Jumat, 5 Juli 2024

Seni Itu Bukan soal Uang, Tapi soal Cinta

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Galeri Seni Rupa Hang Nadim dan Rudraka I dipamerkan. Seremonial pembukaan tersebut digelar di Anjungan Kampar, Kompleks Bandar Serai Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Ahad (19/1) malam.

Seniman Riau, Jonkobet menjelaskan bahwa galeri seni rupa tersebut merupakan ikon budaya dan seni di Riau. Dia berpandangan bahwa dalam mengembangkan seni rupa itu tidak hanya pada penyelenggaraan iven-iven semata. Tapi seni rupa harus terus dicermati perkembangannya hari ke hari.

- Advertisement -

"Seperti dengan adanya galeri seni rupa Hang Nadim ini, di sinilah galeri berperan mengangkat seniman yang menjadi ikon di suatu daerah," kata Jonkobet dalam pengantarnya.

Selain Jonkobet, ada berbagai seniman Riau yang turut hadir. Seperti Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Seri Al azhar, Kartunis Furqon Elwe, Alkhathatth, Muhammad Rafles dan para penyair tanah Melayu.

Baca Juga:  BPJS TK dan Hiswana Migas Sepakat untuk Perlindungan Program Jamsostek

Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Datuk Seri Al azhar menyampaikan orasi budaya dalam iven pembukaan galeri Hang Nadim dan pameran Rudraka I yang ditaja di Anjungan Kampar, Kompleks Bandar Serai, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru.

- Advertisement -

Al azhar meminta kepada semua kalangan agar galeri tersebut jangan dilihat hanya sebatas milik komunitas. Tapi diliat dalam kerangka yang lebih besar, yaitu untuk membangun tanda-tanda madaniah. Menurutnya, tanpa perangkat teknologi secanggih apapun, Madani itu tetap bisa diliat, yaitu dari pusat keseniannya, seperti adanya galeri ini salah satunya.

"Tanda-tanda peradaban itu dilihat dari aktivitas seni di tempat tersebut," katanya.

Dia mencontohkan, misal orang pergi ke Italia bukan untuk melihat kebun anggurnya. Tapi karena ingin merasakan suasana yang melahirkan seniman besar dan karya-karyanya. Kemudian, orang pergi ke Belanda bukan hanya melihat hamparan bunga tulip, tapi orang ingin menghirup suasana negeri yang melahirkan maestro hebat.

Baca Juga:  PUPR Janji Segera Perbaiki Jalan Rusak

"Jadi, kita juga ingin, orang pergi ke Pekanbaru bukan hanya mencari ketam talam durian. Bukan hanya isi perut dan keperluan fisikal saja, tapi orang datang untuk ekspresi seninya. Makanya, seni itu bukan soal uang, tapi soal cinta," katanya.

Point utama yang ingin disampaikan disini, yaitu bagaimana gunakan galeri ini dan bersama-sama untuk memotivasi. Supaya membuat kota ini menjadi kota yang beradab.(*1/lim)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Galeri Seni Rupa Hang Nadim dan Rudraka I dipamerkan. Seremonial pembukaan tersebut digelar di Anjungan Kampar, Kompleks Bandar Serai Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Ahad (19/1) malam.

Seniman Riau, Jonkobet menjelaskan bahwa galeri seni rupa tersebut merupakan ikon budaya dan seni di Riau. Dia berpandangan bahwa dalam mengembangkan seni rupa itu tidak hanya pada penyelenggaraan iven-iven semata. Tapi seni rupa harus terus dicermati perkembangannya hari ke hari.

"Seperti dengan adanya galeri seni rupa Hang Nadim ini, di sinilah galeri berperan mengangkat seniman yang menjadi ikon di suatu daerah," kata Jonkobet dalam pengantarnya.

Selain Jonkobet, ada berbagai seniman Riau yang turut hadir. Seperti Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Seri Al azhar, Kartunis Furqon Elwe, Alkhathatth, Muhammad Rafles dan para penyair tanah Melayu.

Baca Juga:  Pegadaian Berharap UMKM Bisa Lebih Produktif

Ketua Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Datuk Seri Al azhar menyampaikan orasi budaya dalam iven pembukaan galeri Hang Nadim dan pameran Rudraka I yang ditaja di Anjungan Kampar, Kompleks Bandar Serai, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru.

Al azhar meminta kepada semua kalangan agar galeri tersebut jangan dilihat hanya sebatas milik komunitas. Tapi diliat dalam kerangka yang lebih besar, yaitu untuk membangun tanda-tanda madaniah. Menurutnya, tanpa perangkat teknologi secanggih apapun, Madani itu tetap bisa diliat, yaitu dari pusat keseniannya, seperti adanya galeri ini salah satunya.

"Tanda-tanda peradaban itu dilihat dari aktivitas seni di tempat tersebut," katanya.

Dia mencontohkan, misal orang pergi ke Italia bukan untuk melihat kebun anggurnya. Tapi karena ingin merasakan suasana yang melahirkan seniman besar dan karya-karyanya. Kemudian, orang pergi ke Belanda bukan hanya melihat hamparan bunga tulip, tapi orang ingin menghirup suasana negeri yang melahirkan maestro hebat.

Baca Juga:  BPJS TK dan Hiswana Migas Sepakat untuk Perlindungan Program Jamsostek

"Jadi, kita juga ingin, orang pergi ke Pekanbaru bukan hanya mencari ketam talam durian. Bukan hanya isi perut dan keperluan fisikal saja, tapi orang datang untuk ekspresi seninya. Makanya, seni itu bukan soal uang, tapi soal cinta," katanya.

Point utama yang ingin disampaikan disini, yaitu bagaimana gunakan galeri ini dan bersama-sama untuk memotivasi. Supaya membuat kota ini menjadi kota yang beradab.(*1/lim)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari