Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Tolak Pindah, Pedagang Demo

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — RELOKASI atau pemindahan pedagang ke dalam Sukarami Trade Centre (STC) gagal dilakukan, Jumat (21/2). Pedagang kompak melakukan aksi demo. Namun Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono memastikan, relokasi pedagang tetap akan dilakukan sesuai jadwal.

Jumat (21/2) adalah merupakan batas akhir yang diberikan Pemko Pekanbaru kepada pedagang agar mengosongkan kios di tempat penampungan sementara (TPS). Namun hingga kemarin, mayoritas pedagang masih bertahan di TPS.

Mereka menggelar demonstrasi dan berkumpul di pelataran STC Jalan Jenderal Sudirman. Aksi mereka dihadang belasan sekuriti yang tampak berjaga.

Dodi Kurniawan alias Ujang, salah seorang perwakilan pedagang menyebut mereka menolak relokasi jika dilakukan sekarang. "Kami menyampaikan aspirasi kami saja. Bahwa pembongkaran TPS yang akan dilaksanakan tanggal 21 Februari ini tolong dikaji ulang," tegasnya.

Penolakan didasari atas beberapa hal. Pertama, mereka menilai lokasi di dalam STC yang akan ditempati belum layak. "Tempat yang mau kami tempati itu tidak layak, belum siap," kata dia.

Selanjutnya, pedagang juga mengkritik rencana Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui tim percepatan yang bertanggung jawab terhadap relokasi yang akan memutuskan aliran listrik ke TPS, Sabtu (22/2) besok.

"Kedua, itu ada perjanjian mau memutuskan lampu (aliran listrik, red) tanggal 22 Februari. Itu tolong dihentikan jangan dilakukan," imbuhnya.

Saat Riau Pos menyampaikan bahwa Pemko Pekanbaru sudah tegas menyebut tidak akan memperpanjang waktu tenggat, Ujang tak mempedulikannya. "Pemko boleh saja tidak memperpanjang, tapi yang berdagang kami. Kami yang merasakan," tegasnya.

Perwakilan pedagang kemudian dimediasi dengan PT Makmur Papan Perkasa (MPP) sebagai pengelola STC. Beberapa kesepakatan dihasilkan antara kedua belah pihak. Pertama, pengelola sepakat untuk tidak memutuskan aliran listrik pada hari ini, Sabtu (22/2).

"Lampu batal dimatikan besok (hari ini, red). Itu kesepakatan di dalam tadi," ungkap Ujang.

Selanjutnya, mengenai permintaan pedagang agar relokasi dilakukan usai Idul Fitri, ini akan dibicarakan antara MPP dengan Pemko Pekanbaru. "Mengenai permintaan jualan setelah Idul Fitri, MPP akan menyampaikan pada Pemko Pekanbaru," imbuhnya.

Terpisah, Pimpinan Cabang PT MPP Suryanto saat ditemui Riau Pos menyebut, pihaknya memang tidak jadi memutuskan aliran listrik. "Untuk tanggal 22 Februari listrik tidak jadi diputus. Apakah dilakukan tanggal 23 Februari. Kami lihat bagaimana nanti hasil evaluasi," katanya.

Pihaknya kembali menegaskan bahwa permintaan untuk relokasi ditunda hingga usai Idul Fitri sulit dikabulkan. "Kalau itu, dengan berat hati kiami sulit untuk kabulkan. Karena ini juga untuk kepentingan masyarakat Pekanbaru. Agar Jalan Jenderal Sudirman kembali lagi fungsinya. Kios (dalam STC, red) juga sudah bisa ditempati," imbuhnya.

Baca Juga:  Mahasiswa PKL Stikes Awal Bros Ikuti Ucap Janji

Lebih lanjut dijelaskannya, mayoritas pedagang yang menolak adalah mereka yang tidak punya toko atau yang punya toko tapi belum lunas membayar. "Mereka minta diberi waktu sampai malam takbiran, setelah itu dibongkar. Permintaan itu sepertinya berat dipenuhi," tegasnya.

Dia kemudian juga menjawab tudingan bahwa fasilitas di dalam masih belum layak. "Dibanding gedung tahun 2001, sekarang jauh lebih layak. Apalagi dibandingkan TPS sekarang. Apalagi masuk April musim pancaroba. Di sana (TPS, red) nanti tidak ada transaksi (karena banjir, red)," tambahnya.

Diakui memang seluruh gedung belum 100 persen tuntas. Namun, itu hanya tinggal penyiapan hal yang kecil. "Memang belum selesai 100 persen, karena gedung parkir sedang dibangun. Karena TPS itu akan untuk parkir. Mereka semua di lantai ground floor dan first floor, posisi tidak jauh dari milik mereka yang lama," paparnya.

Sedangkan Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Agus Pramono dihubungi terpisah memastikan rencana relokasi dan pembongkaran masih sesuai jadwal. "Masih on schedule. Hari ini tenggat pengosongan pedagang dari TPS," ucapnya.

Agus mengaku Jumat sore sudah mendatangi TPS dan menemui pedagang. Para pedagang kembali diberikan surat untuk menegaskan tanggal pengosongan Jumat (21/2). "Kami sampaikan surat lagi tadi. Sekarang ini domainnya Satpol PP," tegasnya.

Kepadanya Riau Pos menanyakan keterangan pedagang yang menyebutkan bahwa mereka akan terjeda sekian waktu jika pindah ke dalam sekarang karena menuding fasilitas di dalam belum siap. "Itu saya pikir alasan saja. Terkesan dibuat-buat. Fasilitas di dalam sudah siap untuk ditempati," tutupnya.

Kompak Tutup Kios
Saat melakukan aksi demo kemarin, pedagang  kompak menutup kios mereka Jumat (21/2) pagi hingga siang.

Pantauan Riau Pos di Jalan HOS Cokroaminoto ratusan kios pedagang yang terdiri dari pedagang perlengkapan anak, orang dewasa hingga grosiran gorden dan toko emas sengaja menutup kios mereka. Sebagian pedagang terlihat duduk-duduk secara bergerombol di sejumlah emperan kios yang mereka miliki, sembari menunggu usaha sebagian pedagang yang tengah melakukan aksi demo dan penolakan relokasi.

Akibatnya, para pembeli harus gigit jari karena tidak dapat berbelanja di kawasan grosir yang terkenal murah tersebut, dan berputar otak dengan cara mencari kios lain yang masih berjualan, meskipun dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan berada di belakang kawasan STC.

Yanti salah seorang pedagang mengatakan, para pedagang hari ini sengaja bersama-sama menutup kiosnya karena menolak pemindahan yang akan dilakukan.

Baca Juga:  Dua Ponpes di Pebatuan Terendam

"Kami yang di sini menunggu hasil demo sebagian pedagang. Kalau hasilnya masih menyuruh kami pindah tapi tanpa kejelasan kondisi didalam tidak selesai kami akan seperti ini. Sebenarnya sayang sih banyak pelanggan hari ini kami tolak. Tapi apa boleh buat. Ini demi kesejahterahan kami ke depan. Kami mau pindah kalau semua selesai dan kami tidak dirumahkan selama dua bulan menunggu STC selesai pembangunan," ucapnya

Sementara itu, Alita salah seorang pedagang perlengkapan bayi yang mulai membuka kiosnya saat disambangi Riau Pos mengatakan, penutupan kios yang dilakukan seluruh pedagang sebagai tanda protes terkait pemutusan aliran listrik yang akan dilakukan, Jumat ini oleh pengelola STC.

Apalagi, terdengar isu kalau para pedagang akan dirumahkan selama satu hingga dua bulan menjelang proses pembangunan kios di dalam area STC rampung sepenuhnya.

"Biar kompak makanya kami sepakat hari ini menutup kios karena hari ini akan dilakukan pemutusan aliran listrik. Lagi pula kami ini bukannya nggak mau masuk kedalam. tapi kalau kondisinya disana belum siap trus buat apa kami pindah. Ada kabar kami akan dirumahkan dulu selama beberapa bulan menjelang yang didalam selesai. Ya mana mau lah kami. Lagi pula kalau kami dipaksa masuk tapi mereka masih kerja. Siapa yang mau belanja," kata dia.

Lanjut Alita, saat ini sejumlah pedagang yang telah mulai berjualan kembali masih bersikukuh dan berusaha untuk menunda relokasi hingga Idulfitri mendatang.

"Kami masih menunggu keputusan dari Pemko lagi. Tadi pengelola STC itu bilang mereka nggak mempermasalahkan kalau pedagang tidak mau direlokasi sekarang. Tapi semua keputusan itu tergantung sama pemko," tegasnya.

Sementara itu, Dwi salah seorang pembeli mengaku kecewa dengan penutupan kios sejumlah pedagang di kawasan STC tersebut. Pasalnya, ia sengaja datang bersama keluarganya untuk berbelanja keperluan bayi dan perlengkapan melahirkan yang tidak lama lagi ia jalani.

"Kecewa lah. Kami binggung juga pas datang liat semua kios tutup. Pedagang hanya duduk didepan kios mereka. Terus pas ditanya kenapa tidak berjualan katanya mereka demo. Mereka malah mengusulkan untuk berbelanja di grosiran yang jauh kebelakang sana. Belum lagi jalanya berdebu dan becek karena dekat dengan pengerjaan proyek STC itu," katanya.

Ia berharap, semoga permasalahan antara pedagang dan pengelola STC dapat segera terselesaikan, agar para pembeli juga tidak mendapatkan imbasnya.(ali/ayi/yls)

Laporan: TIM RIAU POS

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — RELOKASI atau pemindahan pedagang ke dalam Sukarami Trade Centre (STC) gagal dilakukan, Jumat (21/2). Pedagang kompak melakukan aksi demo. Namun Kepala Satpol PP Pekanbaru Agus Pramono memastikan, relokasi pedagang tetap akan dilakukan sesuai jadwal.

Jumat (21/2) adalah merupakan batas akhir yang diberikan Pemko Pekanbaru kepada pedagang agar mengosongkan kios di tempat penampungan sementara (TPS). Namun hingga kemarin, mayoritas pedagang masih bertahan di TPS.

- Advertisement -

Mereka menggelar demonstrasi dan berkumpul di pelataran STC Jalan Jenderal Sudirman. Aksi mereka dihadang belasan sekuriti yang tampak berjaga.

Dodi Kurniawan alias Ujang, salah seorang perwakilan pedagang menyebut mereka menolak relokasi jika dilakukan sekarang. "Kami menyampaikan aspirasi kami saja. Bahwa pembongkaran TPS yang akan dilaksanakan tanggal 21 Februari ini tolong dikaji ulang," tegasnya.

- Advertisement -

Penolakan didasari atas beberapa hal. Pertama, mereka menilai lokasi di dalam STC yang akan ditempati belum layak. "Tempat yang mau kami tempati itu tidak layak, belum siap," kata dia.

Selanjutnya, pedagang juga mengkritik rencana Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui tim percepatan yang bertanggung jawab terhadap relokasi yang akan memutuskan aliran listrik ke TPS, Sabtu (22/2) besok.

"Kedua, itu ada perjanjian mau memutuskan lampu (aliran listrik, red) tanggal 22 Februari. Itu tolong dihentikan jangan dilakukan," imbuhnya.

Saat Riau Pos menyampaikan bahwa Pemko Pekanbaru sudah tegas menyebut tidak akan memperpanjang waktu tenggat, Ujang tak mempedulikannya. "Pemko boleh saja tidak memperpanjang, tapi yang berdagang kami. Kami yang merasakan," tegasnya.

Perwakilan pedagang kemudian dimediasi dengan PT Makmur Papan Perkasa (MPP) sebagai pengelola STC. Beberapa kesepakatan dihasilkan antara kedua belah pihak. Pertama, pengelola sepakat untuk tidak memutuskan aliran listrik pada hari ini, Sabtu (22/2).

"Lampu batal dimatikan besok (hari ini, red). Itu kesepakatan di dalam tadi," ungkap Ujang.

Selanjutnya, mengenai permintaan pedagang agar relokasi dilakukan usai Idul Fitri, ini akan dibicarakan antara MPP dengan Pemko Pekanbaru. "Mengenai permintaan jualan setelah Idul Fitri, MPP akan menyampaikan pada Pemko Pekanbaru," imbuhnya.

Terpisah, Pimpinan Cabang PT MPP Suryanto saat ditemui Riau Pos menyebut, pihaknya memang tidak jadi memutuskan aliran listrik. "Untuk tanggal 22 Februari listrik tidak jadi diputus. Apakah dilakukan tanggal 23 Februari. Kami lihat bagaimana nanti hasil evaluasi," katanya.

Pihaknya kembali menegaskan bahwa permintaan untuk relokasi ditunda hingga usai Idul Fitri sulit dikabulkan. "Kalau itu, dengan berat hati kiami sulit untuk kabulkan. Karena ini juga untuk kepentingan masyarakat Pekanbaru. Agar Jalan Jenderal Sudirman kembali lagi fungsinya. Kios (dalam STC, red) juga sudah bisa ditempati," imbuhnya.

Baca Juga:  Jajaki Kerja Sama Produk Halal dengan Arab Saudi

Lebih lanjut dijelaskannya, mayoritas pedagang yang menolak adalah mereka yang tidak punya toko atau yang punya toko tapi belum lunas membayar. "Mereka minta diberi waktu sampai malam takbiran, setelah itu dibongkar. Permintaan itu sepertinya berat dipenuhi," tegasnya.

Dia kemudian juga menjawab tudingan bahwa fasilitas di dalam masih belum layak. "Dibanding gedung tahun 2001, sekarang jauh lebih layak. Apalagi dibandingkan TPS sekarang. Apalagi masuk April musim pancaroba. Di sana (TPS, red) nanti tidak ada transaksi (karena banjir, red)," tambahnya.

Diakui memang seluruh gedung belum 100 persen tuntas. Namun, itu hanya tinggal penyiapan hal yang kecil. "Memang belum selesai 100 persen, karena gedung parkir sedang dibangun. Karena TPS itu akan untuk parkir. Mereka semua di lantai ground floor dan first floor, posisi tidak jauh dari milik mereka yang lama," paparnya.

Sedangkan Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru Agus Pramono dihubungi terpisah memastikan rencana relokasi dan pembongkaran masih sesuai jadwal. "Masih on schedule. Hari ini tenggat pengosongan pedagang dari TPS," ucapnya.

Agus mengaku Jumat sore sudah mendatangi TPS dan menemui pedagang. Para pedagang kembali diberikan surat untuk menegaskan tanggal pengosongan Jumat (21/2). "Kami sampaikan surat lagi tadi. Sekarang ini domainnya Satpol PP," tegasnya.

Kepadanya Riau Pos menanyakan keterangan pedagang yang menyebutkan bahwa mereka akan terjeda sekian waktu jika pindah ke dalam sekarang karena menuding fasilitas di dalam belum siap. "Itu saya pikir alasan saja. Terkesan dibuat-buat. Fasilitas di dalam sudah siap untuk ditempati," tutupnya.

Kompak Tutup Kios
Saat melakukan aksi demo kemarin, pedagang  kompak menutup kios mereka Jumat (21/2) pagi hingga siang.

Pantauan Riau Pos di Jalan HOS Cokroaminoto ratusan kios pedagang yang terdiri dari pedagang perlengkapan anak, orang dewasa hingga grosiran gorden dan toko emas sengaja menutup kios mereka. Sebagian pedagang terlihat duduk-duduk secara bergerombol di sejumlah emperan kios yang mereka miliki, sembari menunggu usaha sebagian pedagang yang tengah melakukan aksi demo dan penolakan relokasi.

Akibatnya, para pembeli harus gigit jari karena tidak dapat berbelanja di kawasan grosir yang terkenal murah tersebut, dan berputar otak dengan cara mencari kios lain yang masih berjualan, meskipun dengan jarak tempuh yang cukup jauh dan berada di belakang kawasan STC.

Yanti salah seorang pedagang mengatakan, para pedagang hari ini sengaja bersama-sama menutup kiosnya karena menolak pemindahan yang akan dilakukan.

Baca Juga:  Informasi PSBB Belum Menyeluruh

"Kami yang di sini menunggu hasil demo sebagian pedagang. Kalau hasilnya masih menyuruh kami pindah tapi tanpa kejelasan kondisi didalam tidak selesai kami akan seperti ini. Sebenarnya sayang sih banyak pelanggan hari ini kami tolak. Tapi apa boleh buat. Ini demi kesejahterahan kami ke depan. Kami mau pindah kalau semua selesai dan kami tidak dirumahkan selama dua bulan menunggu STC selesai pembangunan," ucapnya

Sementara itu, Alita salah seorang pedagang perlengkapan bayi yang mulai membuka kiosnya saat disambangi Riau Pos mengatakan, penutupan kios yang dilakukan seluruh pedagang sebagai tanda protes terkait pemutusan aliran listrik yang akan dilakukan, Jumat ini oleh pengelola STC.

Apalagi, terdengar isu kalau para pedagang akan dirumahkan selama satu hingga dua bulan menjelang proses pembangunan kios di dalam area STC rampung sepenuhnya.

"Biar kompak makanya kami sepakat hari ini menutup kios karena hari ini akan dilakukan pemutusan aliran listrik. Lagi pula kami ini bukannya nggak mau masuk kedalam. tapi kalau kondisinya disana belum siap trus buat apa kami pindah. Ada kabar kami akan dirumahkan dulu selama beberapa bulan menjelang yang didalam selesai. Ya mana mau lah kami. Lagi pula kalau kami dipaksa masuk tapi mereka masih kerja. Siapa yang mau belanja," kata dia.

Lanjut Alita, saat ini sejumlah pedagang yang telah mulai berjualan kembali masih bersikukuh dan berusaha untuk menunda relokasi hingga Idulfitri mendatang.

"Kami masih menunggu keputusan dari Pemko lagi. Tadi pengelola STC itu bilang mereka nggak mempermasalahkan kalau pedagang tidak mau direlokasi sekarang. Tapi semua keputusan itu tergantung sama pemko," tegasnya.

Sementara itu, Dwi salah seorang pembeli mengaku kecewa dengan penutupan kios sejumlah pedagang di kawasan STC tersebut. Pasalnya, ia sengaja datang bersama keluarganya untuk berbelanja keperluan bayi dan perlengkapan melahirkan yang tidak lama lagi ia jalani.

"Kecewa lah. Kami binggung juga pas datang liat semua kios tutup. Pedagang hanya duduk didepan kios mereka. Terus pas ditanya kenapa tidak berjualan katanya mereka demo. Mereka malah mengusulkan untuk berbelanja di grosiran yang jauh kebelakang sana. Belum lagi jalanya berdebu dan becek karena dekat dengan pengerjaan proyek STC itu," katanya.

Ia berharap, semoga permasalahan antara pedagang dan pengelola STC dapat segera terselesaikan, agar para pembeli juga tidak mendapatkan imbasnya.(ali/ayi/yls)

Laporan: TIM RIAU POS

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari