- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Serangan Israel terhadap Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 diakui McDonald’s berdampak buruk pada bisnis mereka. Melalui laporan kuartal keempat dan setahun penuh tahun 2023 yang dirilis pada Selasa (6/2), McDonald’s mengatakan penjualan hanya meningkat 0,7 persen.
Hal tersebut khususnya terjadi di sebagian besar negara Timur Tengah serta Asia, terutama Indonesia dan Malaysia. Angka tersebut, dilansir JPG dari The Hill, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penjualan perusahaan secara keseluruhan yaitu sebesar 3,4 persen.
- Advertisement -
Pertumbuhan bisnis McDonald’s di Amerika Serikat dan negara lainnya masih meningkat sebanyak kurang lebih 4 persen. Perusahaan tersebut mengatakan rendahnya jumlah tersebut mencerminkan dampak serangan Israel terhadap warga Palestina di Timur Tengah. Boikot secara global yang dilakukan atas McDonald’s karena dukungannya terhadap tentara IDF juga menjadi salah satu alasannya.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski mengatakan bahwa perusahaannya melihat dampak paling nyata terjadi di Timur Tengah, bersama dengan negara-negara muslim lainnya termasuk Malaysia dan Indonesia.
“Kami tidak mengharapkan adanya perbaikan signifikan dalam hal ini. Apa yang terjadi ini adalah sebuah tragedi kemanusiaan, dan menurut saya hal ini membebani merek-merek seperti kami,” ujarnya.
- Advertisement -
Secara konsisten dan secara global termasuk di Indonesia, McDonald’s masuk dalam daftar boikot utama dalam gerakan BDS. Hal tersebut dilakukan karena McDonald’s Israel terang-terangan mendukung genosida yang dilakukan oleh IDF terhadap warga Palestina.
Perusahaan makanan cepat saji tersebut mendapat sorotan setelah McDonald’s Israel membagikan ribuan makanan gratis kepada pasukan dan warga Israel. Tindakan tersebut memicu seruan untuk memboikot McDonald’s secara global sebagai protes atas pemboman Israel di Gaza.
Serangan Israel terhadap warga Palestina di Gaza telah menewaskan puluhan ribu orang sejak Oktober 2023 lalu, termasuk anak-anak dan wanita. McDonald’s termasuk di antara beberapa perusahaan yang menghadapi boikot secara global atas tuduhan mendukung serangan Israel di Gaza.(jpg)
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Serangan Israel terhadap Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 diakui McDonald’s berdampak buruk pada bisnis mereka. Melalui laporan kuartal keempat dan setahun penuh tahun 2023 yang dirilis pada Selasa (6/2), McDonald’s mengatakan penjualan hanya meningkat 0,7 persen.
Hal tersebut khususnya terjadi di sebagian besar negara Timur Tengah serta Asia, terutama Indonesia dan Malaysia. Angka tersebut, dilansir JPG dari The Hill, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penjualan perusahaan secara keseluruhan yaitu sebesar 3,4 persen.
- Advertisement -
Pertumbuhan bisnis McDonald’s di Amerika Serikat dan negara lainnya masih meningkat sebanyak kurang lebih 4 persen. Perusahaan tersebut mengatakan rendahnya jumlah tersebut mencerminkan dampak serangan Israel terhadap warga Palestina di Timur Tengah. Boikot secara global yang dilakukan atas McDonald’s karena dukungannya terhadap tentara IDF juga menjadi salah satu alasannya.
CEO McDonald’s, Chris Kempczinski mengatakan bahwa perusahaannya melihat dampak paling nyata terjadi di Timur Tengah, bersama dengan negara-negara muslim lainnya termasuk Malaysia dan Indonesia.
- Advertisement -
“Kami tidak mengharapkan adanya perbaikan signifikan dalam hal ini. Apa yang terjadi ini adalah sebuah tragedi kemanusiaan, dan menurut saya hal ini membebani merek-merek seperti kami,” ujarnya.
Secara konsisten dan secara global termasuk di Indonesia, McDonald’s masuk dalam daftar boikot utama dalam gerakan BDS. Hal tersebut dilakukan karena McDonald’s Israel terang-terangan mendukung genosida yang dilakukan oleh IDF terhadap warga Palestina.
Perusahaan makanan cepat saji tersebut mendapat sorotan setelah McDonald’s Israel membagikan ribuan makanan gratis kepada pasukan dan warga Israel. Tindakan tersebut memicu seruan untuk memboikot McDonald’s secara global sebagai protes atas pemboman Israel di Gaza.
Serangan Israel terhadap warga Palestina di Gaza telah menewaskan puluhan ribu orang sejak Oktober 2023 lalu, termasuk anak-anak dan wanita. McDonald’s termasuk di antara beberapa perusahaan yang menghadapi boikot secara global atas tuduhan mendukung serangan Israel di Gaza.(jpg)