Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Menggunung, Utang Luar Negeri Capai Rp5.534 Triliun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Utang luar negeri (ULN) Indonesia terus menggunung. Hingga akhir Juli 2019, jumlah ULN tercatat USD 395,3 miliar atau sekitar Rp 5.534 triliun. ULN Indonesia tumbuh 10,3 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) atau meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya 9,9 persen.

Pertumbuhan utang itu dipengaruhi transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Akibatnya, utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

ULN Indonesia terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral USD 197,5 miliar (sekitar Rp 2.765 triliun) serta utang swasta, termasuk BUMN, USD 197,8 miliar (sekitar Rp 2.769 triliun).

“Pasti naik (ULN pemerintah, Red) setiap tahun karena kita mengalami defisit APBN. Selama kita masih defisit APBN, utang pemerintah pasti akan naik untuk menutup defisit,” jelas Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah, Selasa (17/9).

Baca Juga:  Soal Larangan Ambil Foto di Pesawat, Begini Penjelasan Garuda Indonesia

Meski begitu, Piter memastikan, kenaikan utang pemerintah itu masih cukup terkendali. Sebab, defisit APBN tetap dijaga sehingga tidak melebihi angka 3 persen terhadap PDB.

“Utang pemerintah sangat terjaga dan secara keseluruhan masih berada dalam batas aman,”’ tegasnya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan ULN terus meningkat secara agregat, khususnya pada akhir tahun. Penambahan utang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan refinancing utang jatuh tempo swasta dan front loading surat berharga negara pemerintah.

“Tujuannya, menutup defisit APBN,” katanya.

Bhima menambahkan, secara rasio memang belum ada kenaikan signifikan dari utang. Namun, dia menuturkan bahwa tekanan ULN pada sektor swasta yang mengalami peningkatan tetap perlu diwaspadai.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

Baca Juga:  Fox Hotel Pekanbaru Hadirkan Menu Baru

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Utang luar negeri (ULN) Indonesia terus menggunung. Hingga akhir Juli 2019, jumlah ULN tercatat USD 395,3 miliar atau sekitar Rp 5.534 triliun. ULN Indonesia tumbuh 10,3 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) atau meningkat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya 9,9 persen.

Pertumbuhan utang itu dipengaruhi transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Akibatnya, utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

- Advertisement -

ULN Indonesia terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral USD 197,5 miliar (sekitar Rp 2.765 triliun) serta utang swasta, termasuk BUMN, USD 197,8 miliar (sekitar Rp 2.769 triliun).

“Pasti naik (ULN pemerintah, Red) setiap tahun karena kita mengalami defisit APBN. Selama kita masih defisit APBN, utang pemerintah pasti akan naik untuk menutup defisit,” jelas Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah, Selasa (17/9).

- Advertisement -
Baca Juga:  Fox Hotel Pekanbaru Hadirkan Menu Baru

Meski begitu, Piter memastikan, kenaikan utang pemerintah itu masih cukup terkendali. Sebab, defisit APBN tetap dijaga sehingga tidak melebihi angka 3 persen terhadap PDB.

“Utang pemerintah sangat terjaga dan secara keseluruhan masih berada dalam batas aman,”’ tegasnya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan ULN terus meningkat secara agregat, khususnya pada akhir tahun. Penambahan utang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan refinancing utang jatuh tempo swasta dan front loading surat berharga negara pemerintah.

“Tujuannya, menutup defisit APBN,” katanya.

Bhima menambahkan, secara rasio memang belum ada kenaikan signifikan dari utang. Namun, dia menuturkan bahwa tekanan ULN pada sektor swasta yang mengalami peningkatan tetap perlu diwaspadai.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
 

Baca Juga:  Cici Terima Hadiah Rp10 Juta Langsung dari Ichitan
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari