Jumat, 22 November 2024
spot_img

Industri Baja Masih Bisa Ekspor

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sektor ekonomi sangat terpukul dengan wabah Covid-19. Namun begitu, industri terus berupaya untuk bertahan. Bahkan ada yang bisa ekspor.

Contohnya industri logam yang memproduksi baja lapis alumunium seng (BJLAS) dan baja lapis seng (BJLS). Para produsen bisa ekspor ke Amerika, Puerto Rico, dan Kanada.

Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Dini Hanggandari mengatakan, ekspor merupakan langkah yang sangat tepat di tengah ekonomi tanah air dilanda pandemi. Apalagi saat ini utilisasi baja tengah menurun hingga 50 persen. Kemenperin tetap berupaya mengawal industri-industri baja agar tetap berjalan sehingga perekonomian tetap berdenyut.

"Pada dasarnya baja kita butuh untuk pemenuhan dalam negeri. Jika ekspor dilakukan industri berarti produknya secara suplai sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Dini Hanggandari dalam keterangan persnya, Jumat (10/4).

Baca Juga:  Ahok Jadi Komut Pertamina, PKB: Kalau Gagal Sanksi Lebih Keras

Di sisi lain, saat ini keperluan produk hilir di Indonesia rendah karena demand-nya sedang berkurang. Kebutuhan tinggi kini banyak di obat-obatan, masker, dan segala macam. "Jadi kita berharap adanya diversifikasi pasar dengan melakukan terobosan ekspor," kata Dini.

Dini menambahkan, guna mendorong terobosan ekspor ini pemerintah juga telah melakukan berbagai cara yang dapat memudahkan pelaku industri baja menembus pasar mancanegara. Selain menjamin suplai bahan baku dalam negeri, pemerintah juga punya fasilitas FTA dengan negara mitra untuk menurunkan bea masuk produk dari Indonesia.

Dini menjelaskan, pada dasarnya SNI produk baja yang disusun dalam negeri sebagian besar juga sudah mengacu pada standar internasional.

Baca Juga:  Epson Melengkapi Solusi Printer Label Terbaru Buatan Indonesia

Vice Presiden PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menuturkan, total nilai ekspor BJLAS dan BJLS pada Selasa (7/4) mencapai 300 ton. Ekspor selanjutnya, 2000 ton–3000 ton per bulan dengan nilai 1.6 – 2 juta dolar AS

Menurut Stephanus, ekspor perdana menunjukan bahwa baja produksi dalam negeri bisa bersaing di pasar internasional. Lebih penting lagi memiliki standard mutu yang diakui secara internasional pula.

"Ekspor perdana ini merupakan awal dari milestone bagi BJLAS dan BJLS produksi PT Tata Metal Lestari agar diterima di pasar global. Produk-produk yang diekspor tentu memiliki spesifikasi standar mutu yang berbeda pula."

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sektor ekonomi sangat terpukul dengan wabah Covid-19. Namun begitu, industri terus berupaya untuk bertahan. Bahkan ada yang bisa ekspor.

Contohnya industri logam yang memproduksi baja lapis alumunium seng (BJLAS) dan baja lapis seng (BJLS). Para produsen bisa ekspor ke Amerika, Puerto Rico, dan Kanada.

- Advertisement -

Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian Dini Hanggandari mengatakan, ekspor merupakan langkah yang sangat tepat di tengah ekonomi tanah air dilanda pandemi. Apalagi saat ini utilisasi baja tengah menurun hingga 50 persen. Kemenperin tetap berupaya mengawal industri-industri baja agar tetap berjalan sehingga perekonomian tetap berdenyut.

"Pada dasarnya baja kita butuh untuk pemenuhan dalam negeri. Jika ekspor dilakukan industri berarti produknya secara suplai sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Dini Hanggandari dalam keterangan persnya, Jumat (10/4).

- Advertisement -
Baca Juga:  Resmi, Samsung Pastikan Riwayat Galaxy Note Tamat!

Di sisi lain, saat ini keperluan produk hilir di Indonesia rendah karena demand-nya sedang berkurang. Kebutuhan tinggi kini banyak di obat-obatan, masker, dan segala macam. "Jadi kita berharap adanya diversifikasi pasar dengan melakukan terobosan ekspor," kata Dini.

Dini menambahkan, guna mendorong terobosan ekspor ini pemerintah juga telah melakukan berbagai cara yang dapat memudahkan pelaku industri baja menembus pasar mancanegara. Selain menjamin suplai bahan baku dalam negeri, pemerintah juga punya fasilitas FTA dengan negara mitra untuk menurunkan bea masuk produk dari Indonesia.

Dini menjelaskan, pada dasarnya SNI produk baja yang disusun dalam negeri sebagian besar juga sudah mengacu pada standar internasional.

Baca Juga:  Lion Investasi Rp6,2 Triliun Fasilitas Pemeliharaan Pesawat di Batam

Vice Presiden PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menuturkan, total nilai ekspor BJLAS dan BJLS pada Selasa (7/4) mencapai 300 ton. Ekspor selanjutnya, 2000 ton–3000 ton per bulan dengan nilai 1.6 – 2 juta dolar AS

Menurut Stephanus, ekspor perdana menunjukan bahwa baja produksi dalam negeri bisa bersaing di pasar internasional. Lebih penting lagi memiliki standard mutu yang diakui secara internasional pula.

"Ekspor perdana ini merupakan awal dari milestone bagi BJLAS dan BJLS produksi PT Tata Metal Lestari agar diterima di pasar global. Produk-produk yang diekspor tentu memiliki spesifikasi standar mutu yang berbeda pula."

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari