PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Efektivitas belajar online atau dalam jaringan (daring) diakui jauh dibandingkan belajar tatap muka. Karena itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru meminta para guru kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran dalam pembelajaran daring.
Kreativitas ini dapat diwujudkan dalam bentuk guru membuat modul pelajaran yang mudah dipahami siswa. "Dari keterangan PBB, efektivitas belajar daring itu hanya 33 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Ismardi Ilyas, Kamis (12/8).
Menurutnya, melihat kurang efektif belajar daring, maka pihaknya sempat melaksanakan uji coba belajar tatap muka selama dua pekan saat pandemi Covid-19.
Namun, belajar daring kembali diterapkan melihat sebaran kasus Covid-19 yang kembali meningkat di Kota Pekanbaru. "Kami berkeinginan, jika PPKM level IV ini selesai, itu sekolah kami buka langsung. Namun kami utamakan pada daerah-daerah tertentu," terangnya.
Pihaknya berencana memulai belajar tatap muka pada wilayah zona kuning atau tingkat resiko ringan. Sekolah yang berada pada kecamatan zona kuning dapat melaksanakan belajar tatap muka terbatas.
Kadisdik, juga mengakui banyak peserta didik kesulitan dalam mengikuti sistem belajar secara daring. Hal ini berdasarkan laporan yang disampaikan oleh para pengajar.
"Dari laporannya malah ada yang main ke warnet, mestinya mereka tetap di rumah untuk sementara agar tidak tertular Covid-19," kata Ismardi kepada wartawan, Rabu (11/8).
Terkait persoalan sulitnya peserta didik belajar secara daring, Ismardi minta kepada pengajar untuk lebih aktif, dan memberikan pendampingan secara maksimal tentunya via online.
Mengatasi masalah ini juga disampaikan Ismardi, Dinas punya modul khusus. Guru juga diminta membuat video penjelasan seputar mata pelajaran. "Jadi semua materi bagi peserta didik harus dijelaskan guru. Guru mesti memberi penjelasan," sarannya.
Ismardi memahami tidak semua orangtua bisa mendamping anaknya saat belajar. Ditambah, sejumlah mata pelajaran juga sulit dipahami oleh peserta didik tanpa penjelasan langsung dari guru.
"Tingkat efektifitas belajar secara online hanya 33 persen. Maka perlu komunikasi dua arah, termasuk dukungan orang tua," sebutnya.
Dinas berencana membuka kembali belajar tatap muka selepas PPKM level 4 berakhir, atau melalui evaluasi terlebih sebelum ada penegasan untuk memulai sekolah tatap muka. "Mesti ada sejumlah mata pelajaran seperti IPA atau matematika, kan tidak semua bisa maksimal dengan sistem daring, maka bisa datang ke sekolah untuk diskusi sebagai solusi awal," jelasnya.
Ismardi pun mengingatkan agar diskusi itu tidak seperti belajar tatap muka. Mereka hanya sekedar konsultasi dengan guru di sekolah bersama orangtua.(lim)
Laporan M ALI NURMAN dan AGUSTIAR, Kota