Kamis, 4 Juli 2024

Imbau Masyarakat Tetap Disiplin Prokes

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Angka penularan Covid-19 dan kasus positif aktif di Kota Pekanbaru masih tinggi. Ini tergambar dari kerawanan kecamatan yang ada. Dari 15 kecamatan, delapan atau lebih dari setengah di antaranya berstatus zona merah atau tingkat risiko tinggi Covid-19.

Data ini berdasarkan pemetaan zona risiko hingga 5 Maret 2022. Sementara enam kecamatan lainnya berada pada zona oranye atau tingkat risiko sebaran sedang. Lalu satu kecamatan lainnya berada pada zona kuning atau tingkat risiko penularan rendah.

- Advertisement -

Delapan kecamatan yang saat ini berada di zona merah adalah, Kecamatan Limapuluh, Marpoyan Damai, Payung Sekaki, Pekanbaru Kota, Rumbai, Sail, Senapelan, dan Tuah Madani.

Untuk enam Kecamatan di zona oranye diantaranya, Binawidya, Bukit Raya, Kulim, Rumbai Timur, Sukajadi, dan Tenayan Raya. Lalu, satu Kecamatan rumbai Barat berada pada zona kuning.

Jumlah ini meningkat pada pekan sebelumnya, dimana hanya ada lima kecamatan yang berada di zona merah. Sementara 10 kecamatan lainnya berada di zona oranye.

- Advertisement -

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldi Saragih, Kamis (3/3) meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Masyarakat tidak boleh abai dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes). Karena prokes adalah cara yang tepat untuk memutus rantai penyebaran virus.

Baca Juga:  Pinsar Edukasi Olah Daging dan Telur Ayam

“Kami mengimbau masyarakat agar disiplin menjalankan prokes. Karena hingga saat ini pandemi belum berakhir, harus tetap ikuti prokes," kata dia.

Sementara untuk pemetaan zona kelurahan, ada 60 kelurahan dari 83 kelurahan berada di zona merah. Enam kelurahan di zona oranye, 13 kelurahan di zona kuning, dan empat kelurahan lainnya di zona hijau.

"Untuk menekan kenaikan kasus, yang pertama adalah memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik oleh masyarakat. Kami juga melakukan akselerasi percepatan vaksinasi untuk antisipasi penularan virus," singkatnya.

Harus Jadi Perhatian Serius Pemerintah

Berdasarkan hasil evaluasi Pemko dan Satgas covid-19, Pekanbaru saat ini masih masuk dalam PPKM level 3, dan akan dievaluasi lagi dalam dua pekan ke depan, diharapkan dapat turun ke level 2, sehingga segala aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan baik dengan tetap patuhi prokes.

Ditambah saat ini Pekanbaru dan sekitar masuk musim penghujan, masyarakat pun diwanti-wanti untuk tetap mewaspadai DBD, selain juga fokus ada memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Level 3, ini hasil evaluasi Satgas dan tim, ini harus selalu diwaspadai, tidak hanya Covid-19, tapi DBD juga," ungkap Zulkarnain, kepada wartawan.

Baca Juga:  Enam Kelurahan Rawan Kebakaran Lahan

Soal pandemi Covid-19 dan DBD lanjut Zulkarnain, pemerintah dan semua pihak diharapkan dapat maksimal menyelesaikan dua kasus ini. Karena sama-sama penting, DPRD Pekanbaru juga selaku representasi masyarakat, sangat respon dengan persoalan ini.

"Ini harus menjadi perhatian pemerintah, apalagi Kota Pekanbaru PPKM Level 3 nya diperpanjang. Di satu sisi DBD juga mengancam," katanya.

Diperpanjangnya status PPKM level 3, disampaikan Pemko Pekanbaru karena vaksinasi anak belum mencapai target, dan juga lansia.

Dari data Dinas Kesehatan, disampaikannya, kasus DBD hingga akhir Februari 2022 peningkatan kasus DBD di Pekanbaru sangat tinggi. Data yang diterima dari Diskes Pekanbaru, tercatat sudah 140 kasus DBD, dengan korban meninggal dunia satu orang remaja, di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.

"Untuk dua ancaman ini, kita minta pemerintah jangan sekadar imbauan saja, tapi pemerintah benar-benar hadir di tengah masyarakat. Kasihan masyarakat yang kini ketakutan, namun minim action dari pemerintah," sebutnya.

Diminta juga, kepala dinas kesehatan dapat memaksimalkan fungsi SDM yang ada di puskesmas maupun lainnya.(lim)

Laporan M ALI NURMAN dan AGUSTIAR, Kota

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Angka penularan Covid-19 dan kasus positif aktif di Kota Pekanbaru masih tinggi. Ini tergambar dari kerawanan kecamatan yang ada. Dari 15 kecamatan, delapan atau lebih dari setengah di antaranya berstatus zona merah atau tingkat risiko tinggi Covid-19.

Data ini berdasarkan pemetaan zona risiko hingga 5 Maret 2022. Sementara enam kecamatan lainnya berada pada zona oranye atau tingkat risiko sebaran sedang. Lalu satu kecamatan lainnya berada pada zona kuning atau tingkat risiko penularan rendah.

Delapan kecamatan yang saat ini berada di zona merah adalah, Kecamatan Limapuluh, Marpoyan Damai, Payung Sekaki, Pekanbaru Kota, Rumbai, Sail, Senapelan, dan Tuah Madani.

Untuk enam Kecamatan di zona oranye diantaranya, Binawidya, Bukit Raya, Kulim, Rumbai Timur, Sukajadi, dan Tenayan Raya. Lalu, satu Kecamatan rumbai Barat berada pada zona kuning.

Jumlah ini meningkat pada pekan sebelumnya, dimana hanya ada lima kecamatan yang berada di zona merah. Sementara 10 kecamatan lainnya berada di zona oranye.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldi Saragih, Kamis (3/3) meminta agar masyarakat tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Masyarakat tidak boleh abai dalam menjalankan protokol kesehatan (Prokes). Karena prokes adalah cara yang tepat untuk memutus rantai penyebaran virus.

Baca Juga:  DPRD Pertanyakan Penyaluran Dana CSR

“Kami mengimbau masyarakat agar disiplin menjalankan prokes. Karena hingga saat ini pandemi belum berakhir, harus tetap ikuti prokes," kata dia.

Sementara untuk pemetaan zona kelurahan, ada 60 kelurahan dari 83 kelurahan berada di zona merah. Enam kelurahan di zona oranye, 13 kelurahan di zona kuning, dan empat kelurahan lainnya di zona hijau.

"Untuk menekan kenaikan kasus, yang pertama adalah memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik oleh masyarakat. Kami juga melakukan akselerasi percepatan vaksinasi untuk antisipasi penularan virus," singkatnya.

Harus Jadi Perhatian Serius Pemerintah

Berdasarkan hasil evaluasi Pemko dan Satgas covid-19, Pekanbaru saat ini masih masuk dalam PPKM level 3, dan akan dievaluasi lagi dalam dua pekan ke depan, diharapkan dapat turun ke level 2, sehingga segala aktifitas masyarakat dapat berjalan dengan baik dengan tetap patuhi prokes.

Ditambah saat ini Pekanbaru dan sekitar masuk musim penghujan, masyarakat pun diwanti-wanti untuk tetap mewaspadai DBD, selain juga fokus ada memutus rantai penyebaran Covid-19.

"Level 3, ini hasil evaluasi Satgas dan tim, ini harus selalu diwaspadai, tidak hanya Covid-19, tapi DBD juga," ungkap Zulkarnain, kepada wartawan.

Baca Juga:  Enam Kelurahan Rawan Kebakaran Lahan

Soal pandemi Covid-19 dan DBD lanjut Zulkarnain, pemerintah dan semua pihak diharapkan dapat maksimal menyelesaikan dua kasus ini. Karena sama-sama penting, DPRD Pekanbaru juga selaku representasi masyarakat, sangat respon dengan persoalan ini.

"Ini harus menjadi perhatian pemerintah, apalagi Kota Pekanbaru PPKM Level 3 nya diperpanjang. Di satu sisi DBD juga mengancam," katanya.

Diperpanjangnya status PPKM level 3, disampaikan Pemko Pekanbaru karena vaksinasi anak belum mencapai target, dan juga lansia.

Dari data Dinas Kesehatan, disampaikannya, kasus DBD hingga akhir Februari 2022 peningkatan kasus DBD di Pekanbaru sangat tinggi. Data yang diterima dari Diskes Pekanbaru, tercatat sudah 140 kasus DBD, dengan korban meninggal dunia satu orang remaja, di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.

"Untuk dua ancaman ini, kita minta pemerintah jangan sekadar imbauan saja, tapi pemerintah benar-benar hadir di tengah masyarakat. Kasihan masyarakat yang kini ketakutan, namun minim action dari pemerintah," sebutnya.

Diminta juga, kepala dinas kesehatan dapat memaksimalkan fungsi SDM yang ada di puskesmas maupun lainnya.(lim)

Laporan M ALI NURMAN dan AGUSTIAR, Kota

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari