Kamis, 4 Juli 2024

Tembus 40 Ribu Kasus Penambahan Harian Covid-19 di Riau Tertinggi Sejak Pandemi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Angka penambahan pasien positif Covid-19 di Riau belakangan ini terus mengalami peningkatan dengan jumlah yang signifikan. Per hari Kamis (22/4) pasien positif Covid-19 di Riau bertambah 419 orang. Dengan demikian total kasus Covid-19 di Riau saat ini sudah menembus angka 40.392 orang.

Tingginya penambahan pasien positif Covid-19 di Riau tersebut turut menjadi perhatian pemerintah pusat. Hal tersebut dibuktikan dengan datangnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satgas Covid-19 Letjend Doni Monardo, melaksanakan rapat koordinasi (rakor) pengendalian Covid-19 di Riau, Kamis (22/4).

- Advertisement -

Rakor tersebut diikuti Gubernur Riau Syamsuar, Forkopimda Riau, pemerintah kabupaten/kota serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Mabes Polri dan juga Mabes TNI. Doni Monardo pada rakor itu mengatakan, saat ini secara umum di Indonesia angka penambahan pasien positif Covid-19 cenderung menurun dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Namun untuk di Riau, justru terjadi peningkatan.

"Secara umum angka penambahan pasien positif Covid-19 di Indonesia menurun, namun untuk Riau terjadi peningkatan,"katanya.

Karena itu, kedatangannya bersama tim diharapkan dapat meningkatkan semangat pemerintah daerah bersama tim Satgasnya untuk melakukan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Riau.

- Advertisement -

"Kehadiran kami di sini untuk membantu Pemerintah Provinsi Riau agar bisa kembali mendapatkan performance seperti bulan Februari lalu yang kasusnya termasuk terendah,"ujarnya.

Terkait tingginya penambahan pasien Covid-19 tersebut, Doni meminta pemerintah dan masyarakat dapat saling bekerja sama. Pemerintah dengan melakukan 3 T dan masyarakat melakukan 3 M.

"3 T yakni testing, tracing dan treatment. Sedangkan 3 M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,"ujarnya.

Sementara itu Gubri mengatakan, untuk tracing pasien Covid-19 saat ini terus ditingkatkan. Jika ada orang yang terkonfirmasi, maka kontak tracing yang diperiksa minimal 15 orang.

Baca Juga:  Ditindak Jika Tetap Melanggar Peraturan Parkir Depan STC

"Kemudian untuk pengobatan atau treatment saat ini juga pemerintah kabupaten/kota sudah diminta untuk menambah ruang perawatan pasien. Termasuk ruang ICU,"katanya.

Dalam kesempatan itu, Gubri curiga tingginya kasus positif Covid-19 di Riau mencapai 400 kasus per hari karena adanya varian baru virus corona. 

"Ada kekhawatiran kami di Riau dengan tren kasus naik, jangan-jangan ada varian baru,"katanya.

Hanya saja, kata Gubri, untuk mengetahui adanya varian baru Covid-19 ada atau tidak, pihaknya tidak mengetahui cara penelitian untuk mendeteksi virus tersebut. 

"Karena kami mendengar dari Satgas Covid-19 kalau tak salah varian baru ini sudah ditemukan di Palembang dan Medan. Sedangkan kedua daerah itu tak jauh dari Pekanbaru, karena bisa saja orang Palembang dan Medan ke Pekanbaru. Waktu ada kabar ini kami sudah risau. Jangan-jangan tren kasus naik ini sudah ada varian baru,"sebutnya.

Gubri mengatakan, kecurigaan itu melihat dengan jumlah kasus Covid-19 di Riau mencapai 400 orang lebih per hari. Dan penambahan kasus itu yang terbanyak sejak pandemi melanda Provinsi Riau pada Maret 2020 lalu. 

"Kami melihat di Riau ini penambahan kasus tak pernah sampai 400 lebih. Baru beberapa hari ini penambahan kasus mencapai 300 sampai 400 kasus. Sehingga timbul kecurigaan kami apakah ini varian baru. Karena itu kami mohon petunjuk dari Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan apakah ada peralatan untuk mendeteksi varian baru virus Corona ini,"ujarnya.

Vaksin Sinovac Tak Bisa Dipakai Umrah

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melobi pemerintah Arab Saudi dan Cina. Ini karena vaksin Sinovac belum mendapatkan sertifikat dari WHO. Sehingga tidak bisa digunakan untuk jamaah umrah.

Keterangan tersebut disampaikan Masduki Baidlowi selaku juru bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta, kemarin (22/4). Dia menyampaikan Pemerintah Arab Saudi memperbolehkan pelaksanaan umrah maupun ibadah di Masjidilharam selama bulan puasa ini.

Baca Juga:  Targetkan 30 Persen Volume Sampah Tertangani

Kebijakan itu dikeluarkan dengan sejumlah persyaratan. Di antaranya adalah jamaah umrah wajib sudah divaksin dengan vaksin Covid-19 yang disertifikasi oleh WHO.  ’’Ini masalahnya. Ternyata vaksin Covid-19 yang boleh masuk Saudi adalah yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO,’’ kata Masduki.

Dia menambahkan ternyata masyarakat Indonesia saat ini banyak yang divaksin Covid-19. Tetapi vaksin yang digunakan adalah keluaran Sinovac. Masalahnya sampai saat ini vaksin Sinovac masih proses pendaftaran sertifikasi ke WHO. Sehingga belum keluar sertifikat dari badan kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu.

Untuk itu Maduki mengatakan Wapres Ma’ruf Amin meminta kepada Menkes untuk melakukan lobi-lobi ke pemerintah Arab Saudi maupun pemerintah Cina. Lobi ke pemerintah Saudi supaya mereka memperbolehkan jamaah asal Indonesia yang sudah divaksin Sinovac untuk masuk ke Saudi dan melaksanakan ibadah umrah. ’’Kemudian lobi ke pemerintah Cina mendorong supaya pemerintah Cina segera melakukan percepatan proses di WHO,’’ katanya.

Tujuannya supaya WHO dapat secepatnya memberikan sertifikasi kepada vaksin Sinovac. Sehingga sudah tidak ada hambatan lagi bagi jamaah dari Indonesia untuk menjalankan ibadah umrah. Diberitakan sebelumnya pemerintah Arab Saudi memang memperbolehkan pelaksanaan ibadah umrah di bulan Ramadan untuk warga sendiri maupun mancanegara. Tetapi khusus untuk jamaah dari Indonesia belum bisa melaksanakan ibadah umrah di bulan Ramadan ini.

Sebab Indonesia masih masuk dalam daftar larangan masuk ke Arab Saudi. Total ada 20 negara yang masuk dalam daftar larangan masuk Arab Saudi itu. selain Indonesia ada India, Argentina, Inggris, dan Amerika Serikat. Kemudian juga dari Afrika Selatan, Brazil, Turki, dan Pakistan.(sol/wan/jpg)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Angka penambahan pasien positif Covid-19 di Riau belakangan ini terus mengalami peningkatan dengan jumlah yang signifikan. Per hari Kamis (22/4) pasien positif Covid-19 di Riau bertambah 419 orang. Dengan demikian total kasus Covid-19 di Riau saat ini sudah menembus angka 40.392 orang.

Tingginya penambahan pasien positif Covid-19 di Riau tersebut turut menjadi perhatian pemerintah pusat. Hal tersebut dibuktikan dengan datangnya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satgas Covid-19 Letjend Doni Monardo, melaksanakan rapat koordinasi (rakor) pengendalian Covid-19 di Riau, Kamis (22/4).

Rakor tersebut diikuti Gubernur Riau Syamsuar, Forkopimda Riau, pemerintah kabupaten/kota serta perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, Mabes Polri dan juga Mabes TNI. Doni Monardo pada rakor itu mengatakan, saat ini secara umum di Indonesia angka penambahan pasien positif Covid-19 cenderung menurun dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Namun untuk di Riau, justru terjadi peningkatan.

"Secara umum angka penambahan pasien positif Covid-19 di Indonesia menurun, namun untuk Riau terjadi peningkatan,"katanya.

Karena itu, kedatangannya bersama tim diharapkan dapat meningkatkan semangat pemerintah daerah bersama tim Satgasnya untuk melakukan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Riau.

"Kehadiran kami di sini untuk membantu Pemerintah Provinsi Riau agar bisa kembali mendapatkan performance seperti bulan Februari lalu yang kasusnya termasuk terendah,"ujarnya.

Terkait tingginya penambahan pasien Covid-19 tersebut, Doni meminta pemerintah dan masyarakat dapat saling bekerja sama. Pemerintah dengan melakukan 3 T dan masyarakat melakukan 3 M.

"3 T yakni testing, tracing dan treatment. Sedangkan 3 M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan,"ujarnya.

Sementara itu Gubri mengatakan, untuk tracing pasien Covid-19 saat ini terus ditingkatkan. Jika ada orang yang terkonfirmasi, maka kontak tracing yang diperiksa minimal 15 orang.

Baca Juga:  Ditindak Jika Tetap Melanggar Peraturan Parkir Depan STC

"Kemudian untuk pengobatan atau treatment saat ini juga pemerintah kabupaten/kota sudah diminta untuk menambah ruang perawatan pasien. Termasuk ruang ICU,"katanya.

Dalam kesempatan itu, Gubri curiga tingginya kasus positif Covid-19 di Riau mencapai 400 kasus per hari karena adanya varian baru virus corona. 

"Ada kekhawatiran kami di Riau dengan tren kasus naik, jangan-jangan ada varian baru,"katanya.

Hanya saja, kata Gubri, untuk mengetahui adanya varian baru Covid-19 ada atau tidak, pihaknya tidak mengetahui cara penelitian untuk mendeteksi virus tersebut. 

"Karena kami mendengar dari Satgas Covid-19 kalau tak salah varian baru ini sudah ditemukan di Palembang dan Medan. Sedangkan kedua daerah itu tak jauh dari Pekanbaru, karena bisa saja orang Palembang dan Medan ke Pekanbaru. Waktu ada kabar ini kami sudah risau. Jangan-jangan tren kasus naik ini sudah ada varian baru,"sebutnya.

Gubri mengatakan, kecurigaan itu melihat dengan jumlah kasus Covid-19 di Riau mencapai 400 orang lebih per hari. Dan penambahan kasus itu yang terbanyak sejak pandemi melanda Provinsi Riau pada Maret 2020 lalu. 

"Kami melihat di Riau ini penambahan kasus tak pernah sampai 400 lebih. Baru beberapa hari ini penambahan kasus mencapai 300 sampai 400 kasus. Sehingga timbul kecurigaan kami apakah ini varian baru. Karena itu kami mohon petunjuk dari Satgas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan apakah ada peralatan untuk mendeteksi varian baru virus Corona ini,"ujarnya.

Vaksin Sinovac Tak Bisa Dipakai Umrah

Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melobi pemerintah Arab Saudi dan Cina. Ini karena vaksin Sinovac belum mendapatkan sertifikat dari WHO. Sehingga tidak bisa digunakan untuk jamaah umrah.

Keterangan tersebut disampaikan Masduki Baidlowi selaku juru bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Jakarta, kemarin (22/4). Dia menyampaikan Pemerintah Arab Saudi memperbolehkan pelaksanaan umrah maupun ibadah di Masjidilharam selama bulan puasa ini.

Baca Juga:  Targetkan 30 Persen Volume Sampah Tertangani

Kebijakan itu dikeluarkan dengan sejumlah persyaratan. Di antaranya adalah jamaah umrah wajib sudah divaksin dengan vaksin Covid-19 yang disertifikasi oleh WHO.  ’’Ini masalahnya. Ternyata vaksin Covid-19 yang boleh masuk Saudi adalah yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO,’’ kata Masduki.

Dia menambahkan ternyata masyarakat Indonesia saat ini banyak yang divaksin Covid-19. Tetapi vaksin yang digunakan adalah keluaran Sinovac. Masalahnya sampai saat ini vaksin Sinovac masih proses pendaftaran sertifikasi ke WHO. Sehingga belum keluar sertifikat dari badan kesehatan di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) itu.

Untuk itu Maduki mengatakan Wapres Ma’ruf Amin meminta kepada Menkes untuk melakukan lobi-lobi ke pemerintah Arab Saudi maupun pemerintah Cina. Lobi ke pemerintah Saudi supaya mereka memperbolehkan jamaah asal Indonesia yang sudah divaksin Sinovac untuk masuk ke Saudi dan melaksanakan ibadah umrah. ’’Kemudian lobi ke pemerintah Cina mendorong supaya pemerintah Cina segera melakukan percepatan proses di WHO,’’ katanya.

Tujuannya supaya WHO dapat secepatnya memberikan sertifikasi kepada vaksin Sinovac. Sehingga sudah tidak ada hambatan lagi bagi jamaah dari Indonesia untuk menjalankan ibadah umrah. Diberitakan sebelumnya pemerintah Arab Saudi memang memperbolehkan pelaksanaan ibadah umrah di bulan Ramadan untuk warga sendiri maupun mancanegara. Tetapi khusus untuk jamaah dari Indonesia belum bisa melaksanakan ibadah umrah di bulan Ramadan ini.

Sebab Indonesia masih masuk dalam daftar larangan masuk ke Arab Saudi. Total ada 20 negara yang masuk dalam daftar larangan masuk Arab Saudi itu. selain Indonesia ada India, Argentina, Inggris, dan Amerika Serikat. Kemudian juga dari Afrika Selatan, Brazil, Turki, dan Pakistan.(sol/wan/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari