- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pertemuan antara presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto diyakini akan memberikan sentimen positif terhadap perekonomian dalam negeri. Pernyataan itu ditegaskan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara.
Menurut Mirza, kondusifitas tensi politik nasional akan memberikan iklim dunia usaha menjadi lebih stabil. Terlebih terhadap masuknya aliran modal asing (capital inflow) yang ingin berinvestasi ke Indonesia.
’’Kondisi politik dalam negeri yang damai ini akan membuat capital inflow masuk lebih banyak dan membuat sektor dunia usaha akan menjadi optimis untuk mulai berinvestasi dan masyarakat menjadi lebih optimis lagi untuk melakukan konsumsi,’’ kata Mirza saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (14/7/2019).
- Advertisement -
Kabar baiknya lagi, meredanya tensi politik nasional juga diiringi oleh adanya rencana penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya. Menurut Mirza, penurunan tersebut telah berhasil mengerek nilai tukar rupiah dan mata uang negara-negara berkembang untuk kembali menguat.
’’Makanya ada capital inflow masuk besar. Sudah sekitar Rp160 triliun sudah masuk ke Indonesia sampai Juni. Itu sedikit lebih tinggi dari akumulasi 2016 dan 2017,’’ jelasnya.
Oleh sebab itu, sampai dengan selesai pemilu, posisi nilai tukar rupiah terus menguat dengan hampir mendekat Rp14 ribu per dolar AS. Ia mengharapkan, kondisi politik nasional yang telah kondusif menambah angin segar terhadap perekonomian di Indonesia.
- Advertisement -
’’Mudah-mudahan (lebih baik), ditambah dengan rukunnya 01 dan 02. Insyaallah kondisi global juga kondusif untuk emerging market dan Indonesia,’’ tukasnya.
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pertemuan antara presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto diyakini akan memberikan sentimen positif terhadap perekonomian dalam negeri. Pernyataan itu ditegaskan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara.
Menurut Mirza, kondusifitas tensi politik nasional akan memberikan iklim dunia usaha menjadi lebih stabil. Terlebih terhadap masuknya aliran modal asing (capital inflow) yang ingin berinvestasi ke Indonesia.
’’Kondisi politik dalam negeri yang damai ini akan membuat capital inflow masuk lebih banyak dan membuat sektor dunia usaha akan menjadi optimis untuk mulai berinvestasi dan masyarakat menjadi lebih optimis lagi untuk melakukan konsumsi,’’ kata Mirza saat ditemui di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (14/7/2019).
- Advertisement -
Kabar baiknya lagi, meredanya tensi politik nasional juga diiringi oleh adanya rencana penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya. Menurut Mirza, penurunan tersebut telah berhasil mengerek nilai tukar rupiah dan mata uang negara-negara berkembang untuk kembali menguat.
’’Makanya ada capital inflow masuk besar. Sudah sekitar Rp160 triliun sudah masuk ke Indonesia sampai Juni. Itu sedikit lebih tinggi dari akumulasi 2016 dan 2017,’’ jelasnya.
- Advertisement -
Oleh sebab itu, sampai dengan selesai pemilu, posisi nilai tukar rupiah terus menguat dengan hampir mendekat Rp14 ribu per dolar AS. Ia mengharapkan, kondisi politik nasional yang telah kondusif menambah angin segar terhadap perekonomian di Indonesia.
’’Mudah-mudahan (lebih baik), ditambah dengan rukunnya 01 dan 02. Insyaallah kondisi global juga kondusif untuk emerging market dan Indonesia,’’ tukasnya.