Sabtu, 23 November 2024
spot_img

115 Titik Rawan Banjir, Andalkan Normalisasi 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kota Pekanbaru tengah memasuki musim penghujan sekarang. Akibat hujan yang kerap turun dengan intensitas tinggi, terjadi banjir di beberapa wilayah. Untuk langkah penanganan, pada jangka pendek normalisasi drainase dan anak sungai jadi jawaban. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution akhir pekan lalu mengatakan, ada 115 titik rawan banjir yang tersebar di Kota Pekanbaru. "Itu data dari hasil survei tim ahli di 12 kecamatan," jelasnya. 

Diungkapkannya, pihaknya saat ini masih menggesa pembuatan masterplan pengendalian banjir. Saat ini konsultan masih bekerja melakukan pemetaan dan menghitung jumlah drainase dan anak sungai di Kota Pekanbaru. 

Mereka juga melakukan penghitungan drainase yang tidak berfungsi. Sejumlah wilayah banjir pun dipetakan kembali. Pembuatan masterplan pengendalian banjir saat ini dikatakan Indra sudah hampir rampung. 

Baca Juga:  Tiga Unit Rumah Petak Jalan Agus Salim Ludes Dilahap si Jago Merah

"Masterplan pengendalian banjir ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika sudah selesai, kita bisa bekerja dengan masterplan ini sebagai panduan mengatasi masalah banjir," terangnya. 

Ia menyebut, banjir di beberapa titik ini diakibatkan beberapa faktor. Pertama terjadinya penyempitan saluran air (drainase). Lalu gorong-gorong yang terlalu kecil tidak sesuai kapasitas drainase. Kemudian didapati juga drainase yang tidak berfungsi atau mati," urainya.

Namun, dikatakan Indra, dari paparan tim ahli bahwa faktor yang mendasar diakibatkan sedimen (endapan) pada saluran air yang tinggi. Baik itu pada drainase maupun anak sungai, sehingga saluran air tidak bekerja optimal. 

"Disampaikannya juga bahwa kota Pekanbaru ini sedimen nya tinggi. Jangka pendek nya kita lakukan normalisasi dengan mengeruk sedimen," jelasnya.

Baca Juga:  Proyek IPAL Jangan Rugikan Masyarakat

Selain itu, saat ini kolam retensi yang ada di Kota Pekanbaru sangat minim. Kolam retensi pada pembuatan masterplan ini akan diperbanyak lagi, fungsi nya sebagai tempat berkumpul air pada suatu wilayah. 

"Jadi, saat hujan air tidak langsung turun ke masyarakat. Kalau ada kolam retensi air masuk ke sana dulu. Paling tidak satu malam mengendap baru keluar sedikit-sedikit," ungkapnya.

Disampaikannya, untuk penanganan jangka pendek di musim penghujan ini pihaknya hanya dapat melakukan normalisasi drainase dan anak sungai. "Lima tim diturunkan setiap hari dalam normalisasi drainase. Mereka juga melakukan pengerukan terhadap anak sungai menggunakan alat berat untuk melancarkan aliran air," singkatnya.(ali)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kota Pekanbaru tengah memasuki musim penghujan sekarang. Akibat hujan yang kerap turun dengan intensitas tinggi, terjadi banjir di beberapa wilayah. Untuk langkah penanganan, pada jangka pendek normalisasi drainase dan anak sungai jadi jawaban. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution akhir pekan lalu mengatakan, ada 115 titik rawan banjir yang tersebar di Kota Pekanbaru. "Itu data dari hasil survei tim ahli di 12 kecamatan," jelasnya. 

- Advertisement -

Diungkapkannya, pihaknya saat ini masih menggesa pembuatan masterplan pengendalian banjir. Saat ini konsultan masih bekerja melakukan pemetaan dan menghitung jumlah drainase dan anak sungai di Kota Pekanbaru. 

Mereka juga melakukan penghitungan drainase yang tidak berfungsi. Sejumlah wilayah banjir pun dipetakan kembali. Pembuatan masterplan pengendalian banjir saat ini dikatakan Indra sudah hampir rampung. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Proyek IPAL Jangan Rugikan Masyarakat

"Masterplan pengendalian banjir ditargetkan rampung akhir tahun ini. Jika sudah selesai, kita bisa bekerja dengan masterplan ini sebagai panduan mengatasi masalah banjir," terangnya. 

Ia menyebut, banjir di beberapa titik ini diakibatkan beberapa faktor. Pertama terjadinya penyempitan saluran air (drainase). Lalu gorong-gorong yang terlalu kecil tidak sesuai kapasitas drainase. Kemudian didapati juga drainase yang tidak berfungsi atau mati," urainya.

Namun, dikatakan Indra, dari paparan tim ahli bahwa faktor yang mendasar diakibatkan sedimen (endapan) pada saluran air yang tinggi. Baik itu pada drainase maupun anak sungai, sehingga saluran air tidak bekerja optimal. 

"Disampaikannya juga bahwa kota Pekanbaru ini sedimen nya tinggi. Jangka pendek nya kita lakukan normalisasi dengan mengeruk sedimen," jelasnya.

Baca Juga:  Tirta Madani Klaim Proyek Galian Tidak Bahayakan Pengendara

Selain itu, saat ini kolam retensi yang ada di Kota Pekanbaru sangat minim. Kolam retensi pada pembuatan masterplan ini akan diperbanyak lagi, fungsi nya sebagai tempat berkumpul air pada suatu wilayah. 

"Jadi, saat hujan air tidak langsung turun ke masyarakat. Kalau ada kolam retensi air masuk ke sana dulu. Paling tidak satu malam mengendap baru keluar sedikit-sedikit," ungkapnya.

Disampaikannya, untuk penanganan jangka pendek di musim penghujan ini pihaknya hanya dapat melakukan normalisasi drainase dan anak sungai. "Lima tim diturunkan setiap hari dalam normalisasi drainase. Mereka juga melakukan pengerukan terhadap anak sungai menggunakan alat berat untuk melancarkan aliran air," singkatnya.(ali)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari