BATAM (RIAUPOS.CO) – Lion Group terus mengembangkan fasilitas pemeliharaan pesawat di Batam Aero Technic (BAT). Berada di sisi utara Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, nilai investasinya mencapai Rp6,2 triliun.
Saat ini hanggar itu mampu menampung 26 pesawat. Ditambah lahan parkir yang bisa menampung 60–70 pesawat. ’’Jadi, bisa sampai kurang lebih 100 pesawat di dalam area 30 hektare ini,’’ terang Presiden Direktur Lion Group Capt Daniel Putut Kuncoro Adi di BAT, Batam, Kamis (21/3) lalu.
Menurut dia, keberadaan BAT membuat Lion Group mampu menekan biaya perbaikan pesawat. Karena sebelumnya harus diperbaiki di luar negeri, kini perbaikan dan perawatan bisa dilakukan di dalam negeri. ’’Penghematannya bisa mencapai 47 persen. Itu setara dengan Rp30 miliar sampai Rp40 miliar per pesawat,’’ tuturnya.
Daniel menyebutkan, pihaknya menginvestasikan Rp1,55 triliun di BAT untuk luas lahan 30 hektare. Saat ini, realisasinya sampai Desember 2023 adalah Rp797 miliar. Sementara, total anggaran yang disiapkan mencapai Rp6,2 triliun. ’’Kita menanti izin dari BP Batam untuk menggunakan lahan seluas 20 hektare di samping BAT. Sehingga total luas yang akan kami tempati untuk menjadi tempat perawatan pesawat adalah 50 hektare,’’ ucapnya.
Di tempat yang sama, Chairman Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia Alvin Lie mengapresiasi langkah Lion Group berinvestasi di sektor pemeliharaan dan perbaikan pesawat. ’’Ini yang di Indonesia bisa menjadi contoh pengelolaan airline business yang sehat,’’ ujarnya.
Secara keseluruhan, lanjut Alvin, jumlah pesawat di 14 airline di Indonesia yang siap terbang (serviceable) per akhir 2023 berjumlah 419 unit. Itu tidak hanya menuntut pengelolaan airline yang profesional. ’’Dibutuhkan (pula) perawatan pesawat yang prima,’’ ucapnya.(byu/dio/jpg)