SURABAYA (RIAUPOS.CO) – Industri pusat data mendapat perhatian dari PT Telkom Indonesia Tbk (Perseroan). Emiten berkode TLKM itu melakukan konsolidasi anak usaha yang berbisnis data center. Salah satunya, Hyperscale Data Center yang diperkirakan beroperasi mulai kuartal kedua 2022.
"Kami mengembangkan data center karena permintaan yang tumbuh signifikan dari aktivitas bisnis digital perusahaan," kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, kemarin.
Selain itu, Telkom menjalin kerja sama strategis dengan Microsoft. Inisiatif itu diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan bisnis BUMN telekomunikasi. Khususnya di ranah platform digital dan layanan digital. "Kami berharap bisa memperlihatkan hasil yang baik dalam 2–3 tahun ke depan," ujarnya.
TLKM pada kuartal pertama 2022 berhasil mencatatkan pendapatan konsolidasi senilai Rp35,2 triliun. Angka tersebut tumbuh 3,7 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja aspek keuangan perseroan lain juga mengalami pertumbuhan. Misalnya, EBITDA yang terkerek 3,1 persen menjadi Rp19,4 triliun. Laba bersih naik 1,7 persen menjadi Rp 6,1 triliun. "Ini adalah kabar baik untuk tahun ini. Karena kami sedang fokus untuk mengakselerasi langkah transformasi perusahaan untuk menjadi digital telco," tuturnya.
Pada segmen fixed broadband, TLKM mencatat pertumbuhan pendapatan 7,9 persen menjadi Rp6,9 triliun. Lini bisnis tersebut berkontribusi sebanyak 19,5 persen. Segmen mobile membukukan pendapatan Rp21,3 triliun. Hal itu diperoleh dari anak usaha Telkomsel yang berhasil menggaet 175 juta pelanggan per Maret 2022.
Hingga Maret 2022, kelompok enterprise mencatat pendapatan Rp4,2 triliun atau tumbuh 1,9 persen. Sementara itu, segmen wholesale dan internasional membukukan Rp3,9 triliun atau naik 16 persen. "Untuk bisnis menara telekomunikasi, pendapatan Mitratel tercatat Rp1,87 triliun atau terkerek 21,5 persen," tuturnya.
Pada tiga bulan pertama tahun ini, perseroan telah menggunakan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp5,7 triliun atau 16,3 persen dari total pendapatan. Capex digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada bisnis fixed line maupun mobile.(bil/c12/dio/jpg)