Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Keluarga Minta Riska Dicek Ulang

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Riska Ramadila akhirnya kembali dibawa berobat ke Pekanbaru. Riska didampingi kedua orang tuanya dan beberapa keluarga dijemput tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau ke rumahnya di Lipatkain.

Gadis 17 tahun ini dibawa ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada Selasa (27/1) pagi. Namun sampai di sana menurut Nurhayati, tentenya, Riska tidak diperiksa lebih lanjut.

"Tadi pagi (kemarin, red) di Arifin Achmad sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka hanya berpatok pada hasil ronsen dari enam bulan lalu. Langsung diputuskan dioperasi, diamputasi malah. Kami minta periksa ulang, karena harapan kami Riska sembuh tanpa amputasi," sebut Nurhayati dengan suara berat, ketika dihubungi wartawan lewat telepon selulernya sore kemarin.

Permintaan cek ulang me­nurut Nurhayati tidak langsung dituruti petugas medis RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Atas informasi yang diberikan pihak rumah sakit tersebut, Nurhayati menyebutkan, keluarganya memilih untuk berembuk terlebih dahulu. Lagi-lagi dirinya menegaskan, pihak keluarga ingin Riska sembuh tanpa amputasi.

Kendati begitu, hingga saat ini tim penggalangan dana untuk pengobatan Riska terus bergerak. Dikoordinatori oleh Ketua Ikatan Alumni SMAN 1 Kamparkiri Ahmad Syukur, tim ini terus membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin membantu biaya pengobatan Riska.

Bagi masyarakat yang tergerak hati untuk membantu biaya pengobatan Riska, tim ini membuka rekening bantuan di BRI dengan nomor rekening 5508-01-018263-53-0 atas nama Erianto. Atau bisa menghubungi langsung no kontak Nurhayati di nomor 0823 8530 2398.

Baca Juga:  Lakukan Evaluasi Menyeluruh Paska Pospenas

Seperti diberitakan sebelumnya di koran ini, Riska yang merupakan pelajar SMAN 1 Kamparkiri menderita tumor ganas. Sempat terjatuh saat bermain voly di sekolahnya pada Juli 2019, Riska tidak lagi bisa bergerak bebas sejak September 2019 karena tumor yang dideritanya.

Karena keterbatasan biaya untuk berobat, pengobatan Riska tidak maksimal sejak pembengkakannya masih kecil. Riska sendiri berasal dari keluarga kurang mampu dengan penghasilan orang tua di bawah rata-rata. Kedua orang tuanya merupakan penyadap karet yang harus membiaya Riska dan tujuh saudara-saudari Riska lainnya di Lipatkain, Kamparkiri.

Sementara itu,  Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, saat ini tim dokter RSUD Arifin Achmad masih melakukan observasi terhadap penyakit tumor yang diderita korban. Jika penyakitnya bisa ditangani di RSUD Arifin Achmad, maka akan langsung ditangani. Jika tidak maka akan dirujuk ke rumah sakit lain.

"Tim dokter masih melakukan observasi. Kalau tidak bisa ditangani, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit lain. Untuk biaya transportasi dan biaya hidup selama ditangani  di rumah sakit lain  akan ditanggung Pemerintah Provinsi Riau," sebutnya.

Ditangani Sampai Tuntas

Kondisi  Riska Ramadila (17), warga RT 03, RW 03 Kayu Mas, Kelurahan Lipatkain, Kecamatan Kamparkiri yang mengidap tumor ganas mendapat perhatian serius DPRD Riau. Riska yang memiliki keterbatasan ekonomi, seharusnya mendapat pertolongan dari pemerintah.

Baca Juga:  Truk Terguling di HR Soebrantas Bahayakan Pengendara

Legislator meminta agar Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi memastikan Riska mendapat penanganan medis sampai tuntas.

Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi V DPRD Riau Agung Nugroho yang membidangi persoalan kesehatan, Senin (28/1). Kata dia, ketika ada warga yang mengalmi kondisi serupa Riska, harusnya pemerintah hadir mendampingi. Sehingga masyarakat, terutama masyarakat kecil dapat merasakan keberadaan pemerintah. "Tadi kami sudah sampaikan ke Diskes Provinsi. Alhamdulillah sudah di respon. Bahkan kata pihak dinas tadi sudah ada penanganan. Kami bersyukur, respon cukup cepat," ujar Agung.

Dari keterangan Diskes Provinsi, Riska sudah didampingi mulai pengurusan surat rujukan Puskesmas sampai proses pendaftaran di polionkologi yang dibantu bagian pengaduan RSUD.

"Jadi tadi disampaikan Diskes juga bahwa anak kita Riskda berdasarkan data RSUD terakhir berobat pada bulan Agustus 2019 di poli orthopedic," terang Agung. Ia melanjutkan, pihak RSUD menyarankan agar Riska dirujuk ke Jakarta. Dikarenakan peralatan medis yang dimiliki masih terbatas. Namun pihak keluarga masih berembuk untuk rencana rujuk ke Jakarta. Ia juga memastikan, biaya untuk dirujuk ke PPK III di Jakarta di tanggung pemprov.(end/sol/nda)

 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Riska Ramadila akhirnya kembali dibawa berobat ke Pekanbaru. Riska didampingi kedua orang tuanya dan beberapa keluarga dijemput tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau ke rumahnya di Lipatkain.

Gadis 17 tahun ini dibawa ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada Selasa (27/1) pagi. Namun sampai di sana menurut Nurhayati, tentenya, Riska tidak diperiksa lebih lanjut.

- Advertisement -

"Tadi pagi (kemarin, red) di Arifin Achmad sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka hanya berpatok pada hasil ronsen dari enam bulan lalu. Langsung diputuskan dioperasi, diamputasi malah. Kami minta periksa ulang, karena harapan kami Riska sembuh tanpa amputasi," sebut Nurhayati dengan suara berat, ketika dihubungi wartawan lewat telepon selulernya sore kemarin.

Permintaan cek ulang me­nurut Nurhayati tidak langsung dituruti petugas medis RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Atas informasi yang diberikan pihak rumah sakit tersebut, Nurhayati menyebutkan, keluarganya memilih untuk berembuk terlebih dahulu. Lagi-lagi dirinya menegaskan, pihak keluarga ingin Riska sembuh tanpa amputasi.

- Advertisement -

Kendati begitu, hingga saat ini tim penggalangan dana untuk pengobatan Riska terus bergerak. Dikoordinatori oleh Ketua Ikatan Alumni SMAN 1 Kamparkiri Ahmad Syukur, tim ini terus membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin membantu biaya pengobatan Riska.

Bagi masyarakat yang tergerak hati untuk membantu biaya pengobatan Riska, tim ini membuka rekening bantuan di BRI dengan nomor rekening 5508-01-018263-53-0 atas nama Erianto. Atau bisa menghubungi langsung no kontak Nurhayati di nomor 0823 8530 2398.

Baca Juga:  Jelang Jadi Perda, RS Madani Perlu Penguatan Etos Kerja dan Yankes

Seperti diberitakan sebelumnya di koran ini, Riska yang merupakan pelajar SMAN 1 Kamparkiri menderita tumor ganas. Sempat terjatuh saat bermain voly di sekolahnya pada Juli 2019, Riska tidak lagi bisa bergerak bebas sejak September 2019 karena tumor yang dideritanya.

Karena keterbatasan biaya untuk berobat, pengobatan Riska tidak maksimal sejak pembengkakannya masih kecil. Riska sendiri berasal dari keluarga kurang mampu dengan penghasilan orang tua di bawah rata-rata. Kedua orang tuanya merupakan penyadap karet yang harus membiaya Riska dan tujuh saudara-saudari Riska lainnya di Lipatkain, Kamparkiri.

Sementara itu,  Kepala Dinas Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, saat ini tim dokter RSUD Arifin Achmad masih melakukan observasi terhadap penyakit tumor yang diderita korban. Jika penyakitnya bisa ditangani di RSUD Arifin Achmad, maka akan langsung ditangani. Jika tidak maka akan dirujuk ke rumah sakit lain.

"Tim dokter masih melakukan observasi. Kalau tidak bisa ditangani, maka akan langsung dirujuk ke rumah sakit lain. Untuk biaya transportasi dan biaya hidup selama ditangani  di rumah sakit lain  akan ditanggung Pemerintah Provinsi Riau," sebutnya.

Ditangani Sampai Tuntas

Kondisi  Riska Ramadila (17), warga RT 03, RW 03 Kayu Mas, Kelurahan Lipatkain, Kecamatan Kamparkiri yang mengidap tumor ganas mendapat perhatian serius DPRD Riau. Riska yang memiliki keterbatasan ekonomi, seharusnya mendapat pertolongan dari pemerintah.

Baca Juga:  Polisi Berbagi Kursi Roda di Limapuluh dan Sail

Legislator meminta agar Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi memastikan Riska mendapat penanganan medis sampai tuntas.

Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi V DPRD Riau Agung Nugroho yang membidangi persoalan kesehatan, Senin (28/1). Kata dia, ketika ada warga yang mengalmi kondisi serupa Riska, harusnya pemerintah hadir mendampingi. Sehingga masyarakat, terutama masyarakat kecil dapat merasakan keberadaan pemerintah. "Tadi kami sudah sampaikan ke Diskes Provinsi. Alhamdulillah sudah di respon. Bahkan kata pihak dinas tadi sudah ada penanganan. Kami bersyukur, respon cukup cepat," ujar Agung.

Dari keterangan Diskes Provinsi, Riska sudah didampingi mulai pengurusan surat rujukan Puskesmas sampai proses pendaftaran di polionkologi yang dibantu bagian pengaduan RSUD.

"Jadi tadi disampaikan Diskes juga bahwa anak kita Riskda berdasarkan data RSUD terakhir berobat pada bulan Agustus 2019 di poli orthopedic," terang Agung. Ia melanjutkan, pihak RSUD menyarankan agar Riska dirujuk ke Jakarta. Dikarenakan peralatan medis yang dimiliki masih terbatas. Namun pihak keluarga masih berembuk untuk rencana rujuk ke Jakarta. Ia juga memastikan, biaya untuk dirujuk ke PPK III di Jakarta di tanggung pemprov.(end/sol/nda)

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari