Selasa, 17 September 2024

PTPN V Peduli Usaha Kecil

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Erna Listia Dewi, perempuan muda itu tersenyum renyah. Ia tak menyangka produk camilan ringan berbahan dasar ikan yang diproduksi rumahan merambah lidah konsumen hingga ke negeri jiran. Ibu rumah tangga berusia 36 tahun beranak empat itu memproduksi kerupuk atom berbahan tenggiri dan ikan sisik. Rasanya yang asyik membuat produknya diterima konsumen dengan baik. 

Sembilan tahun sudah Erna dan suaminya Doni Fajri (41) terjun ke bisnis kuliner. Kepada Riau Pos, Selasa (21/7), Doni mengisahkan memulai usaha kuliner sejak 2011. Namun, kala itu usahanya tak begitu berkembang. Usaha itu pun tak lebih dari sekadar hobi karena pada saat bersamaan dia bekerja di salah satu perusahaan swasta. Modal menjadi masalah awal yang harus dia hadapi.

Baru pada 2014 usaha mereka semakin menggeliat. Usaha rumahan itu dilirik PTPN V. Perusahaan sawit dan karet milik negara terbesar di Bumi Lancang Kuning tersebut menyuntik modal sebesar Rp15 juta. Modal itulah yang menjadi titik balik kehidupan Doni dan istrinya, Erna.

Dengan modal itu, dia pun fokus dengan usahanya. Berhenti menjadi karyawan adalah langkah pertama yang dia lakukan. Keyakinannya berhenti dari karyawan semakin meningkat karena PTPN V tak hanya membantu modal, melainkan juga pendampingan hingga pemasaran.

- Advertisement -

Dengan pendampingan PTPN V, dia mulai merajut satu per satu benang kusut. Penjualan secara daring atau online menjadi salah satu strateginya. Meski penjualan tak sebesar dulu, namun usahanya mengalami pertumbuhan positif. "Alhamdulillah kami terus dibantu PTPN V. Perusahaan selalu melibatkan kami di setiap ada agenda sehingga penjualan kami terbantu," kata dia.

Usaha yang dijalankan Doni dan Erna merupakan satu dari sekian banyak UMKM yang dibantu PTPN V melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Secara garis besar, program itu bertujuan meningkatkan taraf hidup Mitra Binaan serta masyarakat di lingkungan perusahaan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Wah, Toyota Produksi Kembali Suku Cadang Mobil Jadul

Program tersebut bertujuan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial di lingkungan mitra binaan dan masyarakat sekitar, yang pada gilirannya dapat memberikan iklim kondusif bagi perusahaan. Dan itu menjadi makna sebenar ‘tumbuh bersama’ bagi PTPN V.

"Kami percaya, meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan, menjadikan 'tumbuh bersama' tersebut sebagai wujud nyata BUMN untuk UMKM," kata Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa.

Sejak berdiri di pada1996, PTPN V telah meyalurkan tak kurang Rp94,2 miliar untuk delapan sektor. Tak kurang 4.600 mitra ataupun UMKM binaan yang ada di Provinsi Riau dan sekitarnya terjamah dan terbantu dengan program itu.

Selain usaha kerupuk ikan Hanafa Food, ada banyak usaha yang juga berhasil berkat program kemitraan PTPN V. Pengembangan kain tenun misalnya. Usaha Tenun Siak Anisa, yang berada di Siak, menjadi satu dari UMKM yang tersentuh PKBL PTPN V. Adalah Zurna Tutnifeni, pemilik usaha tenun Siak Anisa.

Usaha yang diawali dari kecintaannya pada kain tenun itu kian berkibar setelah dilirik PTPN V. Berbekal selembar kertas yang berisi informasi dari Dinas Koperasi Kabupaten Siak, Zurna mengajukan proposal dana kemitraan kepada PTPN V. Diapun dinilai berhak mendapat bantuan modal pengembangan usaha sebesar Rp15 juta.

Pinjaman lunak itu berhasil ia kembalikan dengan baik. Dengan penuh percaya diri, dia pun kembali mengajukan proposal kedua sebesar Rp35 juta. Kini, Zurna berhasil meraup penghasilan bersih hingga Rp5 juta. Bagi Zurna, PKBL PTPN V tidak hanya sebatas modal, melainkan pendampingan hingga pemasaran.

Sosok lainnya yang sukses merasakan manfaat PKBL PTPN V yakni Suardi Tombang. Pasalnya, permintaan madunya melonjak drastis. Tak kurang dari Rp15 juta per bulan berhasil ia kantongi dari usaha madu miliknya. Sama seperti Doni dan Erna, usaha pasangan suami istri yang berjalan sejak 2015 itu sempat jalan di tempat karena hambatan modal.

Baca Juga:  Market Kripto Sedang Merah, Ini Tips Trading Kripto dari CEO Indodax

"Alhamdulillah, kami kemudian dibantu oleh PTPN V sebesar Rp15 juta. Sekarang, produk kemasan madu asli kami menjangkau hampir seluruh toko obat di Pekanbaru hingga Sumbar," kata Misriah ramah.

Dengan mengambil merek dagang Istana Madu Tesso, nyatanya Suardi dan Misriah benar mengambil madu asli, langsung dari petani madu yang berada di Pelalawan dan Siak. Madu itu pun mereka kemas sedemikian rupa.

Selain itu, PKBL PTPN V membantu Arisna. Perempuan paruh baya itu dengan ligat mengolah bongkahan nanas menjadi kepingan keripik gurih. Selain itu, ada Rini Safitri yang membuka penjualan tas dan sepatu di Kabupaten Siak. Ia berhasil mengantongi modal hingga Rp55 juta di tahun 2015 hingga 2017, Rini kini berhasil meraup omset hingga Rp35 juta setiap bulannya.

Kemudian usaha budidaya ikan yang dilakoni bekas honorer Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, Magfur. Kemudian PKBL turut berhasil mengangkat derajat ekonomi Sri Purwaningisih yang menjalankan usaha produk kecantikan SPA di Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru.

PKBL PTPN V juga berhasil mengangkat kelas para pekerja industri kreatif di Pekanbaru. Erniwati. Beragam hasil olahan tangan seperti tas, topi, dompet, alas meja, sandal dan sepatu dikerjakan tangan-tangan terampil Erniwati dan ibu-ibu komplek perumahan.

Selain program kemitraan sektor UMKM, PKBL PTPN V juga menyasar program bina lingkungan. Hingga 2020 ini, tak kurang Rp71,8 miliar telah disalurkan untuk masyarakat melalui program bina lingkungan.

Program itu meliputi sektor pendidikan dan pelatihan, bencana alam, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, tempat ibadah, pengentasan kemiskinan hingga bencana alam. Tujuan utamanya jelas, agar kehadiran perusahaan dirasakan masyarakat sekitar.(ifr)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Erna Listia Dewi, perempuan muda itu tersenyum renyah. Ia tak menyangka produk camilan ringan berbahan dasar ikan yang diproduksi rumahan merambah lidah konsumen hingga ke negeri jiran. Ibu rumah tangga berusia 36 tahun beranak empat itu memproduksi kerupuk atom berbahan tenggiri dan ikan sisik. Rasanya yang asyik membuat produknya diterima konsumen dengan baik. 

Sembilan tahun sudah Erna dan suaminya Doni Fajri (41) terjun ke bisnis kuliner. Kepada Riau Pos, Selasa (21/7), Doni mengisahkan memulai usaha kuliner sejak 2011. Namun, kala itu usahanya tak begitu berkembang. Usaha itu pun tak lebih dari sekadar hobi karena pada saat bersamaan dia bekerja di salah satu perusahaan swasta. Modal menjadi masalah awal yang harus dia hadapi.

Baru pada 2014 usaha mereka semakin menggeliat. Usaha rumahan itu dilirik PTPN V. Perusahaan sawit dan karet milik negara terbesar di Bumi Lancang Kuning tersebut menyuntik modal sebesar Rp15 juta. Modal itulah yang menjadi titik balik kehidupan Doni dan istrinya, Erna.

Dengan modal itu, dia pun fokus dengan usahanya. Berhenti menjadi karyawan adalah langkah pertama yang dia lakukan. Keyakinannya berhenti dari karyawan semakin meningkat karena PTPN V tak hanya membantu modal, melainkan juga pendampingan hingga pemasaran.

Dengan pendampingan PTPN V, dia mulai merajut satu per satu benang kusut. Penjualan secara daring atau online menjadi salah satu strateginya. Meski penjualan tak sebesar dulu, namun usahanya mengalami pertumbuhan positif. "Alhamdulillah kami terus dibantu PTPN V. Perusahaan selalu melibatkan kami di setiap ada agenda sehingga penjualan kami terbantu," kata dia.

Usaha yang dijalankan Doni dan Erna merupakan satu dari sekian banyak UMKM yang dibantu PTPN V melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Secara garis besar, program itu bertujuan meningkatkan taraf hidup Mitra Binaan serta masyarakat di lingkungan perusahaan.

Baca Juga:  Market Kripto Sedang Merah, Ini Tips Trading Kripto dari CEO Indodax

Program tersebut bertujuan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial di lingkungan mitra binaan dan masyarakat sekitar, yang pada gilirannya dapat memberikan iklim kondusif bagi perusahaan. Dan itu menjadi makna sebenar ‘tumbuh bersama’ bagi PTPN V.

"Kami percaya, meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan, menjadikan 'tumbuh bersama' tersebut sebagai wujud nyata BUMN untuk UMKM," kata Direktur Utama PTPN V Jatmiko K Santosa.

Sejak berdiri di pada1996, PTPN V telah meyalurkan tak kurang Rp94,2 miliar untuk delapan sektor. Tak kurang 4.600 mitra ataupun UMKM binaan yang ada di Provinsi Riau dan sekitarnya terjamah dan terbantu dengan program itu.

Selain usaha kerupuk ikan Hanafa Food, ada banyak usaha yang juga berhasil berkat program kemitraan PTPN V. Pengembangan kain tenun misalnya. Usaha Tenun Siak Anisa, yang berada di Siak, menjadi satu dari UMKM yang tersentuh PKBL PTPN V. Adalah Zurna Tutnifeni, pemilik usaha tenun Siak Anisa.

Usaha yang diawali dari kecintaannya pada kain tenun itu kian berkibar setelah dilirik PTPN V. Berbekal selembar kertas yang berisi informasi dari Dinas Koperasi Kabupaten Siak, Zurna mengajukan proposal dana kemitraan kepada PTPN V. Diapun dinilai berhak mendapat bantuan modal pengembangan usaha sebesar Rp15 juta.

Pinjaman lunak itu berhasil ia kembalikan dengan baik. Dengan penuh percaya diri, dia pun kembali mengajukan proposal kedua sebesar Rp35 juta. Kini, Zurna berhasil meraup penghasilan bersih hingga Rp5 juta. Bagi Zurna, PKBL PTPN V tidak hanya sebatas modal, melainkan pendampingan hingga pemasaran.

Sosok lainnya yang sukses merasakan manfaat PKBL PTPN V yakni Suardi Tombang. Pasalnya, permintaan madunya melonjak drastis. Tak kurang dari Rp15 juta per bulan berhasil ia kantongi dari usaha madu miliknya. Sama seperti Doni dan Erna, usaha pasangan suami istri yang berjalan sejak 2015 itu sempat jalan di tempat karena hambatan modal.

Baca Juga:  Produk Epson Menangkan Penghargaan Desain IF Award 2022

"Alhamdulillah, kami kemudian dibantu oleh PTPN V sebesar Rp15 juta. Sekarang, produk kemasan madu asli kami menjangkau hampir seluruh toko obat di Pekanbaru hingga Sumbar," kata Misriah ramah.

Dengan mengambil merek dagang Istana Madu Tesso, nyatanya Suardi dan Misriah benar mengambil madu asli, langsung dari petani madu yang berada di Pelalawan dan Siak. Madu itu pun mereka kemas sedemikian rupa.

Selain itu, PKBL PTPN V membantu Arisna. Perempuan paruh baya itu dengan ligat mengolah bongkahan nanas menjadi kepingan keripik gurih. Selain itu, ada Rini Safitri yang membuka penjualan tas dan sepatu di Kabupaten Siak. Ia berhasil mengantongi modal hingga Rp55 juta di tahun 2015 hingga 2017, Rini kini berhasil meraup omset hingga Rp35 juta setiap bulannya.

Kemudian usaha budidaya ikan yang dilakoni bekas honorer Dinas Perikanan Kabupaten Kampar, Magfur. Kemudian PKBL turut berhasil mengangkat derajat ekonomi Sri Purwaningisih yang menjalankan usaha produk kecantikan SPA di Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru.

PKBL PTPN V juga berhasil mengangkat kelas para pekerja industri kreatif di Pekanbaru. Erniwati. Beragam hasil olahan tangan seperti tas, topi, dompet, alas meja, sandal dan sepatu dikerjakan tangan-tangan terampil Erniwati dan ibu-ibu komplek perumahan.

Selain program kemitraan sektor UMKM, PKBL PTPN V juga menyasar program bina lingkungan. Hingga 2020 ini, tak kurang Rp71,8 miliar telah disalurkan untuk masyarakat melalui program bina lingkungan.

Program itu meliputi sektor pendidikan dan pelatihan, bencana alam, peningkatan kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana umum, tempat ibadah, pengentasan kemiskinan hingga bencana alam. Tujuan utamanya jelas, agar kehadiran perusahaan dirasakan masyarakat sekitar.(ifr)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari