PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Meski kasus Covid-19 di Kota Pekanbaru mulai merangkak naik lagi, dan saat ini status PPKM Pekanbaru kembali ke level 3, anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Suherman minta Diskes tidak hanya fokus pada penanganan Covid-19 saja, akan tetapi kasus DBD juga diminta untuk diseriusin penyuluhan dan penanganan terhadap masyarakat.
Disebutkannya, kedua ancaman ini, baik itu Covid-19 maupun DBD sama-sama menyarankan semua kalangan untuk membersihkan lingkungan. Dan perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus, tanpa ada kata puas dengan apa yang dilakukan hari ini.
Disebutkannya, dari data Dinas, Kasus DBD di Pekanbaru mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 lalu, pada pekan ke-6 tahun 2022 ini serangan nyamuk Aedes Aegypti sudah menyerang 125 orang, dengan satu korban yang berdomisili di Kecamatan Payung Sekaki meninggal dunia.
"Dinas Kesahatan harus segera action, tinjau ke lapangan untuk mengatasi masalah DBD ini di Kota Pekanbaru. Jangan terfokus terhadap persoalan Covid-19. Karena kasus DBD ini juga sama berbahayanya," kata Suherman kepada wartawan.
Dengan action itu, disampaikan politisi Hanura ini, Diskes tidak sekedar aksi saja, melainkan Diskes Pekanbaru harus mempersiapkan langkah-langkah konkret dalam menanggulangi DBD di Kota Pekanbaru.
Tentunya juga diharapkan, dengan melibatkan puskesmas-puskesmas dan juga Pustu, atau tenaga kesehatan lainnya.
"Gerak dan bertindak cepat, mencegah dan menanggulangi wabah DBD ini dengan serius. Jangan menunggu sampai menimbulkan korban lagi, libatkan semua elemen," tegasnya.
Yang paling menakutkan itu, disampaikannya ialah, saat ini Pekanbaru dan sekitar memasuki musim pancaroba. Di mana musim penghujan dan sebentar panas. Memungkinkan pertumbuhan DBD meningkat.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih peduli lingkungan bersih. Dengan mengontrol drainase lingkungan rumah atau saluran air yang selama ini tersumbat dan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti harus dibersihkan secara berkala.
"Ini harus ditegaskan Pemko Pekanbaru, ya jadi tolonglah dibenahi drainase ini, jika tidak ada anggarannya, maka ajak masyarakat bergotong royong," paparnya.
Upaya pemerintah lainnya, ialah melakukan penyuluhan dengan mensosialisasikan kebiasaan 3M (menguras, menutup dan mengubur) guna memberantas jentik nyamuk penyebab penyakit tersebut.
"Intinya harus bersih semua, dan jangan sampai ada genangan-genangan air. Mari kita amalkan pola hidup bersih dan lingkungan bersih," tuturnya.(lim)
Laporan AGUSTIAR, Kota