JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jamaah Islamiyah (JI) mempunyai pusat latihan jaringan teroris di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah. Pusat latihan itu untuk membentuk para anggota teroris menjadi ahli tempur, penyergapan hingga merakit bom.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, salah satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto. Karso ditangkap pada 2019 lalu dan telah berstatus narapidana dengan masa hukuman 3 Tahun 8 Bulan penjara.
“Lokasi ini menjadi tempat pelatihan para generasi muda JI. Mereka dilatih bergaya militer dengan tujuan untuk membentuk pasukan sesuai dengan program yang dibuat oleh pemimpin jaringan ini (JI),” kata Irjen Pol Argo Yuwono, dalam keterangan tertulis, Ahad (27/12/2020).
Argo menjelaskan, anggota JI menyewa villa dua lantai. Suasana lokasi juga terlihat asri dengan banyak pohon cemara di sekitar area dan cukup sepi. Dilihat dari letaknya, bangunan tersebut seperti villa yang digunakan sebagai tempat istirahat (tidur) para anggota JI.
Dari rumah itulah para anggota muda dilatih bela diri, persenjataan hingga simulasi penyerangan pasukan VVIP.
“Tiap angkatan 10-15 orang dari Pulau Jawa dan dari luar Pulau Jawa. Total 95 orang yang sudah dilatih dan terlatih. Generasi muda ini dilatih bela diri penggunaan senjata tajam seperti samurai dan pedang. Termasuk juga mengunakan senjata api dan dilatih menjadi ahli perbengkelan, perakitan bom, ahli tempur sampai ahli sergap (Penyergapan) yang mereka sebut sebagai pasukan khusus dengan seragam khusus,” kata Argo Yuwono.
Para kader baru JI umumnya anak-anak muda cerdas dari beberapa pondok pesantren tersebut direkrut secara profesional. Target jaringan tersebut mendapatkan anak cerdas dengan ranking 1-10 di Ponpesnya untuk dijadikan pemimpin masa depan JI.
Total sudah 7 angkatan, sebanyak 96 anggota muda yang dilatih di sejumlah Sasana yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Setelah pelatihan disini, generasi muda ini selanjutnya dikirim ke Suriah untuk mendalami pelatihan militer dan perakitan senjata api serta bom. Mereka mempersiapkan generasi muda ini dengan tujuan untuk menjadi pemimpin masa depan jaringan ini (JI),” kata Argo Yuwono.
Selama proses perekrutan dan pelatihan tersebut, sudah banyak anggota JI yang dikirim ke Suriah sejak 2013-2018 dengan dana yang sudah disiapkan oleh jaringan tersebut.
Sumber: RMOL/News/Pojoksatu/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun