Salah satu keistimewaan cakwe buatan Bili, ibu rumah tangga warga Jalan Sutomo adalah, setelah cakwe digoreng, minyak tidak menempel.
Laporan MONANG LUBIS, Siak
(RIAUPOS.CO) – Adonan ini memang khusus dan merupakan warisan dari orangtuanya. Disebutkan Bili, dia melanjutkan usaha orang tuanya yang sudah berpulang. “Kami sudah buka pukul 06.00 WIB, setiap harinya,” ungkapnya.
Jualan sampai pukul 10.00 WIB. Lalu dilanjutkan pukul 15.00 sampai pukul 17.00 WIB. Di sela-sela itu, menurut Bili, dia sudah menyiapkan jenis setengah matang. “Untuk jenis setengah matang ini, bisa dibawa untuk bepergian keluar kota,” jelasnya.
Banyak pelanggan yang membawa cakwe setengah matang ini, tak hanya ke Pekanbaru dan Rengat, tapi juga ke kota lainnya.
Menurut Bili, cakwe setengah matang bisa tahan sampai satu pekan jika dimasukkan ke dalam lemari pendingin, karena cakwe-nya tidak memakai bahan pengawet.
Campuranya, tepung, air dan bahan rahasia warisan keluarganya. Hal itu pula yang menyebabkan cakwe buatannya tidak berminyak usai digoreng.
Setiap hari Bili dibantu suaminya bernama Aseng. Aseng sangat senang bisa membantu istrinya di samping menjaga toko sembako milik mereka.
“Pelanggan kami sudah banyak.
Dan orang orang sudah tahu harus beli cakwe ke mana jika untuk dibawa sebagai buah tangan,” kata Aseng.
Terkait harga, masih sangat terjangkau. Cakwe dijual dengan harga Rp3.500 satu buah dan dia yakin dengan cita rasa cakwe buatan istrinya Bili.
“Cita rasa dan kualitas cakwe ini tetap kami jaga, sebab kami bangga menjadi penjaga sejarah makanan khas kepulauan ini,” ucap Aseng.(***)