PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Riau menggiatkan mengedukasi 50 pasang calon pengantin melalui program Jalin Catinsebagai upaya mencegah dari hulu agar tidak melahirkan anak berpotensi stunting (tengkes).
“Program Jalin Catin yakni jajaki, identifikasi calon pengantin, berikan pelayanan kesehatan, bimbingan konseling tentang asupan gizi yang baik, minum tablet tambah darah bagi calon pengantin perempuan yang kekurangan darah, dan lain lain,” kata Kepala BKKBN Perwakilan Riau Mardalena Wati Yulia di Pekanbaru, kemarin.
Menurut Mardalena, jika calon pengantin (catin) sudah memiliki kesehatan yang baik serta tidak kekurangan energi kronis (KEK) dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, maka mereka diyakini siap untuk hamil.
Ia menyebutkan, BKKBN Riau tidak memiliki dana khusus melaksanakan kegiatan Jalin Catin, namun halitu bisa ditumpangkan pada tiap momen kegiatan BKKBN di daerah dengan memanfaatkan sumber daya antara lain Penyuluh Lapang Keluarga Berencana (PLKB).
“Teman-teman PLKB terlibat melakukan edukasi dan menjaring catin hingga ke desa/kelurahan agar mereka bisa dinyatakan siap untuk menikah, sehingga potensi melahirkan anak stunting bisa dicegah,” katanya.
Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI Edi Setiawan mengatakan stunting merupakan masalah besar bangsa dan akan mengancam pembentukan SDM berkualitas. BKKBN sebagai Koordinator Program Percepatan Penurunan Stunting (PPPS) melakukan pendekatan dari hulu memutus mata rantai stunting dengan intervensi kepada remaja dan catin sebagai pasangan usia subur.
“Ada empat indikator mengukur tingkat kesehatan pengantin yakni usia, indeks masa tubuh, kadar Hb, lingkar lengan atas, dan ditambah satu indikator keterpaparan asap rokok. Indikator tersebut dimuat dalam mengisi aplikasi elektronik siap nikah siap hamil atau Elsimil,” katanya.
Aplikasi Elsimil membantu melakukan penilaian terhadap 4 indikator tersebut, dan Elsimil mengetahui apakah calon pengantin sudah siap nikah dan hamil.(eca)