PEKANBARU(RIAUPOS.CO) – Sampah yang sempat menumpuk karena tak terangkut di beberapa tempat penampungan sementara (TPS) mulai diangkut petugas. Termasuk sampah yang menumpuk di Pasar Cik Puan dan Jalan Agus Salim.
Pantauan Riau Pos, kemarin, sampah yang menumpuk di tepian Jalan Soekarno Hatta sudah diangkut. Sebelumnya sampah memenuhi tepian jalan protokol tersebut. Karena sudah beberapa hari sampah yang dibuang warga di area TPS tersebut tak kunjung diangkut.
”Kemarin sore (Rabu, red) sudah diangkut petugas. Sampah di sini memang sempat beberapa hari tak diangkut. Satu hari tak diangkut saja, sampah langsung menggunung,” ujat Wasisto warga sekitar Jalan Soekarno Hatta.
Sementara sampah yang sempat menumpuk di Jalan Soebrantas sudah diangkut juga oleh petugas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut memastikan pengangkutan sampah sudah optimal kembali. Ia menjelaskan pergantian petugas yang ada di tempat penampungan akhir (TPA) Muara Fajar menjadi salah satu penyebab ritasi pengangkutan sampah terganggu. Namun hal itu dipastikan sudah selesai dan sampah di TPS sudah mulai diangkut.
”Kemarin ada permasalahan di TPA, segingga ritasinya terhambat. Tetapi sudah normal kembali dan sudah dioptimalkan. Semua timbunan sampah juga sudah ditangani,” ujar Ingot.
Tumpukan Sampah di Pasar Cik Puan Dibersihkan
Di tempat terpisah, tumpukan sampah yang seperti lautan di bangunan Pasar Cik Puan, Jalan Tuanku Tambuai juga mulai dibersihkan. Satu unit alat berat milik Dinas PUPR Kota Pekanbaru diturunkan ke lokasi. Namun karena adanya kerusakan pada mesin alat berat difungsikan, maka proses pembersihan hanya dilakukan secara manual oleh para petugas pengangkutan sampah.
Seorang pedagang Rosita mengaku sedikit senang dengan adanya alat berat yang diturunkan untuk proses pengangkutan sampah yang sudah mengganggu kenyamanan dan kesehatan pedagang di Pasar Cik Puan.
Namun, lantaran alat berat tidak bisa difungsikan, sehingga proses pengangkutan sampah dilakukan seperti biasanya oleh para petugas pengangkut sampah. Akibatnya, sampah tidak dapat diangkut seluruhnya seperti yang diharapkan oleh para pedagang.
”Tadinya kami senang karena ada alat berat kan untuk membantu mengangkut semua sampah. Tapi ternyata ada yang rusak, jadi diangkut seperti biasa, dan tidak bisa semua sampah dibawa ke tempat penampungan akhir,” katanya.
Ia berharap pemerintah bisa segera melakukan pengangkutan tumpukan sampah secara menyeluruh sehingga tidak ada sampah lagi yang berserak dibangun pasar terbengkalai tersebut.
Apalagi, saat ini sudah ada beberapa titik tempat sampah baru yang dikhawatirkan akan membuat tumpukan sampah menjadi tidak terkendali seperti yang terjadi di bagian dalam Pasar Cik Puan.
”Semuanya dibersihkan. Kalau pun tempat ini memang jadi TPS tak apa, asalkan semua sampahnya setiap hari diangkut bukan seperti sekarang ini sudah berbulan-bulan baru dilakukan pengangkutan,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang petugas pengangkut sampah yang enggan disebutkan namanya mengaku tadinya pengangkutan sampah memang dilakukan menggunakan alat berat yang diperbantukan oleh Dinas PUPR Kota Pekanbaru kepada Dinas DLHK Kota Pekanbaru. Tetapi karena ada kendala pada mesin alat berat, sehingga proses pengangkutan dilakukan menggunakan mobil pengangkut sampah.
”Mungkin besok pengangkutan sampahnya dilakukan pakai alat berat. Karena tadi tim dari PUPR mau memperbaiki kerusakannya dulu, makanya kami ngangkat sampah secara manual dengan mobil yang pengangkutan sampah yang ada,” ungkapnya.
Pemko Diminta Jangan Cari Alasan
Sementara itu, anggota DPRD Kota Pekanbaru Wan Agusti minta agar Pemko Pekanbaru tidak mencari-cari alasan untuk menutupi kelemahan pemenang lelang pengangkutan sampah. Di mana di awal tahun ini sampah-sampah menumpuk tak terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
”Ini, sistem pengelolaan sampah dengan menggunakan pihak ketiga itu kan kemauan pemko sendiri. Jadi jangan cari-cari alasan lagi untuk menutupi kelemahan di awal. Solusinya tinggal kerahkan dan tegaskan kepada pihak ketiga itu untuk langsung tancap gas saja,” kata Wan Agusti kepada wartawan, kemarin.
Sebelumnya, pemko masih menyebut alasan sampah masih menumpuk karena pemenang lelang masih dalam masa transisi, lalu ada persoalan di TPA Muara Fajar, Rumbai.
Wan Agusti meyakini masalah yang sesungguhnya ialah perusahaan pemenang tunggal yaitu PT Bina Riau Sejahtera (BRS) belum mampu bekerja sesuai harapan.
”Ini dari kemarin yang kami khawatirkan, dan terbukti sampah menumpuk di mana-mana. Dan kami terus mendesak agar persoalan tumpukan sampah ini diatasi. Jangan hanya teori dan pernyataan kosong saja,” tegasnya.
Ia menambahkan, jika satu hari saja sampah di Kota Pekanbaru tak diangkut, maka dampaknya sudah luar biasa. ”Apalagi sampai berhari-hari, bisa ratusan ton berserak di mana-mana. Harusnya ini sudah dipelajari PT BRS. Dan DLHK kami minta tak perlu alasan apapun lagi, soal sampah ini sensitifnya tinggi,” ujar anggota Komisi IV ini.
Untuk itu, dia tegaskan DLHK Pekanbaru harus bisa mendesak PT BRS untuk ekstra bekerja sesuai isi kontrak. ”Kerahkan semua kekuatan, termasuk armadanya untuk mengangkut sampah yang sudah meluber jalan,” katanya.
Wan Agusti juga menyarankan agar PT BRS mengambil sampah-sampah langsung dari rumah warga agar tidak ada penumpukan sampah di jalan. ” Jika sudah dilakukan ini secara kontinyu, maka dipastikan tumpukan sampah akan berkurang, bahkan nihil,” sarannya.
Untuk persoalan TPA di Muara Fajar, dia mendorong agar bisa diselesaikan .secepatnya Baik masalah pemblokiran, termasuk juga soal kapasitas dan pengolahan sampah ini untuk selanjutnya.
”Jangan hanya menang di teori, tapi hanya seremonial, bahkan tidak pernah terealisasi,” paparnya mengarahkan.(ilo/ayi/gus)