Jumat, 5 Juli 2024

Yusmar Yusuf: Jangan Pekdum, Ganti Tol Permai

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pembangunan pekerjaan jalan tol Pekanbaru-Dumai yang hampir tuntas terus menjadi atensi publik. Bahkan, soal penamaan yang biasa disingkat Pekdum, pun menjadi hal yang turut dibahas. Budayawan Riau, Prof Yusmar Yusuf  menilai akan lebih elok disebut Tol Permai.

Pihak pelaksana pekerjaan, PT Hutama Karya mengapresiasi sebagai masukan dan akan mempertimbangkan dengan membahas terlebih dahulu di internal mereka. Sayangnya, pemerintah daerah, khususnya Pemprov Riau belum berkomentar perihal penamaan tol perdana di Bumi Lancang Kuning ini.

- Advertisement -

Menurut Yusmar, penamaan sebuah karya bangunan, sebaiknya bukan hasil dari mutilasi bunyi. "Kenapa ruas Tol Pekanbaru-Dumai disingkat dengan gaya-gaya huruf mati yang tak berarti? Pekdum. Mari kita mulai perkenalkan singkatan dengan makna Permai," ujarnya.

Karenanya, ia mengajak agar pihak-pihak terkait membiasakan untuk menggelorakan penamaan Tol Permai. Karena menurutnya secara bunyi Pekdum kurang bagus. "Ada huruf mati di ujung," sambungnya.

Baca Juga:  Tuntut Pengesahan RUU Pendidikan dan Layanan Psikologi

Menurut akademisi dan penulis tersebut, penamaan sebuah karya bangunan, sebaiknya bukan hasil dari mutilasi bunyi. Karena selain tidak menghidang makna, juga terkesan asal-asalan dalam membangun istilah. "Artinya, gambaran dari kebudayaan yang serampangan yang ujung-ujungnya peradaban yang gagal," katanya.

- Advertisement -

Karena lanjutnya, penamaan itu adalah peristiwa bahasa dan membahasa. Menurut bidal tua Melayu, dijelaskan Prof Yusmar, bahasa memperlihatkan bangsanya (jenisnya, red). Sehingga akan lebih baik berilah nama-nama dan sapaan yang elok dan indah di muka bumi selagi pilihan itu ada dan terhidang.

"Jangan tersebab malas menggali, akhirnya kita akrab dengan budaya mutilasi bunyi dari sebuah kata. Sehingga kata-kata mengalami penyembelihan dengan hasil kata yang baru tapi tak memberi makna apa-apa," paparnya.

Baca Juga:  Komunitas Sekolah Harus Pahami Jajanan Sehat

Sementara itu pihak HK ketika dikonfirmasi Riau Pos perihal sebutan Pekdum apakah sudah baku atau masih bisa disesuaikan. Menurut Humas PT HK Intan Zania, pihaknya sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas masukan dari tokoh masyarakat di Riau.

"In sya Allah akan kita pertimbangkan. Tapi ini akan kami bahas di internal dulu," tuturnya.

Di sisi lain, Pemprov Riau melalui Plt Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Indra SE yang coba dikonfirmasi perihal penamaan dimaksud. Hingga Selasa petang belum memberikan penjelasan dan komentar. Apakah penamaan ruas jalan tol Riau yang menjadi bagian jalur Tol Trans Sumatera tersebut bisa ditetapkan bernama Tol Permai.(egp)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pembangunan pekerjaan jalan tol Pekanbaru-Dumai yang hampir tuntas terus menjadi atensi publik. Bahkan, soal penamaan yang biasa disingkat Pekdum, pun menjadi hal yang turut dibahas. Budayawan Riau, Prof Yusmar Yusuf  menilai akan lebih elok disebut Tol Permai.

Pihak pelaksana pekerjaan, PT Hutama Karya mengapresiasi sebagai masukan dan akan mempertimbangkan dengan membahas terlebih dahulu di internal mereka. Sayangnya, pemerintah daerah, khususnya Pemprov Riau belum berkomentar perihal penamaan tol perdana di Bumi Lancang Kuning ini.

Menurut Yusmar, penamaan sebuah karya bangunan, sebaiknya bukan hasil dari mutilasi bunyi. "Kenapa ruas Tol Pekanbaru-Dumai disingkat dengan gaya-gaya huruf mati yang tak berarti? Pekdum. Mari kita mulai perkenalkan singkatan dengan makna Permai," ujarnya.

Karenanya, ia mengajak agar pihak-pihak terkait membiasakan untuk menggelorakan penamaan Tol Permai. Karena menurutnya secara bunyi Pekdum kurang bagus. "Ada huruf mati di ujung," sambungnya.

Baca Juga:  Banyak Drainase Tertutup Beton

Menurut akademisi dan penulis tersebut, penamaan sebuah karya bangunan, sebaiknya bukan hasil dari mutilasi bunyi. Karena selain tidak menghidang makna, juga terkesan asal-asalan dalam membangun istilah. "Artinya, gambaran dari kebudayaan yang serampangan yang ujung-ujungnya peradaban yang gagal," katanya.

Karena lanjutnya, penamaan itu adalah peristiwa bahasa dan membahasa. Menurut bidal tua Melayu, dijelaskan Prof Yusmar, bahasa memperlihatkan bangsanya (jenisnya, red). Sehingga akan lebih baik berilah nama-nama dan sapaan yang elok dan indah di muka bumi selagi pilihan itu ada dan terhidang.

"Jangan tersebab malas menggali, akhirnya kita akrab dengan budaya mutilasi bunyi dari sebuah kata. Sehingga kata-kata mengalami penyembelihan dengan hasil kata yang baru tapi tak memberi makna apa-apa," paparnya.

Baca Juga:  Dewan Dorong Pemerintah Maksimalkan PPATS

Sementara itu pihak HK ketika dikonfirmasi Riau Pos perihal sebutan Pekdum apakah sudah baku atau masih bisa disesuaikan. Menurut Humas PT HK Intan Zania, pihaknya sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas masukan dari tokoh masyarakat di Riau.

"In sya Allah akan kita pertimbangkan. Tapi ini akan kami bahas di internal dulu," tuturnya.

Di sisi lain, Pemprov Riau melalui Plt Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Riau Indra SE yang coba dikonfirmasi perihal penamaan dimaksud. Hingga Selasa petang belum memberikan penjelasan dan komentar. Apakah penamaan ruas jalan tol Riau yang menjadi bagian jalur Tol Trans Sumatera tersebut bisa ditetapkan bernama Tol Permai.(egp)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari