PENYANYI solo Billie Eilish mengaku telah menonton pornografi sejak usia 11 tahun. Pelantun "Bad Guys" itu menyebut pornografi menghancurkan otak dan dirinya.
"Saya dulu sering menonton film porno, sejujurnya. Saya mulai menonton film porno ketika saya berusia 11 tahun," ujar Billie Eilish seperti dikutip People, Selasa (14/12/2021) lalu.
"Saya pikir itu benar-benar menghancurkan otak saya, dan saya merasa sangat hancur karena saya terpapar begitu banyak pornografi," lanjutnya.
Billie sangat marah karena pornografi banyak disukai orang. Ia juga sangat marah pada dirinya sendiri karena berpikir pornografi adalah hal yang normal.
Ia menyebut film pornografi sebagai sesuatu yang gila karena menampilkan tubuh wanita yang tidak sesuatu dengan kenyataan.
"Tubuh wanita tidak terlihat seperti itu. Kami tidak datang seperti itu," ujar Billie.
Billie juga mengaku kesulitan dalam memulai suatu hubungan. Ia bahkan sempat berpikir akan hidup sendiri seumur hidup.
Tak hanya sulit menjalin hubungan, Billie Eilish juga mengakui bahwa dirinya tak percaya diri dengan bentuk tubuhnya dan ia banyak dipengaruhi oleh citra tubuh orang lain di media sosial.
"Tahun lalu, saya berpikir bahwa saya akan melajang selama sisa hidup saya. Saya benar-benar bahkan tidak bisa membayangkan diri saya dalam suatu hubungan apapun," kata Billie.
Dalam wawancara dengan The Guardian yang tayang Sabtu (31/7) waktu setempat, Billie Eilish memahami bahwa terkadang foto yang muncul di publik bisa saja palsu, namun hal itu tak mencegahnya minder akan tubuhnya sendiri.
"Saya melihat orang di internet, tampilannya tak pernah saya miliki," kata Eilish.
"Dan segera saya, Ya Tuhan, kok bisa mereka seperti itu? Saya tahu seluk beluk industri ini, dan apa yang sesungguhnya orang pakai di foto itu,"
"Dan saya sungguh tahu apa yang terlihat nyata sesungguhnya palsu. Tapi tetap saja, saya melihat itu, Ya Tuhan, itu membuat saya merasa amat buruk," kata Eilish.
Billie Eilish juga mengatakan bahwa perasaannya soal bentuk tubuhnya sendiri yang sebelumnya ditutupi dengan pakaian oversize, juga dipengaruhi oleh paparazi dan berbagai komentar di dunia maya.
Sumber: People/News/CNN/The Guardian
Editor: Hary B Koriun
