PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Seiring berjalannya waktu, peluang bisnis melalui digital semakin digandrungi oleh masyarakat. Berbagai bisnis baru muncul dan menawarkan keuntungan yang menarik, salah satunya adalah pertambangan koin secara digital dari E-Dinarcoin Gold (EDRG)
Founder EDRG Inhul Hadi mengajak masyarakat untuk bergabung dengan bisnis koin ini. Ia mengatakan, dengan memiliki koin sebagai modal, maka, bak pertambangan, setiap hari jumlah koin akan bertambah dengan jumlah maksimal 0,5 persen perhari. Jika koin sudah terkumpul, maka pemilik koin bisa menjualnya kepada orang lain atau melalui tempat jual beli koin yang disebut dengan Indragiri Exchanger.
"Ini hampir sama dengan bitcoin, atau mata uang digital," kata Hadi usai mengikuti acara Dialog Interaktif di Riau Televisi (RTv), Kamis (11/6) malam.
Hadi menjelaskan, EDRG diciptakan sebagai sebuah alternatif yang dapat dipergunakan sebagai alat transaksi, dan sebagai aset investasi jangka panjang bagi para penggunanya. "Banyak sudah manfaat yang didapat dari koin ini, baik dalam mengembangkan investasi untuk pribadi (penambangan pribadi) maupun lainnya," ucapnya.
Cryprocurrency ini hampir sama dengan penambangan emas, di mana seseorang menambang mengumpulkan emas, kemudian setelah dapat dijual dan dijadikan dalam nilai rupiah.
"Di dunia digital kita mendapat keuntungan dengan menambang mata uangnya," ujar Hadi.
Untuk dapat memulai bisnis ini, Hadi mengungkapkan prosedur pertama yang harus dilakukan adalah dengan memiliki koin induk, kemudian memiliki komputer yang hidup dan terkoneksi dengan internet selama 24 jam atau dengan cara menyewa server yang disediakan oleh EDRG.
"Setelah itu per harinya akan terjadi pertumbuhan koin yang maksimalnya 0,5 persen dari koin awal atau maksimal 15 persen selama satu bulan. Setelah ada koin tersebut, bisa dijual atau tetap dikumpulkan, harga jual per koin adala Rp120 ribu," ungkapnya.
Hadi menyebutkan, harga beli koin induk adala Rp150 koin, sedangkan harga jual adala Rp120 koin. Keuntungan didapatkan melalui koin-koin yang terkumpul selama penambangan berlangsung.
"Kalau jual secara perorangan, tergantung negosiasi masing-masing pihak," jelasnya.
Selain itu, Hadi menjelaskan saat ini pengguna cryptocurrency ini lebih dari 3.700 pengguna, yang didominasi oleh masyarakat Riau, di mana founder dari EDRG juga berasal dari Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.
"Kebanyakan cryprocurrency ini dari luar negeri. Kalau EDRG ini jelas milik putra Riau, sehingga masyarakat bisa lebih nyaman bergabung di sini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Hadi berharap masyarakat dapat lebih bijak memilih cryptocurrency yang ada, dan jelas latar belakang developer-nya, serta memiliki komitmen dalam membangun cryptocurrency.
"Jangan salah persepsi, kami bukan perusahaan investasi. Ini adalah aset digital yang diperdagangkan," jelasnya.
Hadi juga melihat peluang di bisnis ini sangat besar di Riau yang masyarakatnya berpendidikan, dan memiliki jumlah pengguna internet yang cukip besar.
"Saya optimis, peluang bisnis ini cukup menjanjikan," tegasnya.
Untuk dapat mengetahui tentang EDRG, Hadi mengatakan, masyarakat dapat mengunjungi website edrgold.org. EDRG sendiri berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).
Sementara itu Kepala Cabang Indragiri Exchanger Kota Pekanbaru Syamsir SPd MSi mengatakan, setahun beroperasi di Pekanbaru tepatnya di Jalan Paus Nomor 9 D, saat ini sudah memiliki anggota sebanyak 700-an.
Untuk ia mengajak masyarakat mempelajari ini. "Jika tertarik mari bergabung karena ini menguntungkan," ajak Ketua Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Provinsi Riau itu, seraya mengatakan, saat ini. Indragiri Exchanger selain di Inhu dan Pekanbaru juga sudah ada di Bogor.(a/ade/ifr)