PEKAN BARU (RIAU POS. CO) — Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Pekanbaru mencatat sejak awal 2019 hingga 28 Mei, sudah terjadi 70 kasus kebakaran. Arus pendek listrik atau korsleting menjadi penyebab kebakaran yang paling banyak terjadi.
‘’Kebanyakan karena listrik, arus pendek,’’ ungkap Kepala DPKP Kota Pekanbaru Burhan Gurning melalui Kasi Evakuasi dan Keselamatan Ibas Sembiring kepada Riau Pos, Selasa (28/5).
Berdasarkan data DPKP Pekanbaru, sejak awal 2019 hingga 28 Mei ini, sudah terjadi setidaknya 70 kali kasus kebakaran di wilayah Pekanbaru. Dari 70 kasus itu, sebanyak 52 kasus kebakaran bangunan dan 18 lainnya oleh kasus kebakaran lahan.
‘’Untuk Mei 2019 ini ada delapan kejadian. Dua kebakaran lahan dan enam bangunan,’’ jelasnya. Menurut standar operasional prosedur (SOP), ungkap dia, Damkar setidaknya menurunkan dua unit mobil, di antara satu mobil pemadam kebakaran (MPK) Rescue dan satu MPK. Yang mana, ada tujuh pos Damkar yang tersebar di sejumlah wilayah Pekanbaru supaya dapat merespon cepat kejadian kebakaran di setiap daerah.
‘’Satu mobil Damkar bisa membawa air hingga empat ribu liter. Tergantung jenis mobilnya,’’ ujarnya.
Tidak hanya soal kebakaran saja, tetapi Damkar juga memiliki tugas untuk penanganan masalah hewan, seperti ular dan tawon yang mengganggu ketentraman warga Pekanbaru. ‘’Tinggal lapor saja masyarakat. Tidak hanya soal kebakaran saja, tapi juga penanganan binatang,’’ sambungnya.(*1)
PEKAN BARU (RIAU POS. CO) — Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Pekanbaru mencatat sejak awal 2019 hingga 28 Mei, sudah terjadi 70 kasus kebakaran. Arus pendek listrik atau korsleting menjadi penyebab kebakaran yang paling banyak terjadi.
‘’Kebanyakan karena listrik, arus pendek,’’ ungkap Kepala DPKP Kota Pekanbaru Burhan Gurning melalui Kasi Evakuasi dan Keselamatan Ibas Sembiring kepada Riau Pos, Selasa (28/5).
Berdasarkan data DPKP Pekanbaru, sejak awal 2019 hingga 28 Mei ini, sudah terjadi setidaknya 70 kali kasus kebakaran di wilayah Pekanbaru. Dari 70 kasus itu, sebanyak 52 kasus kebakaran bangunan dan 18 lainnya oleh kasus kebakaran lahan.
- Advertisement -
‘’Untuk Mei 2019 ini ada delapan kejadian. Dua kebakaran lahan dan enam bangunan,’’ jelasnya. Menurut standar operasional prosedur (SOP), ungkap dia, Damkar setidaknya menurunkan dua unit mobil, di antara satu mobil pemadam kebakaran (MPK) Rescue dan satu MPK. Yang mana, ada tujuh pos Damkar yang tersebar di sejumlah wilayah Pekanbaru supaya dapat merespon cepat kejadian kebakaran di setiap daerah.
‘’Satu mobil Damkar bisa membawa air hingga empat ribu liter. Tergantung jenis mobilnya,’’ ujarnya.
- Advertisement -
Tidak hanya soal kebakaran saja, tetapi Damkar juga memiliki tugas untuk penanganan masalah hewan, seperti ular dan tawon yang mengganggu ketentraman warga Pekanbaru. ‘’Tinggal lapor saja masyarakat. Tidak hanya soal kebakaran saja, tapi juga penanganan binatang,’’ sambungnya.(*1)