaten Kampar yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya K (59). Pasien 394 yakni AR (6) warga Rokan Hilir yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya WS (33). Pasien 395 yakni SS (27) warga Rokan Hilir yang merupakan kontak tracing pasien positif sebelumnya WS (33). Pasien ke-396 yakni B (41) warga Kabupaten Pelalawan.

"Pasien ke 397 yakni EC (18) warga Pelalawan yang memiliki riwayat perjalanan dari Sumatera Utara. Pasien ke-398 yakni HT (43) warga Pelalawan. Pasien 399 IA (30), keduanya juga memiliki riwayat perjalanan dari Sumatera Utara," sebutnya.

Pasien ke 400 yakni YS (16) warga Sumatera Utara yang sedang berkunjung ke kabupaten Rokan Hulu. Pasien ke401 R (47) warga Siak. Pasien 402 TN (52) warga Siak, pasien 403 yakni Z (11) warga Siak. Pasien 404 yakni AS (48) warga Siak. Pasien 405 yakni FA (25) warga Siak.

"Pasien 406 yakni M (48) warga Siak, pasien 407 yakni MP (21) warga Siak. Pasien 408 yakni RB (29) warga Siak. Pasien 409 yakni SR (25) warga Siak. Mereka ini rata-rata adalah hasil tracing kontak pasien positif sebelumnya," jelasnya.

Mayoritas dari PDP
Penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 kembali terjadi di Kota Pekanbaru, Selasa (28/7) sebanyak sembilan orang. Mayoritas dari mereka adalah pasien dalam pengawasan (PDP).

Berdasarkan tambahan kasus hari ini, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru menjadi 158 orang."53 orang masih dirawat, 99 orang dinyatakan sembuh dan enam orang meninggal dunia," urainya.

Dia menyimpulkan, dari tambahan kasus tersebut, penambahan kasus berasal dari PDP. "Sebagian besar yang positif hari ini (kemarin, red) adalah PDP yang memiliki keluhan. Kalau sebelumnya banyak dari asimtomatik, sekarang pasien positif hampir ada keluhan semua," paparnya.

Di samping itu, Mulyadi juga mengabarkan satu pasien positif yang dinyatakan sembuh kemarin.

"Satu pasien sembuh yaitu ER (38/wanita), warga Kelurahan Sukamulia, Kecamatan Sail," tutupnya.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari