(RIAUPOS.CO) — Musim panen menyebabkan pasokan daging ayam terus membeludak sampai di tingkat pedagang. Alhasil, kondisi itu yang menyebabkan harga daging ayam selama ini terus turun.
Harga daging ayam yang normalnya hanya berkisar Rp21 ribu per kilogram, turun jadi Rp19 ribu-Rp20 ribu per kilogramnya. ‘’Turunnya harga daging ayam karena membeludak pasokan. Sedang musim panen di tingkat peternak lokal sekarang,’’ ungkap Udin, salah seorang distributor besar pemasok di Pekanbaru, Rabu (3/6).
Ia mengaku terus ikut memantau perkembangan harga daging ayam sampai di tingkat distributor dan di pasar-pasar tradisional. Saat ini diakui dia memang cukup berat, sebab harga daging ayam cenderung terus mengalami penurunan. Kondisi ini yang membuat distributor paling merana. Sebab penghasilannya terus berkurang.
Jika kondisinya seperti ini terus, para distributor bisa terancam bangkrut. ‘’Kalau pedagang tinggal menjual daging ayam menyesuaikan harga saja. Kalau distributor membeli ayam partai besar dan menanggung biaya operasional dari peternak,’’ katanya.
Hal senada diungkapkan Toni. Pedagang sekaligus distributor ayam tersebut menilai pasokan daging dari luar Pekanbaru merusak harga pasaran. Distributor luar memasok ayam sampai pasar tradisional,’’ terangnya.
Turunnya harga daging ayam tersebut saat ini menguntungkan pembeli. Karena harga daging dijual pedagang di bawah harga normalnya. ‘’Ada juga yang jual Rp20 ribu per kilonya. Sebelum Idulfitri harganya kan sempat Rp30 ribu per kilogram,’’ tambah Ria, pembeli ayam di lapak Toni.
Sementara pantauan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan DPP Kota Pekanbaru Nelwaty, harga daging ayam di pasaran dari Rp28 ribu per kilogram turun menjadi Rp26 ribu per kilogram.(ilo)
Laporan Joko Susilo, Kota