RIAUPOS.CO – DUA wanita paruh baya, Rabu (24/7) terlihat asyik menyapu sampah dan dedaunan yang jatuh ditengah jalan kawasan Hutan Kota Pulau Bungin Desa Koto Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah.
Mereka adalah Deslina dari Seberang Taluk dan Wati dari Kopah. Sementara lima orang lainnya, terlihat menyapu dan membersihkan sampah dibagian dalam Hutan Kota Pulau Bungin. Mereka nampak fokus dengan pekerjaannya.
Suasana masih cukup pagi, sekitar pukul 07.30 WIB ketika Riau Pos berada di lokasi. Udara terasa segar dan sejuk. Air Sungai Kuantan yang tak jauh dari hutan Pulau Bungin ini terlihat tenang.
Beberapa warga setempat, melintasi ruas jalan hutan Pulau Bungin yang menghubungi Desa Pulau Aro-Koto Taluk ke Kota Teluk Kuantan. Kawasan hutan Pulau Bungin juga bersentuhan langsung dengan arena pacu jalur Tepian Narosa Teluk Kuantan.
Arena Tepian Narosa, tak lama lagi, sekitar tanggal 21-25 Agustus 2024 ini akan menjadi sorotan seluruh masyarakat Kabupaten Kuansing, Kabupaten/Kota tetangga, Provinsi Riau bahkan mungkin perantauan. Mereka akan menyaksikan iven pacu jalur nasional.
Biasanya, ratusan jalur, dan ratusan ribu pengunjung akan datang ke Kuansing. Hutan Kota Pulau Bungin yang persis berada di pinggiran arena pacu jalur, pancang star menjadi tempat berlindung para penonton dari terik panas matahari.
“Iya bang, ini tugas kami setiap hari. Kami petugas kebersihan kawasan Hutan Kota Pulau Bungin yang ditunjuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH, red) Kuansing,” ujar Deslina menjawab Riau Pos yang di iyakan rekannya.
Deslina menyebutkan, setiap pagi mereka bekerja menyapu jalan dari sampah dan dedaunan pohon yang jatuh. Dia tidak sendiri, tetapi setiap hari ada tujuh orang wanita yang bertugas membersihkan kawasan Hutan Kota Pulau Bungin. Sementara sore harinya ada lima orang petugas kebersihan.
“Begitu lah setiap hari aktivitas kami. Dan senang bisa bertugas di sini,” ujar Deslina melanjutkan pekerjaannya.
Kawasan Hutan Kota Pulau Bungin, tak. sulit untuk dicari. Karena berda dalam. Kawasan Kota Teluk Kuantan dan arena pacu jalur Tepian Narosa. Sebelum masuk ke lokasi, pengunjung akan disambut dengan tulisan selamat datang di Hutan Kota Pulau Bungin Koto Taluk.
Sayang gapura selamat datang itu telah mulai usang dan perlu perbaikan. Begitu juga dengan Pos jaga, mck, pagar dan jalan dalam lokasi Hutan Kota Pulau Bungin perlu segera dilakukan perbaikan oleh pemerintah daerah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kuansing, Deflides Gusni SP MSi memaparkan betapa pentingnya keberadaan Hutan Kota Pulau Bungin Desa Koto Taluk. Dia memiliki fungsi penghasil udara, eko sistem lingkungan hidup, penyimpan air, pencegah banjir dan longsor, pelindung, ruang terbuka hijau, keindahan dan menjadi objek penilaian Adipura.
“Jadi banyak peran dan fungsi hutan kota Pulau Bungin ini. Dia menjadi paru-paru ibu kota. Dia juga menjadi objek dalam penilaian Adipura,” ungkap Deflides.
Di dalam Permen LHK nomor 76 tahun 2019 pasal 14 disebutkan kalau hutan kota menjadi salah satu objek penilaian Adipura. Karena itu, Pemkab melalui Dinas Lingkungan Hidup berupaya membersihkan, merawat dan menjaganya.
“Kalau untuk petugas kebersihan, ada 12 orang setiap hari kita kerahkan. Tujuh orang pagi hari dan lima orang sore hari, “ sambung Deflides.
Mantan Camat Singingi Hilir tak memungkiri kalau beberapa sarana dan prasarana yang ada di kawasan itu sudah rusak dan perlu mendapatkan perbaikan. Untuk tahap pertama, DLH Kuansing akan melakukan pengecatan ulang gapura masuk, pos jaga dan pagar hutan Pulau Bungin. Sementara perbaikan mck, pagar besi akan diusulkan dalam APBD Perubahan 2024 bila memungkinkan.
Hutan Kota Pulau Bungin Koto Taluk, lanjut Deflides yang terbentang luas 4,8 hektar itu memiliki keragaman tanaman kehutanan. Setidaknya ada 17 jenis tanaman kehutanan yang ada di lokasi itu. Ada pohon durian, manggis, jambu ball, serta beberapa tanaman kehutanan lainnya.
Tanam-tanaman itu, dulu sudah di tandai dan diberi nama. Tapi sekarang tidak lagi.
Selain memiliki fungsi penghasil udara, eko sistem lingkungan hidup, penyimpan air, pencegah banjir dan longsor, pelindung, ruang terbuka hijau, keindahan dan menjadi objek penilaian Adipura, Hutan Pulau Bungin memiliki manfaat untuk peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), promosi UMKM Kuansing, kuliner khas Kuansing. Kedepan, DLH akan mencoba merancang itu, sehingga hutan kota Pulau Bungin berfungsi dengan banyak manfaat.
DLH juga menghimbau pada masyarakat Kuansing, pada pemerintahan desa setempat untuk bisa bersama-sama, menjaga dan merawat keberadaan hutan kota Pulau Bungin. “Jangan sampai di rusak, karena itu aset kita yang berharga,“ ujarnya.(gus)
Laporan Desriandi Candra, Kuantan Tengah