Kamis, 4 Juli 2024

Bisa Tiru Layanan ATM Bank

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Masih ditemukannya masyarakat yang susah dan lama membuat kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Pekanbaru  ditanggapi oleh pengamat kebijakan publik Dr Ahmad Hidir. Menurutnya, kesiapan administrasi di Indonesia belum dibenahi dengan benar.

"Sebenarnya administrasi penduduk itu kan hak penduduk. Tentang akta kelahiran, KTP, dan segala macamnya. Karena sebagai warga negara Indonesia maka dari itu harus punya KTP. Kemudian, jika tidak adanya blangko, sebaiknya pemerintah tidak menyiapkan seperti itu," sebutnya pada Riau Pos, Kamis (6/2).

- Advertisement -

Lebih dalam, setiap tahun kan ada laporan dari BPS terkait jumlah penduduk dan yang telah meninggal serta segala macamnya. Termasuk lah jumlah penduduk yang dapat memperoleh KTP, di atas 17 tahun.

Baca Juga:  Sehari, Konselor Tangani Dua Orang Pecandu Narkoba 

"Harusnya pemerintah sudah menyiapkan itu (blangko, red) sehingga masyarakat tidak menunggu. Jika masyarakat masih menunggu itu karena pemerintah tidak mengawasi dengan benar," tugasnya.

Ada beberapa hal yang harus dibenahi, menurut Hidir. "Budaya (suap dan menyuap, red) harus dibenahi dan dihilangkan. Kemudian harus ada hotline service (pengaduan ditanggapi) dan harus ada keberanian menanggapi masyarakat," ujarnya.

- Advertisement -

Ia menambahkan, jika masyarakat masih harus menunggu lama dan ingin cepat, maka tetap harus mengikuti prosedur. Sementara pemerintah harus lebih sigap menanggapi.

"Yang ditugaskan harus berintegritas. Khusus yang yang bertugas di front office, harus ada perjanjian fakta integritas dan ada target. Jika mencapai target diberi reward biar semangat," katanya.

Baca Juga:  Ruslan Tarigan: Masyarakat Harus Tenang, Stok Pangan Cukup untuk 9 Bulan

Untuk pelayanan KTP-el ini, Hidir menyarankan agar pemerintah meniru bank dalam mengeluarkan kartu ATM yang bisa sehari siap.

"Jika sifatnya KTP online, bisa mengikuti prosedur ATM. Sebenarnya kan proses KTP dan ATM sama. Kenapa ATM bisa sehari, KTP kok nggak bisa?" sebutnya.

Jika ini diterapkan, masyarakat jadi semangat mengurus KTP-el. "KTP jangan hanya berfungsi saat pilkada dan bagi-bagi sembako saja. Itu yang harus dieliminasi.  Lagi-lagi harus tertib administrasi kuncinya," tuturnya.

Katanya lagi, ketua RT/RW pun harus dilibatkan dalam pembuatan KTP dan dokumen lainnya. "Jika distribusi dan tenaga Disdukcapil kurang serahkanlah pada RT RW atau perangkat desa lainnya. Sebab mereka yang paham alamat warganya tinggal di mana," katanya.(s)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Masih ditemukannya masyarakat yang susah dan lama membuat kartu tanda penduduk elektronik (KTP-el) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Pekanbaru  ditanggapi oleh pengamat kebijakan publik Dr Ahmad Hidir. Menurutnya, kesiapan administrasi di Indonesia belum dibenahi dengan benar.

"Sebenarnya administrasi penduduk itu kan hak penduduk. Tentang akta kelahiran, KTP, dan segala macamnya. Karena sebagai warga negara Indonesia maka dari itu harus punya KTP. Kemudian, jika tidak adanya blangko, sebaiknya pemerintah tidak menyiapkan seperti itu," sebutnya pada Riau Pos, Kamis (6/2).

Lebih dalam, setiap tahun kan ada laporan dari BPS terkait jumlah penduduk dan yang telah meninggal serta segala macamnya. Termasuk lah jumlah penduduk yang dapat memperoleh KTP, di atas 17 tahun.

Baca Juga:  Ruslan Tarigan: Masyarakat Harus Tenang, Stok Pangan Cukup untuk 9 Bulan

"Harusnya pemerintah sudah menyiapkan itu (blangko, red) sehingga masyarakat tidak menunggu. Jika masyarakat masih menunggu itu karena pemerintah tidak mengawasi dengan benar," tugasnya.

Ada beberapa hal yang harus dibenahi, menurut Hidir. "Budaya (suap dan menyuap, red) harus dibenahi dan dihilangkan. Kemudian harus ada hotline service (pengaduan ditanggapi) dan harus ada keberanian menanggapi masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan, jika masyarakat masih harus menunggu lama dan ingin cepat, maka tetap harus mengikuti prosedur. Sementara pemerintah harus lebih sigap menanggapi.

"Yang ditugaskan harus berintegritas. Khusus yang yang bertugas di front office, harus ada perjanjian fakta integritas dan ada target. Jika mencapai target diberi reward biar semangat," katanya.

Baca Juga:  Stikes Payung Negeri Taja Expo 2022 di Hari Kartini

Untuk pelayanan KTP-el ini, Hidir menyarankan agar pemerintah meniru bank dalam mengeluarkan kartu ATM yang bisa sehari siap.

"Jika sifatnya KTP online, bisa mengikuti prosedur ATM. Sebenarnya kan proses KTP dan ATM sama. Kenapa ATM bisa sehari, KTP kok nggak bisa?" sebutnya.

Jika ini diterapkan, masyarakat jadi semangat mengurus KTP-el. "KTP jangan hanya berfungsi saat pilkada dan bagi-bagi sembako saja. Itu yang harus dieliminasi.  Lagi-lagi harus tertib administrasi kuncinya," tuturnya.

Katanya lagi, ketua RT/RW pun harus dilibatkan dalam pembuatan KTP dan dokumen lainnya. "Jika distribusi dan tenaga Disdukcapil kurang serahkanlah pada RT RW atau perangkat desa lainnya. Sebab mereka yang paham alamat warganya tinggal di mana," katanya.(s)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari