Minggu, 7 Juli 2024

Daging Segar Hilang di Pasar

(RIAUPOS.CO) – Kios-kios daging di beberapa pasar tradisional di Pekanbaru terlihat sepi dari aktivitas jual beli, Sabtu (26/3). Bahkan, tak tampak daging sapi yang biasa digantung di kios tersebut. Ternyata, beberapa pedagang daging sapi di Pekanbaru melakukan aksi mogok berjualan.

Hal ini dikarenakan stok sapi tidak tersedia dan harga tinggi akibat adanya informasi sapi dari luar provinsi dilarang masuk ke Riau untuk mengantisipasi penyebaran penyakit lumpy skin desease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada sapi.

- Advertisement -

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, mogoknya para pedagang daging sapi dikarenakan faktor harga, di mana modal yang dikeluarkan oleh para pedagang untuk mendapatkan pasokan daging sapi cukup tinggi.

Selain itu, kata Ingot para pedagang juga memilih berhenti berjualan sementara waktu lantaran tidak adanya pasokan daging dari rumah potong hewan. Pihaknya juga berjanji akan segera berkomunikasi dengan Bulog dan berbagai pihak untuk menyelesaikan persoalan, termasuk dari wilayah pemasok.

Baca Juga:  Jalan Teropong Kurang Perhatian

"Jadi modal daging sapi saja sudah menyentuh Rp130-Rp150 ribu per kilogram. Mereka mau jualnya kepada konsumen pasti harus di atas itu. Kita akan segera membahas permasalahan ini agar jelang Ramadan nanti para pedagang tetap bisa berjualan," tegasnya.

- Advertisement -

Pantauan Riau Pos, Sabtu (26/3) di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru seperti Pasar Dupa, Pasar Cik Puan hingga Pasar Pagi Arengka, tampak kios pedagang daging sapi sepi dari aktivitas jual beli. Bahkan, tak satu pun kios yang sebelumnya dipenuhi puluhan kilogram daging sapi yang digantung hingga diletakkan di atas meja, kini tak tampak dijajakan oleh para pedagang.

Hanya ada beberapa pedagang yang membereskan lapak dagangan mereka, sembari menunggu informasi ketersediaan daging sapi di tingkat peternak. Salah seorang pedagang Rahmad mengaku, dirinya terpaksa harus ikut mogok jualan karena stok daging sapi yang tak kunjung dikirim oleh para peternak sapi dan juga kerbau. "Ya kalau begini mau sampai kapanlah kami tidak berjualan, stoknya tidak ada. Apalagi ini mau dekat Ramadan," ujarnya.

Baca Juga:  Gajah Seberangi Jalan Tol di Km 73, Pagar Panel Setinggi 2,4 Meter Hancur

Sementara itu, pedagang daging yang biasa berjualan di Jalan Srikandi Pekanbaru, Reno mengatakan, ia tidak berjualan daging dikarenakan rumah pemotongan hewan per hari Sabtu (26/3) tidak lagi melakukan pemotongan sapi atau kerbau. Alasannya karena stok sapi dan kerbau tidak tersedia lagi.

"Rumah potong tidak menyembelih, katanya stoknya kosong. Tidak ada dikirimi sapi dari Lampung, takut ada penyakit LSD katanya," ujar Reno.

(RIAUPOS.CO) – Kios-kios daging di beberapa pasar tradisional di Pekanbaru terlihat sepi dari aktivitas jual beli, Sabtu (26/3). Bahkan, tak tampak daging sapi yang biasa digantung di kios tersebut. Ternyata, beberapa pedagang daging sapi di Pekanbaru melakukan aksi mogok berjualan.

Hal ini dikarenakan stok sapi tidak tersedia dan harga tinggi akibat adanya informasi sapi dari luar provinsi dilarang masuk ke Riau untuk mengantisipasi penyebaran penyakit lumpy skin desease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada sapi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan, mogoknya para pedagang daging sapi dikarenakan faktor harga, di mana modal yang dikeluarkan oleh para pedagang untuk mendapatkan pasokan daging sapi cukup tinggi.

Selain itu, kata Ingot para pedagang juga memilih berhenti berjualan sementara waktu lantaran tidak adanya pasokan daging dari rumah potong hewan. Pihaknya juga berjanji akan segera berkomunikasi dengan Bulog dan berbagai pihak untuk menyelesaikan persoalan, termasuk dari wilayah pemasok.

Baca Juga:  Jalan Teropong Kurang Perhatian

"Jadi modal daging sapi saja sudah menyentuh Rp130-Rp150 ribu per kilogram. Mereka mau jualnya kepada konsumen pasti harus di atas itu. Kita akan segera membahas permasalahan ini agar jelang Ramadan nanti para pedagang tetap bisa berjualan," tegasnya.

Pantauan Riau Pos, Sabtu (26/3) di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru seperti Pasar Dupa, Pasar Cik Puan hingga Pasar Pagi Arengka, tampak kios pedagang daging sapi sepi dari aktivitas jual beli. Bahkan, tak satu pun kios yang sebelumnya dipenuhi puluhan kilogram daging sapi yang digantung hingga diletakkan di atas meja, kini tak tampak dijajakan oleh para pedagang.

Hanya ada beberapa pedagang yang membereskan lapak dagangan mereka, sembari menunggu informasi ketersediaan daging sapi di tingkat peternak. Salah seorang pedagang Rahmad mengaku, dirinya terpaksa harus ikut mogok jualan karena stok daging sapi yang tak kunjung dikirim oleh para peternak sapi dan juga kerbau. "Ya kalau begini mau sampai kapanlah kami tidak berjualan, stoknya tidak ada. Apalagi ini mau dekat Ramadan," ujarnya.

Baca Juga:  Les Privat Upaya Mengejar Ketertinggalan Berliterasi

Sementara itu, pedagang daging yang biasa berjualan di Jalan Srikandi Pekanbaru, Reno mengatakan, ia tidak berjualan daging dikarenakan rumah pemotongan hewan per hari Sabtu (26/3) tidak lagi melakukan pemotongan sapi atau kerbau. Alasannya karena stok sapi dan kerbau tidak tersedia lagi.

"Rumah potong tidak menyembelih, katanya stoknya kosong. Tidak ada dikirimi sapi dari Lampung, takut ada penyakit LSD katanya," ujar Reno.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari