Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Lapar dan Alami Dehidrasi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Titik terang penyebab kematian harimau betina yang ditemukan di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Bengkalis,  Ahad (17/10), terungkap. Dari hasil neukropsi yang dilakukan dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, penyebab kematiannya karena dehidrasi setelah berhari-hari terjerat kaki kiri bagian depannya. 

Dokter hewan BBKSDA Riau drh Danang mengungkapkan, harimau tersebut telah terjerat selama lima hari. Saat tertambat di jerat babi jenis seling baja tersebut, harimau tidak langsung mati. Melainkan setelah sekitar lima hari tidak mendapat asupan apapun, membuat satwa terancam punah ini tidak mampu bertahan hidup. 

Kondisi ini diketahui menurut Danang setelah diperiksa bahwa lambung harimau dalam kondisi kosong. 

Baca Juga:  Jamaah Masjid As-Salam Kumpulkan Donasi untuk Palestina

"Tidak mendapat makanan dan menderita dehidrasi berat," sebut Danang. 

Kerusakan pada kaki akibat jeratan kabel baja juga diduga mempengaruhi kesehatan harimau selama terjerat. "Untuk pemeriksaan fisik, ditemukan luka berat pada kaki depan sebelah kiri. Lukanya sudah sangat dalam, sudah terlihat tulangnya," lanjut Danang. 

Danang memperkirakan harimau itu mati kurang dari 48 jam sebelum ditemukan warga. Umurnya saat kematian diperkiraan sekitar 4-5 tahun dan diprediksi belum pernah melahirkan. Harimau itu sendiri memiliki tapak depan selebar 12 cm dan tapak belakang 10 cm. Sementara panjang badannya mencapai 1,9 meter dari ujung kepala hingga ekor. Tingginya sudah mencapai 90 cm. 

Diberitakan sebelumnya, seorang pekebun menemukan harimau di Desa Tanjung Leban. Lokasi penemuan berjarak sekitar 21,85 km dari kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu. Harimau tersebut tertambat berhari-hari pada sebuah jerat yang sebenarnya dimaksudkan untuk menjerat babi hutan. 

Baca Juga:  Rawan Tindak Kejahatan, Camat Sail Imbau Warga Awasi Rumah Kos

Saat ditemukan harimau betina itu sudah dalam keadaan mati dengan kaki kiri bagian depan terjerat seling berbahan baja. Untuk mengidentifikasi lebih lanjut harimau tersebut, BBKSDA langsung melakukan evakuasi ke Pekanbaru. Bangkai harimau itu tiba di Pekanbaru pada Ahad (17/10) petang hari lalu.(end)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Titik terang penyebab kematian harimau betina yang ditemukan di Desa Tanjung Leban, Kecamatan Bandar Laksamana, Bengkalis,  Ahad (17/10), terungkap. Dari hasil neukropsi yang dilakukan dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, penyebab kematiannya karena dehidrasi setelah berhari-hari terjerat kaki kiri bagian depannya. 

Dokter hewan BBKSDA Riau drh Danang mengungkapkan, harimau tersebut telah terjerat selama lima hari. Saat tertambat di jerat babi jenis seling baja tersebut, harimau tidak langsung mati. Melainkan setelah sekitar lima hari tidak mendapat asupan apapun, membuat satwa terancam punah ini tidak mampu bertahan hidup. 

- Advertisement -

Kondisi ini diketahui menurut Danang setelah diperiksa bahwa lambung harimau dalam kondisi kosong. 

Baca Juga:  Pelti Riau Cup XVII Diikuti Ratusan Peserta

"Tidak mendapat makanan dan menderita dehidrasi berat," sebut Danang. 

- Advertisement -

Kerusakan pada kaki akibat jeratan kabel baja juga diduga mempengaruhi kesehatan harimau selama terjerat. "Untuk pemeriksaan fisik, ditemukan luka berat pada kaki depan sebelah kiri. Lukanya sudah sangat dalam, sudah terlihat tulangnya," lanjut Danang. 

Danang memperkirakan harimau itu mati kurang dari 48 jam sebelum ditemukan warga. Umurnya saat kematian diperkiraan sekitar 4-5 tahun dan diprediksi belum pernah melahirkan. Harimau itu sendiri memiliki tapak depan selebar 12 cm dan tapak belakang 10 cm. Sementara panjang badannya mencapai 1,9 meter dari ujung kepala hingga ekor. Tingginya sudah mencapai 90 cm. 

Diberitakan sebelumnya, seorang pekebun menemukan harimau di Desa Tanjung Leban. Lokasi penemuan berjarak sekitar 21,85 km dari kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu. Harimau tersebut tertambat berhari-hari pada sebuah jerat yang sebenarnya dimaksudkan untuk menjerat babi hutan. 

Baca Juga:  PSMTI Riau Kumpulkan 415 Kantong Darah

Saat ditemukan harimau betina itu sudah dalam keadaan mati dengan kaki kiri bagian depan terjerat seling berbahan baja. Untuk mengidentifikasi lebih lanjut harimau tersebut, BBKSDA langsung melakukan evakuasi ke Pekanbaru. Bangkai harimau itu tiba di Pekanbaru pada Ahad (17/10) petang hari lalu.(end)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari