Jumat, 5 Juli 2024

Pemerintah Berikan Stimulus kepada Petani Miskin

JAKARTA(RIAUPOS.CO)Sejumlah daerah terancam kekurangan bahan pangan akibat distribusi yang tidak merata. Kemarin (28/4) persoalan tersebut dibahas Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas secara virtual.

Presiden menuturkan, sejumlah provinsi saat ini mengalami defisit bahan pokok. Di antaranya, 7 provinsi defisit stok beras dan 11 provinsi defisit jagung. ’’Kemudian cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Untuk telur ayam, defisit terjadi di 22 provinsi. Lalu, 31 provinsi mengalami defisit bawang putih dan 30 provinsi defisit gula. Yang distribusinya relatif merata hanya minyak goreng dan bawang merah.

Bulan ini panen padi akan menghasilkan 5,62 juta ton beras. Presiden meminta manajemen pengelolaan beras dilakukan dengan lebih baik. Mengingat, FAO sudah mengeluarkan peringatan tentang ancaman krisis pangan.

Jokowi meminta distribusi bahan pokok dilakukan lebih merata. Barang dari daerah yang surplus bisa didistribusikan ke daerah yang defisit. ’’Karena itu, transportasi distribusi pangan antarprovinsi, antarwilayah, antarpulau tidak boleh terganggu,’’ tegasnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Daihatsu Taft Baru Imut, Tapi Tetap Tangguh

Sejauh ini yang paling terganggu adalah distribusi logistik dengan menggunakan pesawat. Sebab, tidak ada lagi penerbangan penumpang sipil. Apabila yang jalan hanya kargonya dan tanpa penumpang, menurut Jokowi, perhitungannya menjadi rumit. Sebab, pada prinsipnya kargo mengikuti pesawat berpenumpang.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, secara keseluruhan, sektor pangan menyumbang inflasi year-to-date 0,15 persen sepanjang Januari–Maret. Lebih kecil ketimbang periode yang sama pada 2016, 2018, dan 2019. Bulan lalu, penyumbang utama inflasi adalah gula pasir, telur ayam ras, dan bawang merah. Secara berturut-turut 0,02; 0,03; dan 0,01 persen.

Airlangga mengakui bahwa harga gula masih tinggi. Saat ini Bulog sudah membuat kontrak sebanyak 51.300 ton. Sebanyak 21 ribu ton di antaranya impor. Kemudian, gula rafinasi sebanyak 191.762 ton dialihkan menjadi gula konsumsi. Akan ada 182.762 ton yang akan masuk ke pasar.

Jika ditambah dengan pengolahan reguler dan stok di pabrik gula BUMN serta swasta, total stok gula nasional mencapai 302 ribu ton. ”Tinggal bagaimana mengawal distribusinya agar merata ke semua daerah. Pemerintah juga sudah menugasi satgas pangan untuk ikut mengawal komoditas-komoditas tersebut,’’ jelas Airlangga.

Baca Juga:  Ada Bedah Rumah, Bangun Jembatan, hingga Fasilitas Air Bersih

Mengenai beras, saat ini cadangan nasional masih 6,3 juta ton. Bulog akan memasoknya ke daerah-daerah yang mengalami defisit. Ke depan, presiden meminta BUMN, pemda, dan Kementerian Pertanian untuk membuka sawah baru. Yakni, di lahan basah atau gambut di Kalteng.

Di sisi lain, pemerintah akan mengucurkan stimulus bagi para petani yang terdampak Covid-19. Dengan harapan, mereka tetap bisa bercocok tanam dengan protokol ketat selama pandemi maupun pada masa tanam berikutnya.

Dalam catatan pemerintah, ada 2,44 juta petani miskin di Indonesia. Mereka akan diberi insentif Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan. ’’Rp 300 ribu merupakan bantuan tunai dan Rp 300 ribu lainnya berupa sarana-prasarana produksi pertanian,’’ tambahnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Deslina

JAKARTA(RIAUPOS.CO)Sejumlah daerah terancam kekurangan bahan pangan akibat distribusi yang tidak merata. Kemarin (28/4) persoalan tersebut dibahas Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas secara virtual.

Presiden menuturkan, sejumlah provinsi saat ini mengalami defisit bahan pokok. Di antaranya, 7 provinsi defisit stok beras dan 11 provinsi defisit jagung. ’’Kemudian cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi,’’ ujarnya.

Untuk telur ayam, defisit terjadi di 22 provinsi. Lalu, 31 provinsi mengalami defisit bawang putih dan 30 provinsi defisit gula. Yang distribusinya relatif merata hanya minyak goreng dan bawang merah.

Bulan ini panen padi akan menghasilkan 5,62 juta ton beras. Presiden meminta manajemen pengelolaan beras dilakukan dengan lebih baik. Mengingat, FAO sudah mengeluarkan peringatan tentang ancaman krisis pangan.

Jokowi meminta distribusi bahan pokok dilakukan lebih merata. Barang dari daerah yang surplus bisa didistribusikan ke daerah yang defisit. ’’Karena itu, transportasi distribusi pangan antarprovinsi, antarwilayah, antarpulau tidak boleh terganggu,’’ tegasnya.

Baca Juga:  Daihatsu Taft Baru Imut, Tapi Tetap Tangguh

Sejauh ini yang paling terganggu adalah distribusi logistik dengan menggunakan pesawat. Sebab, tidak ada lagi penerbangan penumpang sipil. Apabila yang jalan hanya kargonya dan tanpa penumpang, menurut Jokowi, perhitungannya menjadi rumit. Sebab, pada prinsipnya kargo mengikuti pesawat berpenumpang.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, secara keseluruhan, sektor pangan menyumbang inflasi year-to-date 0,15 persen sepanjang Januari–Maret. Lebih kecil ketimbang periode yang sama pada 2016, 2018, dan 2019. Bulan lalu, penyumbang utama inflasi adalah gula pasir, telur ayam ras, dan bawang merah. Secara berturut-turut 0,02; 0,03; dan 0,01 persen.

Airlangga mengakui bahwa harga gula masih tinggi. Saat ini Bulog sudah membuat kontrak sebanyak 51.300 ton. Sebanyak 21 ribu ton di antaranya impor. Kemudian, gula rafinasi sebanyak 191.762 ton dialihkan menjadi gula konsumsi. Akan ada 182.762 ton yang akan masuk ke pasar.

Jika ditambah dengan pengolahan reguler dan stok di pabrik gula BUMN serta swasta, total stok gula nasional mencapai 302 ribu ton. ”Tinggal bagaimana mengawal distribusinya agar merata ke semua daerah. Pemerintah juga sudah menugasi satgas pangan untuk ikut mengawal komoditas-komoditas tersebut,’’ jelas Airlangga.

Baca Juga:  Wuling Confero Jadi Bagian Perjalanan Keluarga Indonesia

Mengenai beras, saat ini cadangan nasional masih 6,3 juta ton. Bulog akan memasoknya ke daerah-daerah yang mengalami defisit. Ke depan, presiden meminta BUMN, pemda, dan Kementerian Pertanian untuk membuka sawah baru. Yakni, di lahan basah atau gambut di Kalteng.

Di sisi lain, pemerintah akan mengucurkan stimulus bagi para petani yang terdampak Covid-19. Dengan harapan, mereka tetap bisa bercocok tanam dengan protokol ketat selama pandemi maupun pada masa tanam berikutnya.

Dalam catatan pemerintah, ada 2,44 juta petani miskin di Indonesia. Mereka akan diberi insentif Rp 600 ribu per bulan selama tiga bulan. ’’Rp 300 ribu merupakan bantuan tunai dan Rp 300 ribu lainnya berupa sarana-prasarana produksi pertanian,’’ tambahnya.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari