PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sebuah razia besar-besaran dilakukan di Lapas Kelas IIA Pekanbaru pada Jumat (23/5/2025). Aksi ini melibatkan 190 petugas lapas dan 380 anggota Polresta Pekanbaru, total 570 personel. Hasilnya mengejutkan: 98 unit ponsel dan puluhan barang terlarang lainnya berhasil diamankan dari dalam sel.
Sebelum razia dimulai, halaman depan lapas yang terletak di kawasan Gobah, Pekanbaru, dipenuhi oleh aparat kepolisian berseragam cokelat. Mereka bergabung dengan para petugas lapas, membentuk pasukan gabungan dalam jumlah besar.
Jumlah personel yang banyak ini sengaja dikerahkan agar proses penggeledahan badan dan kamar tahanan bisa dilakukan serentak, cepat, dan menyeluruh. Tujuannya jelas: mencegah napi sempat menyembunyikan barang-barang ilegal yang diselundupkan ke dalam lapas.
Razia tersebut membuahkan hasil signifikan. Dari seluruh blok tahanan, petugas menyita 23 jenis barang terlarang. Selain 98 ponsel, ditemukan juga 85 charger, 62 hands free, 25 senjata rakitan, 27 sendok besi, dan 23 kabel terminal. Tak hanya itu, ada pula 13 kipas angin, 7 rice cooker, 3 kompor listrik, serta 19 garpu besi.
Barang-barang lain yang ikut diamankan antara lain 17 pisau cukur, 5 speaker, 7 tali, 3 tali rafia, 18 kabel, 5 power bank, 8 batang besi, 10 penggaris besi, 23 botol kaca, 25 korek api, 24 gantungan besi, 9 alat pemanas air, dan 11 gunting kuku. Semua barang sitaan itu langsung dimusnahkan setelah didata.
Kepala Kanwil Ditjenpas Riau, Maizar, memimpin langsung jalannya razia. Ia didampingi Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jeki Rahmat Mustika. Menurutnya, kegiatan ini bagian dari intensifikasi penggeledahan yang dilakukan secara kolaboratif antara petugas lapas dan aparat penegak hukum.
“Kami berkomitmen penuh menciptakan lingkungan lapas yang kondusif, mendukung pembinaan maksimal untuk para warga binaan di wilayah Riau,” ujar Maizar, Sabtu (24/5/2025).
Maizar menegaskan bahwa razia ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri Hukum dan HAM, khususnya dalam mewujudkan lapas bersih dari narkoba, HP, dan pungli. Menurutnya, sinergi antarinstansi sangat penting untuk menjaga integritas dan melakukan pembenahan internal secara berkelanjutan.
“Kami berterima kasih kepada seluruh aparat penegak hukum yang terlibat. Semoga kegiatan ini bisa memperkuat pengawasan serta menjadi momentum perbaikan ke dalam,” tutupnya.