PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sedikitnya 20 gubuk dibuat oleh para pengungsi asal Rohingya di atas trotoar Jalan Datuk Wan Abdul Jamal, Kecamatan Bukit Raya atau tepat di belakang Bandar Serai Pekanbaru. Keberadaan para pengungsi ini mendapatkan sorotan dari masyarakat Kota Pekanbaru.
Pasalnya, para pengungsi beraktivitas di sekitar badan jalan sehingga kadang menyulitkan masyarakat dan pengendara yang sedang melintas. Di mana anak-anak para pengungsi kerap bermain dan menyeberang badan jalan.
Pantauan Riau Pos, Jumat (3/5), tampak puluhan tenda yang dibuat seadanya itu ditutupi dengan daun palam dan pohon kelapa. Anak-anak para pengungsi Rohingya bermain tanpa busana lengkap di sekitar badan jalan sembari mengeluarkan ember kecil yang diarahkan kepada pengendara motor yang melintas.
Salah seorang pengendara Rosmini mengaku sangat terganggu dengan keberadaan para pengungsi Rohingya yang sudah sangat membahayakan keselamatan pengendara dan diri para pengungsi sendiri.
Apalagi, saat sore hari banyak pengendara motor dan mobil yang sengaja melintasi jalan tersebut untuk menghindari kemacetan panjang di Jalan Jenderal Sudirman sehingga keberadaan mereka dikhawatirkan akan semakin menyulitkan akses lalu lintas masyarakat.
āSebenarnya mengeluhkannya itu karena anak-anak mereka suka main di jalan, kadang juga meminta uang, takut tersenggol kendaraan dan malah menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas yang ujungnya mereka juga yang akan dirugikan,ā katanya.
Ia berharap pemerintah bisa segera mengambil sikap dan langkah tegas dalam mengurus para pengungsi Rohingya tersebut. Ia berharap para pengungsi bisa dibawa ke dalam tempat pengungsian dan bukan di badan jalan seperti saat ini.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru Syoffaizal mengatakan saat ini Pemerintah Kota Pekanbaru tengah meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk penempatan ratusan pengungsi Rohingya yang berada di tenda-tenda di atas trotoar tersebut.
Ia katakan, pemerintah kota sedang berupaya meminta agar pengungsi Rohingya bisa ditempatkan di UPT Pelayanan Sosial Bina Remaja, Dinas Sosial Provinsi Riau, Jalan Sosial, Lintas Timur KM 15, Kulim, Pekanbaru.
Pihaknya juga memastikan bahawa pemerintah kota tidak tinggal diam terhadap permasalahan in dan akan terus berkoordinasi dengan UNHCR dan IOM untuk meminta persetujuan Gubernur Riau agar pengungsi Rohingya bisa ditempatkan di satu tempat.
āKami mencoba minta bantuan ke provinsi. Dengan bersurat ke Gubernur Riau untuk penempatan sementara pengungsi Rohingya di UPT Pelayanan Sosial Bina Remaja, Dinas Sosial Provinsi Riau. Atau mencari lokasi alternatif lainnya,ā katanya.
Ia menuturkan, rencana penempatan 130 warga etnis Rohingya yang ada di sekitaran Bandar Serai itu telah dibahas dalam rapat bersama dengan pihak Rudenim, IOM, UNHCR, dan dihadiri juga oleh pihak Kemenkumham Riau, serta pihak Dinas Sosial Riau.
āRapat tersebut ditindaklanjuti oleh UNHCR bersama IOM di Kesbangpol. Setelah itu mereka (UNHCR bersama IOM, red) bersurat ke Gubernur Riau. Sekarang masih menunggu balasan dari gubernur,ā jelas Syoffaizal.
Lanjut Syoffaizal, pemko juga sudah mencoba memasukkan warga etnis Rohingya tersebut ke dalam Rumah Detensi Imigran (Rudenim). Hanya saja, tempat di Rudenim sudah penuh.
āDari awal kami sudah coba masukkan ke rudenim, ternyata penuh. Kemudian kami coba masukan ke community house, juga penuh. Kami tidak akan tinggal diam dengan masalah ini. Sebisa mungkin kami akan lakukan koordinasi dengan pihak terkait agar para pengungsi Rohingya tidak lagi berkeliaran di badan jalan dan mengganggu kenyamanan masyarakat,ā tuturnya.(ayi/ilo/yls)