JAKARTA (RIAUPOS.CO) – OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) memastikan perekonomian Indonesia membaik. Tercermin dari pertumbuhan kredit dan penghimpunan dana di pasar modal.
Seiring terkendalinya pandemi Covid-19 dan meningkatnya aktivitas perekonomian.
Hal itu disampaikan Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot, kemarin (8/11). Aktivitas perekonomian global juga mulai pulih. Sejalan dengan penyebaran Covid-19 varian delta yang mulai mereda. Serta, peningkatan vaksinasi, khususnya di negara-negara berkembang.
"OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional serta terus memperkuat sinergi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan," katanya.
Sekar mengatakan, kredit perbankan mencapai Rp5.652,8 triliun atau tumbuh 2,21 persen year-on-year (YoY) dan 3,12 year-to-date (YtD) di akhir kuartal III 2021. Secara tahunan, pertumbuhan kredit sektor transportasi tumbuh paling tinggi. Yaitu 14,59 persen. Lalu, disusul sektor pertanian sebesar 4,34 persen, sektor rumah tangga 3,77 persen, dan sektor konstruksi sebesar 3,6 persen.
Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) perbankan menjadi Rp7.162,3 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 7,69 persen YoY atau 7,45 persen YtD Peningkatan tersebut didorong dengan adanya pertumbuhan tabungan dan giro. Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal hingga 26 Oktober 2021 telah mencapai Rp273,9 triliun. Meningkat 282,8 persen dari periode yang sama tahun lalu, dengan 40 emiten baru. Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana juga meningkat diiringi pertumbuhan jumlah investor domestik yang mencapai 6,4 juta investor.
Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat. Tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level 113,4. Meningkat dari bulan sebelumnya di posisi 95,5 dan kembali berada di area optimis (level indeks di atas 100).
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut, kenaikan IKK didorong oleh membaiknya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). Masing-masing indeks berada di posisi 91,8 dan 134,9. Artinya, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik. Terutama persepsi terhadap lapangan kerja dan penghasilan saat ini.
Menurut dia, perkembangan tersebut dipengaruhi oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat. Seiring pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai wilayah Indonesia sebagai dampak respons penanganan Covid-19 yang makin baik. Begitu pula, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi mendatang yang menguat dan terus berada pada area optimis.
"Penguatan ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentuknya, yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan ekspektasi kegiatan usaha," jelasnya.
Sinyal positif dari perekonomian yang mulai bangkit ikut ditangkap oleh pelaku industri kendaraan bermotor. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) tahun ini kembali menyelenggarakan Gaikindo Indonesia International Auto Show) pada tanggal 11-21 November 2021.
Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi menegaskan bahwa diselenggarakannya GIIAS menjadi salah satu upaya untuk menyambut pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19. "Pameran ini akan menjadi suatu titik balik kebangkitan ekonomi Indonesia. Pameran ini menjadi suatu event untuk Indonesia dan penanda kebangkitan ekonomi pasca pandemi," ujarnya.
Menurut Nangoi, industri otomotif menjadi salah satu industri yang terpukul karena pandemi. Namun, berkat insentif perpajakan yang diberikan pemerintah, industri otomotif dapat menjaga optimistis di tengah masa-masa sulit.
"Dengan bangga kita katakan industri otomotif masih terjaga, selama masa pandemi pabrik mobil tidak ditutup," tambah Yohannes.
Optimisme GIIAS dalam mendukung pemulihan ekonomi juga diamini oleh para peserta. Astra Financial and Logistic (AFL) yang menjadi sponsor utama GIIAS 2021, membidik 5.000 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) untuk berbagai pembelian kendaraan dengan nilai sekitar Rp800 miliar di pameran tersebut. "Kalau target kita maunya sama seperti tahun 2019, di mana kita pernah mencapai 4773 SPK. Kita kalau bisa minimal sama dengan tahun 2019. Kalau bisa sih 5.000 SPK," ujar Chief Marketing Officer Retail Business Asuransi Astra Gunawan Salim.
Menurut Gunawan, GIIAS sudah sempat absen tahun lalu. Sehingga, tahun ini pasti akan sangat dinantikan oleh masyarakat. "Terlebih akan ada banyak kendaraan baru yang di-launching. Kami dari Astra Financial merasa optimis untuk memberikan pendanaan yang bagus," pungkasnya.
Terpisah, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memandang, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III yang mencapai 3,51 persen sudah baik.