Senin, 20 Mei 2024

Ratusan Anak Masih Alami Tengkes 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru mendata, masih ada sekitar 250 anak di Kota Bertuah yang mengalami tengkes atau stunting.

Kepala Disdalduk KB Kota Pekanbaru Muhammad Amin mengatakan, jumlah tersebut didapati setelah melakukan pengukuran terhadap anak-anak yang berisiko terhadap stunting yaitu berkisar dari 50 ribu anak di Kota Pekanbaru.

Yamaha

Hal ini, sebut Amin menunjukkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di mana Kota Pekanbaru mengalami angka prevalensi stunting dari 16,8 persen turun menjadi 8,7 persen.

”Kalau kita hitung persentasenya tentu itu sangat sedikit sekali dari 50 ribu,” katanya.

Lanjut Amin, guna menekan angka tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru akan tetap melanjutkan sejumlah program-program penanganan stunting di antaranya dengan melanjutkan program Bapak/ Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

- Advertisement -
Baca Juga:  Mobil Dinas Dilarang Gunakan BBM Bersubsidi

Program BAAS ini merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. ”Program penanganan stunting di Kota Pekanbaru masih sama dengan tahun sebelumnya. Ada upaya penyuluhan, peningkatan kehadiran di posyandu hingga BAAS,” jelasnya.

Dikatakan Amin lagi, program tersebut terdiri dari  kampung sehat, peningkatan kehadiran masyarakat di posyandu, penyuluhan stunting kepada masyarakat, penyuluhan pola asuh, dan juga BAAS.

- Advertisement -

Pihaknya juga menggandeng pihak ketiga untuk membantu memberi makanan bergizi kepada anak yang terdampak dan berisiko stunting.

”Kami juga masih dibantu oleh beberapa pihak ketiga tentang pemberian makanan bergizi kepada anak yang terdampak stunting atau risiko stunting,” sebutnya.

Baca Juga:  Pemda Berupaya Turunkan Angka Tengkes

Sementara, terkait program BAAS akan diberikan kepada mereka betul-betul prioritas paling utama. Program BAAS akan diprioritaskan kepada anak yang usia 2 tahun ke bawah.

”Kadang ada anak yang stunting diakibatkan oleh pola asuh. Kadang ada juga karena kesehatan, tentu kita bantu dengan program Universal Health Coverage (UHC) dari program prioritas Pemko Pekanbaru,” katanya.(yls)

Laporan Prapti Dwi Lestari, Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru mendata, masih ada sekitar 250 anak di Kota Bertuah yang mengalami tengkes atau stunting.

Kepala Disdalduk KB Kota Pekanbaru Muhammad Amin mengatakan, jumlah tersebut didapati setelah melakukan pengukuran terhadap anak-anak yang berisiko terhadap stunting yaitu berkisar dari 50 ribu anak di Kota Pekanbaru.

Hal ini, sebut Amin menunjukkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di mana Kota Pekanbaru mengalami angka prevalensi stunting dari 16,8 persen turun menjadi 8,7 persen.

”Kalau kita hitung persentasenya tentu itu sangat sedikit sekali dari 50 ribu,” katanya.

Lanjut Amin, guna menekan angka tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru akan tetap melanjutkan sejumlah program-program penanganan stunting di antaranya dengan melanjutkan program Bapak/ Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).

Baca Juga:  Komit Tingkatkan Mutu Pembelajaran Berbasis STEM dan Life Skills

Program BAAS ini merupakan salah satu program yang diluncurkan oleh BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. ”Program penanganan stunting di Kota Pekanbaru masih sama dengan tahun sebelumnya. Ada upaya penyuluhan, peningkatan kehadiran di posyandu hingga BAAS,” jelasnya.

Dikatakan Amin lagi, program tersebut terdiri dari  kampung sehat, peningkatan kehadiran masyarakat di posyandu, penyuluhan stunting kepada masyarakat, penyuluhan pola asuh, dan juga BAAS.

Pihaknya juga menggandeng pihak ketiga untuk membantu memberi makanan bergizi kepada anak yang terdampak dan berisiko stunting.

”Kami juga masih dibantu oleh beberapa pihak ketiga tentang pemberian makanan bergizi kepada anak yang terdampak stunting atau risiko stunting,” sebutnya.

Baca Juga:  ”Grebek Unmet Need” Sukses di Tiga Kecamatan

Sementara, terkait program BAAS akan diberikan kepada mereka betul-betul prioritas paling utama. Program BAAS akan diprioritaskan kepada anak yang usia 2 tahun ke bawah.

”Kadang ada anak yang stunting diakibatkan oleh pola asuh. Kadang ada juga karena kesehatan, tentu kita bantu dengan program Universal Health Coverage (UHC) dari program prioritas Pemko Pekanbaru,” katanya.(yls)

Laporan Prapti Dwi Lestari, Kota

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari