PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Selama 2021 lalu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk-KB) Kota Pekanbaru mencatat ada sebanyak 100.048 keluarga di Kota Pekanbaru yang berisiko alami stunting.
Kepala Disdalduk-KB Kota Pekanbaru, Muhammad Amin, Rabu (16/3), saat ini Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru melalui Disdalduk-KB sudah melakukan upaya pencegahan dengan memberikan edukasi kepada masyarkat khususnya kepada kepada para keluarga yang memiliki risiko alamai stunting.
Bahkan, pihaknya juga melakukan pendampingan mulai dari masa sebagai calon pengantin, hamil, pasca melahirkan hingga anak berusia 0-2 tahun. "Walaupun banyak masyarakat yang memiliki risiko stunting, namun bila dicegah dari dini melalui pendampingan, bisa jadi setelah bertambah usia, tidak lagi stunting," kata dia.
Selain itu, untuk kasus stunting di Kota Pekanbaru sejak awal tahun 2020 tercatat berjumlah 333 kasus yang tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.
Meskipun jumlah stunting di awal tahun 2022 tercatat cukup banyak, namun jumlah tersebut masih tercatat cukup rendah untuk di Provinsi Riau dan juga termasuk jauh di bawah standar nasional.
"Kalau nasional itu 14 persen, untuk Kota Pekanbaru di angka 11 persen," ucapnya.
Lanjut Amin, saat di Kota Pekanbaru sendiri pihaknya tengah fokus terhadap 20 kelurahan yang menjadi lokus penanganan stunting yang dimulai dari perbaikan sanitasi serta peningkatan bina keluarga balita.
"Untuk intervansi kasus stunsting, tidak hanya terfokus pada berat badan anak saja. Tapi juga lingkungan. Makanya kita meminta dukungan dari masyarakat jika ada yang menemukan keluarga dengan indikasi stunting agar segera melaporkan kepada kami untuk diberikan langkah penanganan dan pencegahannya," kata Amin.(ayi/ali/yls)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru