Total transaksi tercatat sebesar Rp12,75 triliun dan sebanyak 15,89 miliar lembar saham berpindah kepemilikan. Sebelum libur panjang lebaran atau Jumat (31/5/2019), indeks komposite juga telah ditutup menguat 205,01 poin atau naik 1,72 persen ke level 6.209. Pada hari terakhir perdagangan itu, sebanyak 15,234 miliar saham telah berpindah kepemilikan dengan nilai transaksi mencapai Rp10,80 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Utama mengatakan trend positif perdagangan saham pada hari ini banyak dipengaruhi oleh stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan. Menurutnya, itu telah memberikan sentimen positif domestik kepada investor. Di sisi lain, kata dia, para pelaku pasar juga mengapresiasi penetapan S&P yang telah menaikkan rating outlook ekonomi Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Artinya, Indonesia saat ini merupakan negara yang di atas layak untuk investasi.

- Advertisement -

’’International Institute for Management Development (IMD) juga memberikan peringkat daya saing Indonesia yang semula berada pada posisi 43 menjadi posisi 32,’’ kata Nafan, Senin (10/6/2019). Selain faktor tersebut, kata Nafan, data makroekonomi domestik seperti data inflasi yang melebihi ekspektasi juga memberikan katalis positif untuk IHSG. Sedangkan dari internasional, Indonesia memasuki era di mana sejumlah bank sentral di berbagai negara berencana untuk menurunkan suku bunga acuan sebagai antisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Total transaksi tercatat sebesar Rp12,75 triliun dan sebanyak 15,89 miliar lembar saham berpindah kepemilikan. Sebelum libur panjang lebaran atau Jumat (31/5/2019), indeks komposite juga telah ditutup menguat 205,01 poin atau naik 1,72 persen ke level 6.209. Pada hari terakhir perdagangan itu, sebanyak 15,234 miliar saham telah berpindah kepemilikan dengan nilai transaksi mencapai Rp10,80 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Utama mengatakan trend positif perdagangan saham pada hari ini banyak dipengaruhi oleh stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan. Menurutnya, itu telah memberikan sentimen positif domestik kepada investor. Di sisi lain, kata dia, para pelaku pasar juga mengapresiasi penetapan S&P yang telah menaikkan rating outlook ekonomi Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Artinya, Indonesia saat ini merupakan negara yang di atas layak untuk investasi.

- Advertisement -

’’International Institute for Management Development (IMD) juga memberikan peringkat daya saing Indonesia yang semula berada pada posisi 43 menjadi posisi 32,’’ kata Nafan, Senin (10/6/2019). Selain faktor tersebut, kata Nafan, data makroekonomi domestik seperti data inflasi yang melebihi ekspektasi juga memberikan katalis positif untuk IHSG. Sedangkan dari internasional, Indonesia memasuki era di mana sejumlah bank sentral di berbagai negara berencana untuk menurunkan suku bunga acuan sebagai antisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi.