Guru Rindu Akan Sekolah Tatap Muka

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dampak pandemi Covid-19 tak hanya menyulitkan bagi para peserta didik. Melainkan juga terjadi para sejumlah guru di Kota Pekanbaru. Tarik ulur kebijakan sekolah tatap muka yang tak kunjung pasti membuat hati para guru dan peserta didik remuk.

Bagaimana tidak. Sudah selama satu tahun mereka harus terpisah jarak dan waktu. Biasanya setiap pagi mereka selalu bisa bertegur sapa di sekolah. Kini hanya dapat bersua kata di depan layar laptop

- Advertisement -

Inilah yang dirasakan oleh Sarnilawati MPd.  Guru mata pelajaan Ekonomi di MAN 1 Pekanbaru. Setiap pagi, Sarnilawati selalu datang ke sekolah dengan membawa sejumlah buku pelajaran untuk memberikan pendidikan kepada para siswanya.

Meskipun hanya melalui aplikasi zoom. Sarnilawati tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan ilmu pengetahuannya kepada siswa didiknya dibantu dengan peralatan sekolah seperti papan tulis dan spidol meskipun sering terkendala teknis.

- Advertisement -

"Sebenarnya selama memberikan pendidikan melalui aplikasi saya merasa banyak sekali kendalanya. Apalagi mata pelajarannya yang harus berdasarkan praktek karena merupakan metode hitungan. Sangat sulit bagi peserta didik untuk menyerap ilmu tersebut. Karena tidak bisa hanya sekadar ucapan kata," jelasnya.

Segala cara dilakukan oleh Sarnilawati mulai dari membuat PowerPoint, membuat vidio belajar yang diserahkan langsung oleh anak.

Adanya sejumlah kebijakan sekolah tatap muka yang dikelurkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru serasa angin segar bagi dirinya dan peserta didik.

Mereka malah telah mempersiapkan segala cara untuk mensukseskan program sekolah tatap muka tersebut mulai dari menyiapkan dua ruangan kelas belajar untuk setiap kelasnya. Bahkan menyiapkan sarana prasaranan pengamanan Covid-19 di kawasan sekolah.

"Walaupun sampai sekarang kami masih merindukan sekolah tatap muka, tapi apalah daya. Saat ini kebijakan tersebut belum bisa diambil oleh pemerintah kita. Terpaksalah kami berusaha untuk melengkapkan fasilitas pendidikan sekolah dengan segala macam cara. Awalnya kami menggunakan kamera melalui laptop saja. Tetapi tidak maksimal. Namun manajemen MAN 1 Pekanbaru membantu dalam menyediakan perangkat kamera yang lebih bagus agar setiap guru dapat memberikan pembelajaran secara maksimal kepada siswa," katanya.

Sampai saat ini ia masih berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan dirinya bisa kembali berkumpul dengan semua peserta didiknya, yang juga merasakan hal yang demikian pula.

"Semogalah pandemi ini berakhir. Kami rindu mengajar tatap muka bersama siswa didik di sekolah. Kadang hati saya terenyuh saat anak-anak didik saya curhat mereka ingin segera belajar di sekolah bermain bersama teman-temannya. Tapi semua itu belum dapat terselenggarakan karena pandemi yang masih mengepung Kota Bertuah," ujarnya.

Laporan: Mhd Akhwan (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi
 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dampak pandemi Covid-19 tak hanya menyulitkan bagi para peserta didik. Melainkan juga terjadi para sejumlah guru di Kota Pekanbaru. Tarik ulur kebijakan sekolah tatap muka yang tak kunjung pasti membuat hati para guru dan peserta didik remuk.

Bagaimana tidak. Sudah selama satu tahun mereka harus terpisah jarak dan waktu. Biasanya setiap pagi mereka selalu bisa bertegur sapa di sekolah. Kini hanya dapat bersua kata di depan layar laptop

Inilah yang dirasakan oleh Sarnilawati MPd.  Guru mata pelajaan Ekonomi di MAN 1 Pekanbaru. Setiap pagi, Sarnilawati selalu datang ke sekolah dengan membawa sejumlah buku pelajaran untuk memberikan pendidikan kepada para siswanya.

Meskipun hanya melalui aplikasi zoom. Sarnilawati tetap berusaha semaksimal mungkin memberikan ilmu pengetahuannya kepada siswa didiknya dibantu dengan peralatan sekolah seperti papan tulis dan spidol meskipun sering terkendala teknis.

"Sebenarnya selama memberikan pendidikan melalui aplikasi saya merasa banyak sekali kendalanya. Apalagi mata pelajarannya yang harus berdasarkan praktek karena merupakan metode hitungan. Sangat sulit bagi peserta didik untuk menyerap ilmu tersebut. Karena tidak bisa hanya sekadar ucapan kata," jelasnya.

Segala cara dilakukan oleh Sarnilawati mulai dari membuat PowerPoint, membuat vidio belajar yang diserahkan langsung oleh anak.

Adanya sejumlah kebijakan sekolah tatap muka yang dikelurkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru serasa angin segar bagi dirinya dan peserta didik.

Mereka malah telah mempersiapkan segala cara untuk mensukseskan program sekolah tatap muka tersebut mulai dari menyiapkan dua ruangan kelas belajar untuk setiap kelasnya. Bahkan menyiapkan sarana prasaranan pengamanan Covid-19 di kawasan sekolah.

"Walaupun sampai sekarang kami masih merindukan sekolah tatap muka, tapi apalah daya. Saat ini kebijakan tersebut belum bisa diambil oleh pemerintah kita. Terpaksalah kami berusaha untuk melengkapkan fasilitas pendidikan sekolah dengan segala macam cara. Awalnya kami menggunakan kamera melalui laptop saja. Tetapi tidak maksimal. Namun manajemen MAN 1 Pekanbaru membantu dalam menyediakan perangkat kamera yang lebih bagus agar setiap guru dapat memberikan pembelajaran secara maksimal kepada siswa," katanya.

Sampai saat ini ia masih berharap pandemi Covid-19 dapat segera berakhir dan dirinya bisa kembali berkumpul dengan semua peserta didiknya, yang juga merasakan hal yang demikian pula.

"Semogalah pandemi ini berakhir. Kami rindu mengajar tatap muka bersama siswa didik di sekolah. Kadang hati saya terenyuh saat anak-anak didik saya curhat mereka ingin segera belajar di sekolah bermain bersama teman-temannya. Tapi semua itu belum dapat terselenggarakan karena pandemi yang masih mengepung Kota Bertuah," ujarnya.

Laporan: Mhd Akhwan (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi
 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya