PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penerapan sistem arus satu arah (one way) sudah diterapkan di Jalan S Parman tepatnya disamping Markas kepolisian Daerah (Mapolda) Riau. Meski sudah begitu, one way ini masih kerap dilanggar oleh masyarakat dan pengendara yang melintas.
Pantauan Riau Pos, Jumat (22/1) sejumlah pengendara roda dua tampak menerobos jalan yang telah ditutup dengan pembatas jalan atau road barrier serta dijaga oleh tim Dinas Perhubungan dan Polantas Pekanbaru.
Bahkan saat ditegur oleh petugas sejumlah pengendara merasa tidak tahu dengan kebijakan yang telah diambil berdasarkan hasil rapat Forum LLAJ dan MRL tentang lalulintas kawasan Mapolda Riau itu. Kebijakan ini diambil karena sempitnya ruas jalan dan banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di sepanjang jalan tersebut.
Lisa salah seorang pengendara mengaku kebingungan dengan rute jalan yang ditutup tersebut. Pasalnya ia belum mengetahui bahwa kawasan tersebut telah diberlakukan satu arah. Sehingga pengendara yang berada di arah berlawan tidak bisa melintasinya. ”Beberapa hari lalu lewat masih dua jalur. Sekarang malah sudah jadi satu jalur pula. Karena tidak tahu ya saya terobos lah jadinya,” ucapnya.
Ia berharap sosialisasi yang dilakukan oleh tim Dinas Perhubungan serta kepolisian dapat digencarkan lagi sehingga masyarakat dapat mengetahui penutupan jalan tersebut. Sementara itu ditempat terpisah, Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalulintas (MRL) Edi Sofyan mengatakan pemberlakuan jalur satu arah di Jalan S Parman tersebut berlaku mulai, Senin (18/1) lalu.
Masyarakat yang melintas dari Jalan Ronggowarsito menuju S Parman dapat memutar arah ke Jalan Patimura baru masuk ke Jalan S Parman. Namun saat ditanyai terkait masih banyak masyarakat yang bingung dengan rute pengalihan arus di kawasan tersebut, Edi mengatakan hal itu hanya alasan masyarakat saja yang tidak ingin melintasi jalan lain untuk sampai ke Jalan S Parman.
”Itu biasa. Masyarakat sudah terbiasa melanggar arus. Karena ingin cepat sampai ke tujuan. Ini yang harus kita benahi. Makanya kita sekarang mencoba mensosialisasikan one way tersebut agar masyarakat dapat lebih tertib lalulintas,” ucapnya.
Lanjut Edy, kedepan seluruh ruas Jalan S Parman akan diberlalukan satu arah, mengingat jalan tersebut merupakan kawasan kuliner yang memiliki badan jalan yang sempit. “Rencana begitu. Ini makanya kami menutup sedikit demi sedikit ruas jalan ini. Karena memang sudah tidak bisa lagi diberlakukan dua jalur. Badan jalan sudah semakin sempit dengan banyaknya masyarakat yang berjualan disana. Belum lagi kalau lokasi tempat wisata kuliner tersebut tidak memiliki area parkir yang cukup. Masyarakat pasti mengambil bahu jalan untuk memarkirkan kendaraan mereka,” keluhnya.(ayi)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penerapan sistem arus satu arah (one way) sudah diterapkan di Jalan S Parman tepatnya disamping Markas kepolisian Daerah (Mapolda) Riau. Meski sudah begitu, one way ini masih kerap dilanggar oleh masyarakat dan pengendara yang melintas.
Pantauan Riau Pos, Jumat (22/1) sejumlah pengendara roda dua tampak menerobos jalan yang telah ditutup dengan pembatas jalan atau road barrier serta dijaga oleh tim Dinas Perhubungan dan Polantas Pekanbaru.
- Advertisement -
Bahkan saat ditegur oleh petugas sejumlah pengendara merasa tidak tahu dengan kebijakan yang telah diambil berdasarkan hasil rapat Forum LLAJ dan MRL tentang lalulintas kawasan Mapolda Riau itu. Kebijakan ini diambil karena sempitnya ruas jalan dan banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di sepanjang jalan tersebut.
Lisa salah seorang pengendara mengaku kebingungan dengan rute jalan yang ditutup tersebut. Pasalnya ia belum mengetahui bahwa kawasan tersebut telah diberlakukan satu arah. Sehingga pengendara yang berada di arah berlawan tidak bisa melintasinya. ”Beberapa hari lalu lewat masih dua jalur. Sekarang malah sudah jadi satu jalur pula. Karena tidak tahu ya saya terobos lah jadinya,” ucapnya.
- Advertisement -
Ia berharap sosialisasi yang dilakukan oleh tim Dinas Perhubungan serta kepolisian dapat digencarkan lagi sehingga masyarakat dapat mengetahui penutupan jalan tersebut. Sementara itu ditempat terpisah, Kepala Bidang Manajemen Rekayasa Lalulintas (MRL) Edi Sofyan mengatakan pemberlakuan jalur satu arah di Jalan S Parman tersebut berlaku mulai, Senin (18/1) lalu.
Masyarakat yang melintas dari Jalan Ronggowarsito menuju S Parman dapat memutar arah ke Jalan Patimura baru masuk ke Jalan S Parman. Namun saat ditanyai terkait masih banyak masyarakat yang bingung dengan rute pengalihan arus di kawasan tersebut, Edi mengatakan hal itu hanya alasan masyarakat saja yang tidak ingin melintasi jalan lain untuk sampai ke Jalan S Parman.
”Itu biasa. Masyarakat sudah terbiasa melanggar arus. Karena ingin cepat sampai ke tujuan. Ini yang harus kita benahi. Makanya kita sekarang mencoba mensosialisasikan one way tersebut agar masyarakat dapat lebih tertib lalulintas,” ucapnya.
Lanjut Edy, kedepan seluruh ruas Jalan S Parman akan diberlalukan satu arah, mengingat jalan tersebut merupakan kawasan kuliner yang memiliki badan jalan yang sempit. “Rencana begitu. Ini makanya kami menutup sedikit demi sedikit ruas jalan ini. Karena memang sudah tidak bisa lagi diberlakukan dua jalur. Badan jalan sudah semakin sempit dengan banyaknya masyarakat yang berjualan disana. Belum lagi kalau lokasi tempat wisata kuliner tersebut tidak memiliki area parkir yang cukup. Masyarakat pasti mengambil bahu jalan untuk memarkirkan kendaraan mereka,” keluhnya.(ayi)