PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Saat ini anak sungai Sibam yang terletak di Kelurahan Sungai Sibam Kecamatan Payung Sekaki sudah dilakukan normalisasi dan pelebaran. Warga mengaku sebelum normaliasi, di daerah mereka kerap terjadi banjir setiap kali hujan, ketika musim penghujan air masuk ke rumah mereka hingga mencapai pinggang orang dewasa. Namun sejak dilakukan normalisasi banjir hampir tidak terjadi lagi.
"Sejak dilakukan normalisasi sungai, Alhamdulillah banjir boleh dikatakan tidak ada lagi," kata salah seorang warga Sungai Sibam Kusnahadi, Kamis (21/11).
Sebelumnya, setiap kali terjadi hujan dengan itensitas sedang, ia mulai khawatir, air sungai sering meluap sampai ke dalam rumahnya. "Hampir setiap kali hujan rumah kami sering terendam, kamii terus melapor kejadian ini ke lurah," katanya.
Sementara itu, Lurah Sungai Sibam Lukman Hakim merasa bersyukur, wilayahnya terutama daerah dipinggiran anak sungai sudah tidak mengalami banjir lagi. "Kalau musim penghujan, hampir tiap hari warga datang ke kantor untuk melaporkan rumahnya kebanjiran. Kemudian saya kirim surat ke pemko untuk meminta normalisasi anak sungai Sibam ini," kata Lukman.
Lukman mengakui, tidak lama ia mengirim surat ke pemko, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) Kota Pekanbaru mengirim alat untuk melakukan normalisasi anak sungai.
"Awalnya, dulu kami sebut itu induk parit, kini sudah menjadi anak sungai, karena sebelumnya anak sungai ini lebarnya 3-4 meter, tetapi kami minta lebarkan 8 meter, dan Alhamdulillah, saat ini aliran air disiini lancar dan masyarakat tidak mengeluh lagi," ucapnya.
Lukman mengatakan, hulu anak sungai Sibam ini ada di Garuda Sakti dan hilirnya di Sungai Siak, sejak dilakukan normalisasi anak sungai ini ia mengaku merasa lega, karena keluhan warga selama ini sering terjadi banjir tidak ada lagi. "Sekarang bisa kita lihat sendiri hasilnya, air sangat deras mengalir," ujarnya,
Kepala Dinas PUPR melalui Kasi SDA, Bakri mengatakan pihaknya sejak Maret lalu sudah melakukan normalisasi di anak sungai Sibam ini, namun sempat terhentikan karena ada pekerjaan ditmpat lain. (*4)